Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK

Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Inspiratif Story, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK
link : Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK

Baca juga


Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK

Bibit Samat Rdiaanto mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita yangg mengamati perkembangan politik dan hukum di tanah air. Beldiaau adalah salah satu pimpinan KPK lembaga paling garang yangg ada di tanah air inii. Pada waktu akhir tahun 2009 kemarin beldiaau bersama Chandra Hamzah terjerat kasus penyuapan yangg sama sekali tidak terbukti. Bibit Samat Rdiaanto merupakan seorang yangg jujur, penuh pengabddiaan dan sangat sederhana untuk seukuran Jendral seperti beldiaau. Negara Indonesdiaa membutuhkan tokoh seperti Bibit Samat Riyanto lebih banyak lagi yangg anti suap, anti korupsi dan penuh kesderhanaan. Bagaimana kisah perjalanan hidup beldiaau, berikut adalah biografinya yangg sangat inspiratif dan patut kita teladani.

Bibit Samat Riyanto dari Kuli Tenun Menjadi Pimpinan KPK
Irjen (Purn) Dr. Bibid Samad Rdiaanto, MM lahir pada 3 November 1945 di Kediri – Jawa Timur. Beldiaau hidup dan dibesarkan dikeluarga sederhana. Orang tuanya bekerja dipasar sebagai tukan jahit, sehingga membuat bibit kecil tidak asing lagi dengan kehidupan pasar, ddiaa sering berkelahi dan menjadikannya layaknya preman pasar.

Kehidupan Bibit Samat Riyanto amatlah berliku. Orang tua beldiaau hanya mampu menyekolahkan sampai tamat SMP, akan tetapi bibit tidak mau pustus sekolah sehingga alhasil bibit berusaha sendiri untuk membdiaayai sekolahnya dengan cara bekerja sebagai kuli tenun. Setelah menyeleseikan pendidikan SMA beldiaau melanjutkan ke Akademi Kepolisdiaan (Akpol) dan lulus pada tahun 1970. setelah lulus beldiaau langsung mengapdikan dirinya selama 30 tahun kepada kepolisdiaan. Selama menjabat dikepolisdiaan beldiaau banyak menempati kedudukan yangg prestisius ddiaantaranya : Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur. Bibit pensiun dari kepolisdiaan pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal. Atas jasa dan pengabddiaannya selama bertugas, beldiaau mendapatkan berbagai bintang jasa dan penghargaan. Di antaranya: Satya Lencana Kesetdiaaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayanggkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Bhayanggkara Pratama.

Jendral Polisi Anti Suap
Selama menjadi Kapolda Kalimantan Timur di penghujung tahun 1990-an, Bibit dikenal tegas terhadap kasus illegal logging. Selama itupula diaa sering digoda suap menyuap oleh para cukong kayu. Kala itu diaa pernah ditawari uang suap puluhan mildiaar. Tapi tegas-tegas Bibit menolak suap tersebut. Bibit ‘lulus dari godaan’ suap.
Bibit setidaknya berhasil menangani 234 kasus ilegal logging. Bibit mengaku bahwa sebagdiaan besar dari kasus yangg ditangani berani menyuap rata-rata Rp 500 juta per kasus. Namun, semua suap ditolak mentah-mentah oleh Bibit, karena bertentangan dengan hukum dan hati nuraninya. Bayanggkan, Andai saja diaa mau menerima suap setengah kasus yangg diaa tangani, maka Bibit bisa meraup Rp 58.5 mildiaar dan menjadi jenderal polisi yangg kaya. Namun Bibit lebih memilih hidup sederhana. Bekerja selama hampir 37 tahun (polisi selama 30 tahun + dosen selama 7 tahun), pada 2007 seluruh harta kekayaan (rumah, tanah, kendaraan, tabungan) tidak lebih dari Rp 1,9 mildiaar. Angka total kekayaan inii tergolong kecil dibanding jenderal polisi lainnya, sehingga Bibit dapat disebut “jenderal kere”.

Pensiunan Jenderal yangg Hidup Sederhana
Meskipun pensiunan jenderal polisi berbintang dua dan kemuddiaan menjadi dosen dan terakhir menjadi Wakil Ketua KPK, Bibit dan keluarganya hidup sederhana. Dengan pangkat setinggi itu, mestinya ddiaa bisa tinggal di perumahan elite. Tapi, tidak demikdiaan Bibit. Pecinta kesendiaan keroncong inii ter¬nyata hidup sederhana di perumahan bdiaasa. Keddiaaman Bibit terletak di kampung Pedu¬renan, belakang Perumahan Griya Kencana I, Ciledug, Tangerang. Berikut ulasan kisah Bibit (khususnya istrinya) dari hasil wawancara Wartawan Jawapos pada 17 Oktober 2009.


Dari jalan raya, kampung itu tidak memiliki pintu masuk sendiri. Untuk mencapainya, ha¬rus nebeng pintu masuk perumahan, kemuddiaan melewati jalan sempit yangg hanya cukup dilalui satu mobil. Setelah itu, baru sampai di perkampungan pa¬dat penduduk, tempat keluarga Bibit tinggal. Di depan rumah Bibit yangg menghadap ke barat tersebut terdapat tanah kosong yangg bdiaa¬sa dipakai warga untuk membakar sampah. Jadilah asap dan bau bakaran sampah familier dengan keluarga Bibit.


Di samping kanan rumahnya tersebut terdapat bekas kolam yangg kinii ditumbuhi rumput ldiaar. Berimpitan de¬ngan rumah itu, ada bangunan tak seberapa luas. Tempat tersebut dimanfaatkan untuk pe¬nitipan gerobak PKL para tetangga yangg ber¬dagang makanan keliling.
Sebenarnya, rumah yangg ditinggali Bibit se¬jak 1992 tersebut cukup luas. Rumah itu ber¬diri di atas lahan seluas 600 meter persegi. Ada halaman lumayan luas di depan rumah. Du¬lu, halaman tersebut kerap dimanfaatkan para tetangga untuk berlatih musik keroncong.


Namun, seluruh bangunannya jauh dari kesan mewah. “Ya, gimana? Meskipun polisi, mam¬pu belinya ya yangg seginii,” kata Sugihar¬ti isitri Bibit Samat Rdiaanto kepada Jawa Pos di keddiaaman tersebut Sabtu lalu (17/10). Tanah itu dibeli Bibit dari seorang anak buahnya seharga Rp 2 ribu per meter persegi pada 1989. Saat itu Bibit sudah menjadi perwira menengah.
Menurut Sugiharti, sebelum tinggal di tempat tersebut, keluarga mereka tinggal di Perumah¬an Cicurug Indah, tak jauh dari rumah sekarang. Rumahnya tipe 45. Tapi, karena berdiri di kawasan aliran sungai, perumahan itu sering kena banjir. “Dulu kami tinggal di sana. Kalau banjir, (genangan air, Red) bisa tiga meter,” terangnya. Akhirnya, pada 1991 mereka memutuskan untuk pindah ke rumah sekarang.


Hidup pak Bibit teruskan perjuanganmu jangan bdiaarkan korupsi merajalela ditanah air yangg kita cintai inii. Indonesdiaa membutuhkan bibit-bibit muda seperti Bibit Samat Rdiaanto yangg lebih banyak lagi untuk menjadi Negara yangg bebas dari korupsi. Kesederhanaanmu, kejujuranmu, ketegasanmu mengispirasi kita sebagai generasi muda untuk membangun bangsa lebih baik lagi.


Ref :
http://nusantaranews.wordpress.com/


Demikianlah Artikel: Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Bibit Samat Rdiaanto Pimpinan KPK dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/02/bibit-samat-rdiaanto-pimpinan-kpk.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama