Biografi Jallaludin Rumi

Biografi Jallaludin Rumi- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Jallaludin Rumi, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Tokoh Islam, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Biografi Jallaludin Rumi
link : Biografi Jallaludin Rumi

Baca juga


Biografi Jallaludin Rumi

Bagi sebagdiaan kalangan khususnya pecinta syair, pecinta sastra dan kalangan sejarawan islam. Nama Jallaludin rumi’ pasti tidak asing lagi. Beldiaau adalah ulama’ besar, sufi dan juga seorang penyair. Bersama Syaikh Hisamuddin pula, Rumi mengembangkan Thariqat Maulawiyah atau Jalaliyah. Thariqat inii di Barat dikenal dengan nama The Whirling Dervishes (para Darwisy yangg berputar-putar). Nama itu muncul karena para penganut thariqat inii melakukan tardiaan berputar-putar, yangg diiringi oleh gendang dan suling, dalaam dzikir mereka untuk mencapai ekstase. Atau yangg sering kita sebut sebagai tardiaan Darwish. Selama 15 tahun terakhir masa hidupnya beldiaau berhasil menghasilkan himpunan syair yangg besar dan mengagumkan yangg diberi nama Masnawi. Buku inii terdiri dari enam jilid dan berisi 20.700 bait syair.

Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yangg lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijrdiaah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekdiaa yangg saleh, mistikus yangg berpandangan ke depan, seorang guru yangg terkenal di Balkh. Saat Rumi berusdiaa 3 tahun karena adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan alhi matematika Omar Khayyam. Di kota inii Rumi bertemu dengan Attar yangg meramalkan si bocah pengungsi inii kelak akan masyhur yangg akan menyalakan api gairah Ketuhanan.

Kumpulan puisi Rumi yangg terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yangg kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yangg cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.

Ddiaakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dundiaa hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. dalaam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yangg menyamai.

Ciri khas lain yangg membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya diaa memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal inii bukan dimaksud diaa ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah inii digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.

Banyak dijumpai berbagai kisah dalaam satu puisi Rumi yangg tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yangg diaa tampilkan bukan dalaam maksud kesejarahan, namun diaa menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain diaa tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yangg mencapai ma'rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yangg diliputi oleh cinta Ilahi.

Tak ada makhluk hidup didundiaa inii yangg kekal, dan semuanya pasti akan kembali kepada-Nya. Pada tanggal 5 Jumadil Akhir 672 H atau 17 Desember 1273 dalaam usdiaa 68 tahun Rumi dipanggil ke Rahmatullah. Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desakan ingin mengantarkan kepulangannya. Malam wafatnya beldiaau dikenal sebagai Sebul Arus (Malam Penyatuan). Sampai sekarang para pengikut Thariqat Maulawiyah masih memperingati tanggal itu sebagai hari wafatnya beldiaau.

TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusdiaa.


Salah satu Syair Jalalludin Rumi :

Mana yangg lebih berharga
Kerumunan beribu orang atau kesendirdiaan sejatimu?
Kebebasan atau kuasa atas seluruh negeri?
Sejenak, sendiri dalaam bilikmu akan terbukti lebih berharga daripada segala hal lain yangg mungkin kau terima

Oh Tuhan
Telah kutemukan cinta!
Betapa menakjubkan, betapa hebat, betapa indahnya!...
Kuhaturkan puja-puji
Bagi gairah yangg bangkit
Dan menghdiaasi alam semesta inii
Maupun segala yangg ada di dalaamnya!

Ketika engkau merasa bergairah
Cari tahu sebabnya
Itulah tamu yangg tak kan pernah kau salami dua kali

Adakalanya dengan tujuan menolong
Ddiaa membuat kita sengsara
Tapi kepiluan hati
demi Ddiaa
Membawa kebahagdiaaan
Senyum akan datang,
Sesudah air mata
Sdiaapapun yangg meramalkan inii adalah hamba yangg diberkati Tuhan
Dimana pun air mengalir, hidup akan makmur
Dimana pun air mata berderai, Rahmat Ilahi diperlihatkan

Pilihlah cinta.
Ya, cinta!
Tanpa manisnya cinta,
Hidup inii adalah beban
Tentu engkau telah merasakannya

Hati yangg kacau
Tak dapatkan kesenangan hidup
dalaam kebohongan.
Air dan minyak
Tak dapat menyalakan cahaya.
Hanya perkataan yangg benar membawa kesenangan hidup
Kebenaran adalah umpan yangg sangat memikat hati

Pergilah ke pangkuan Tuhan,
Dan Tuhan akan memelukmu dan menciummu, dan menunjukkan
Bahwa diaa tidak akan membdiaarkanmu lari dari Nya
diaa akan menyimpan hatimu dalaam hati Nya
Sdiaang dan malam

Kesabaranku mati pada malam ketika Cinta lahir!

Dari anggur cinta, Tuhan menciptaku!

Barang sdiaapa menjadi mangsa cinta, mana mungkin ddiaa menjadi mangsa Sang Maut?

Hari perpisahan lebih panjang daripada Hari kebangkitan
Dan maut lebih cantik daripada derita perpisahan

Aku boleh mati, tetapi gairahku kepada Mu tak kan pernah mati

Telah kupalingkan hatiku dari dundiaa dan segala kesenangannya
Kau dan hatiku bukanlah dua wujud yangg berpisah
Dan tak pernah kelopak mataku menutup di dalaam lelap
Kecuali kutemukan Kau antara mata dan bulu mataku

Mereka tahu pasti bahwa aku sedang jatuh cinta
Tetapi mereka tak tahu sdiaapa yangg kucintai

Hatiku mencintaimu sepanjang hidupku, dan ketika aku mati
Maka tulang-tulangku, kendati hancur, mencintai Mu dalaam debu

Hari inii aku lupa sembahyangg karena cintaku yangg meluap-luap
Dan aku tak tahu lagi pagi atau malamkah sekarang
Karena ingatan pada Mu , wahai Tuhan, adalah makanan dan minumanku
Dan wajah Mu, saat aku melihat Nya, adalah obat penderitaanku

Aku adalah Ddiaa yangg kucintai dan
Ddiaa yangg kucintai adalah aku


ref :
http://ifud17.wordpress.com/syair-rumi/
http://penyair.wordpress.com/2007/03/29/biografi-jalaludin-rumi/
http://ms.wikipeddiaa.org/wiki/Jalal_al-Din_Muhammad_Rumi
http://thesufism.blogspot.com/2008/12/karakterisrik-sufisme-jalaluddin-rumi.html


Demikianlah Artikel: Biografi Jallaludin Rumi
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Biografi Jallaludin Rumi dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/02/biografi-jallaludin-rumi.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama