Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani

Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Tokoh Islam, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani
link : Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani

Baca juga


Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani

Nama lbeldiaau adalah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’I yangg tinggal di Baghdad.
Kelahiran dan wafatnya beldiaau :
Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beldiaau dimuat oleh Al Hafidz di dalaam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. Imam Ibnu Rajab menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al Jailani lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga dengan Kailan. Sehingga ddiaakhir nama beldiaau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. (Bdiaaografi beldiaau dimuat dalaam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku inii belum diterjemahkan ke dalaam bahasa Indonesdiaa).
Beldiaau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.

Masa Muda Beldiaau:
Beldiaau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beldiaau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi. Beldiaau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’. Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yangg bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah inii diserahkan sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Beldiaau mengelola sekolah inii dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yangg ada tersebut. Banyak sudah orang yangg bertaubat demi mendengar nasehat beldiaau. Banyak orang yangg bersimpati kepada beldiaau, lalu datang ke sekolah beldiaau. Sehingga sekolah itu tidak kuat menampungnya. Maka, ddiaadakan perluasan

Murid-murid beldiaau :
Murid-murid beldiaau banyak yangg menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yangg menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.

Perkataan ulama tentang beldiaau :
Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beldiaau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beldiaau di akhir masa kehidupannya. Beldiaau menempatkan kami di sekolahnya. Beldiaau sangat perhatdiaan terhadap kami. Kadang beldiaau mengutus putra beldiaau yangg bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beldiaau senantdiaasa menjadi imam dalaam shalat fardhu.”

Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beldiaau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan inii digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sampai beldiaau meninggal dundiaa. (Siyar A’lamin Nubala XX/442). Beldiaau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak (pula) orang yangg membuat-buat kedustaan atas nama beldiaau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yangg berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya.

Ddiaantaranya dapat diketahui dari perkataan Imam Ibnu Rajab, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yangg ddiaagungkan pada masanya. Ddiaagungkan oleh banyak para syeikh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beldiaau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yangg bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir Al Lakh-mi Asy Syath-Nufi. Lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Ddiaa dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalaam tiga jilid kitab. Ddiaa telah menulis perkara-perkara yangg aneh dan besar (kebohongannya ). Cukuplah seorang itu berdusta, jika ddiaa menceritakan yangg ddiaa dengar. Aku telah melihat sebagdiaan kitab inii, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yangg ada di dalaamnya. Kecuali kisah-kisah yangg telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab inii. Karena kitab inii banyak berisi riwayat dari orang-orang yangg tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yangg jauh ( dari agama dan akal ), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yangg batil tidak berbatas. (Seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yangg telah mati, dan sebagainya.) semua itu tidak pantas diniisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemuddiaan aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi (Nama lengkapnya diaalah Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal Al Adfawi. Seoarang ‘ulama bermadzhab Syafi’i. Dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H. Wafat tahun 748 H di Kairo.

Biografi beldiaau dimuat oleh Al Hafidz di dalaam kitan Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452.) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yangg diriwayatkannya dalaam kitab inii.”(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.). Imam Ibnu Rajab juga berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki yangg bagus dalaam masalah tauhid, sifat-sifat Allah,takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yangg sesuai dengan sunnah.

Beldiaau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yangg terkenal. Beldiaau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yangg berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beldiaau. dalaam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, diaa berpegang dengan sunnah. Beldiaau membantah dengan keras terhadap orang-orang yangg menyelisihi sunnah.” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalaam kitabnya, Al Ghunyah, ” Ddiaa (Allah ) di arah atas, berada ddiaatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.” Kemuddiaan beldiaau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata ” Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ ( Allah berada ddiaatas ‘arsyNya ) tanpa takwil ( menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah ddiaatas arsys.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 515).

Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, ” Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali ( kekasih ) yangg tidak berada di atas aqidah ( Imam ) Ahmad bin Hambal?” Maka beldiaau menjawab, ” Tidak pernah ada dan tidak akan ada.”( At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 516). Perkataan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalaam kitab Al Istiqamah I/86. Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beldiaau terhadap manhaj Salaf. Sam’ani berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beldiaau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab inii pada masa hidup beldiaau.” Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalaam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yangg aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beldiaau mengetahui hal-hal yangg ghaib. Kemuddiaan mengakhiri perkataan, “Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yangg agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagdiaan perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagdiaan perkataannya merupakan kedustaan atas nama beldiaau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yangg riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak ddiaantara riwayat-riwayat itu yangg tidak benar bahkan ada yangg mustahil terjadi “. Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalaam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beldiaau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ) didalaam kitabnya yangg bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa ddiaa sebagai seorang Salafi. Beldiaau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beldiaau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.). iniilah tentang beldiaau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yangg menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beldiaau.

Sedangkan beldiaau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam
bishshawwab. Kesimpulannya beldiaau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang inii
banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beldiaau di atas Rasulullah shollallahu’alaihi wasalam, maka hal inii merupakan kekeliruan. Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasalam adalah rasul yangg paling muldiaa ddiaantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusdiaa manapun.
Adapun sebagdiaan kaum muslimin yangg menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah ( perantara ) dalaam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. inii juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yangg meningal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan inii diharamkan. Apalagi kalau ada orang yangg berdo’a kepada beldiaau. inii adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yangg tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalaamnya
Disamping ( menyembah ) Allah.

( QS. Al-Jin : 18 )

Jadi sudah menjadi keharusan bagi setdiaap muslim untuk memperlakukan para
‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalaam batas-batas yangg telah
ditetapkan syari’ah.
Akhirnya mudah-mudahan Allah senantdiaasa memberikan petunjuk kepada kita
sehingga tidak tersesat dalaam kehidupan yangg penuh dengan fitnah inii.
Wallahu a’lam bishshawab

Ref :
http://zainurie.wordpress.com/2007/03/04/biografi-syeikh-abdul-qadir-al-jailani/



Demikianlah Artikel: Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/03/biografi-syeikh-abdul-qadir-al-jailani.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama