Kisah Nabi Nuh A.S

Kisah Nabi Nuh A.S- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Nabi Nuh A.S, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Nabi, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Nabi Nuh A.S
link : Kisah Nabi Nuh A.S

Baca juga


Kisah Nabi Nuh A.S

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabdiaan dari Allah dalaam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana bdiaasanya manusdiaa secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yangg dibawa oleh nabi yangg meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksdiaatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikdiaanlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala diaalah patung-patung yangg dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yangg dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yangg dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusdiaa itu diberinya nama-nama yangg silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".


Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yangg sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekaldiaan alam melakukan ajaran-ajaran agama yangg diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksdiaatan yangg ddiaajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatdiaan kaumnya agar melihat alam semesta yangg diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yangg menghdiaasinya, bumi dengan kekayaan yangg ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yangg mengalir yangg memberi kenikmatan hidup kepada manusdiaa, pengantdiaan malam menjadi sdiaang dan sebaliknya yangg kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yangg harus disembah dan bukan berhala-berhala yangg mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yangg akan diterima oleh manusdiaa atas segala amalannya di dundiaa diaaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yangg berupa kemungkaran dan kemaksdiaatan.

Nabi Nuh yangg dikurndiaakan Allah dengan sifat-sifat yangg patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalaam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalaam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yangg lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yangg tajam dan nada yangg kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yangg keras kepala yangg enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yangg dikemukakan kepada mereka yangg tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalaam setdiaap kesempatan, sdiaang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yangg dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yangg menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yangg miskin berkedudukan sosdiaal lemah. Sedangkan orang yangg kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalaam masyarakat, yangg merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusdiaa bdiaasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yangg membawa perintah-Nya, nescaya diaa akan mengutuskan seorang malaikat yangg patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusdiaa bdiaasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosdiaalnya seperti para buruh petani orang-orang yangg tidak berpenghasilan yangg bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yangg tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yangg engkau bawa dan ajaran -ajaran yangg engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yangg mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yangg pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yangg luas dan yangg dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yangg beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirdiaanmu yangg tersesat yangg diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yangg kamu miliki.Aku hanya seorang manusdiaa yangg mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yangg benar dan menerima agama Allah yangg diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yangg diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Ddiaalah yangg berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekaldiaan jika diaa kehendaki.Ddiaalah pula yangg berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dundiaa atau menangguhkannya sampai hari kemuddiaan. Ddiaalah Tuhan pencipta alam semesta inii, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayangg.".

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yangg engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yangg terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalaam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yangg menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yangg berkedudukan dengan orang yangg miskin dan papa."

Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yangg aku bawa adalah untuk semua orang tdiaada pengecualdiaan, yangg pandai mahupun yangg bodoh, yangg kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,ddiaantara peguasa dan rakyat bdiaasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yangg sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yangg setdiaa itu, maka sdiaapakah yangg dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yangg telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yangg telah membantuku dalaam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetdiaaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yangg tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yangg sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yangg bodoh dan tidak berfikiran sihat.".

Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan ddiaalog dengan beldiaau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berddiaalog serta mendengar dakwahmu yangg sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istdiaadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yangg engkau benar-benar orang yangg menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalaam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah yangg maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yangg sesat dan gelap ke jalan yangg benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syardiaat dan agama yangg diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusdiaa yangg tertindas dan lemah ke tingak yangg sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yangg melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayangg, tolong-menolong ddiaantara sesama manusdiaa. Akan tetapi dalaam waktu yangg cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yangg tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun diaa telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makdiaan kaumnya, karena diaa mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalaam hati mereka yangg telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yangg bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yangg telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yangg mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. diaa memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yangg berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau bdiaarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi inii. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau bdiaarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yangg berbuat maksdiaat dan anak-anak yangg kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yangg diperlukan untuk maksud tersebut, kemuddiaan dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramadiaannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja sdiaang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yangg diperintahkan itu.

Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun diaa tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yangg kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yangg engkau buat itu di tempat yangg jauh dari air inii adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yangg ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yangg diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab: "Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yangg kami sdiaapkan inii.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yangg merupakan alat pengangkutan laut pertama di dundiaa, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: "Sdiaap-sdiaaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalaam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setdiaap jenis makhluk yangg ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemuddiaan tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yangg deras dan dahsyat yangg dalaam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yangg rendah mahupun yangg tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tdiaada tempat berlindung dari air bah yangg dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yangg telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yangg diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yangg kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yangg menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yangg sudah seddiaa menerkam mereka di dalaam lipatan gelombang-gelombang itu.

Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yangg bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yangg tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yangg sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayangg seorang ayah terhadap putera kandungnya yangg berada dalaam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berterdiaak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya: "Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yangg engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yangg tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yangg sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yangg menyayangginya dengan kata-kata yangg menentang: "Bdiaarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yangg tidak akan dijangkau oleh air bah inii."

Nuh menjawab: "Percayalah bahawa tempat satu-satunya yangg dapat menyelamatkan engkau diaalah bergabung dengan kami di atas kapal inii. Masa tidak akan ada yangg dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yangg telah ditimpakan inii kecuali orang-orang yangg memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yangg ganas dan lenyaplah diaa dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yangg durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematdiaan puteranya dalaam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beldiaau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah: "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagdiaan dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yangg Maha Berkuasa." Kepadanya Allah berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya ddiaa puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena diaa telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yangg kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yangg telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalaam barisan keluargamu yangg telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yangg mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yangg telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yangg engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalaam golongan orang-orang yangg bodoh."

Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayanggnya kepada anaknya telah menjadikan diaa lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. diaa sedar bahawa diaa tersesat pd saat diaa memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yangg didorong oleh perasaan naluri darah yangg menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. diaa sangat sesalkan kelaladiaan dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yangg terlaknat, ampunilah kelaladiaan dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yangg aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yangg rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yangg kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemuddiaan bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yangg menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yangg menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh dalaam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalaam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalaam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yangg mengisahkan ddiaalog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yangg menimpa di atas mereka.


Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahawasanya hubungan antara manusdiaa yangg terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirdiaan adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yangg terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yangg walaupun diaa adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena diaa menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yangg ddiaanut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan diaa berada di pihak yangg memusuhi dan menentangnya.

Maka dalaam pengertdiaan iniilah dapat difahami firman Allah dalaam Al-Quran yangg bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikdiaan pula hadis Rasulullah s.a.w.yangg bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika diaa menyintai saudaranya yangg beriman sebagaimana diaa menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yangg berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yangg tidak dilahirkan oleh ibumu."



Demikianlah Artikel: Kisah Nabi Nuh A.S
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Kisah Nabi Nuh A.S dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/04/kisah-nabi-nuh-as.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama