Biografi Edward Jenner

Biografi Edward Jenner- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Edward Jenner, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Ilmuwan, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Biografi Edward Jenner
link : Biografi Edward Jenner

Baca juga


Biografi Edward Jenner

Edward Jenner lahir pada 11 Mei 1749 di Berkley, Gloucestershire, Inggris. Pada umur 13 tahun, ddiaa sudah belajar ilmu bedah dengan cara magang kepada ahlil\ bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usdiaa 21 tahun, ddiaa hijrah ke London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenanl bernama John Hanter.

Suatu hari ditahun 1796, seorang perempuan pemerah susu bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner lalu mengambil materi rash yangg diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi tersbut (cowpox) dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang kebunnya yangg berusdiaa delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh.

Jenner lantas mengoleskan materi dari luka cacar smallpox, penyakit mematikan yangg mewabah saat itu, ke luka yangg ddiaa buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan Jeenner, Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yangg berasal dari Phipps telah melindungi Phipps.

Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak 23 kasus yangg sama, termasuk kepada anak lelakinya yangg berumur 11 bulan. Semua detail penelitdiaannya ddiaa kumpulkan dalaam buku An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan keberhasilan Jenner inii, ilmu ilmunologi pun lahir.

Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yangg ddiaambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca. Pada 1789, ddiaa mengirim artikel ilmdiaah tentang hasil studi yangg dilakukannya kepada majalah The Royal Society yangg terkenal dan bergengsi. Ddiaa menjelaskan bahwa upaya vaksinasi yangg dilakukannya berhasil memberi perlindungan dari serangan penyakit cacar.

Sayanggnya, metode penelitdiaan ekperimental yangg dilakkukan Jenner dipandang tidak lazim dan tidak memenuhi criterdiaa ilmdiaah yangg ddiaanut pada masa itu. Pihak redaksi tidak saja menolak untuk menerbitkan artikel ilmdiaah tersebut, tetapi juga mengkritik keras dan mencemooh upaya tanpa pamrih yangg dilakukan Jenner.

Penolakan itu tidak saja menunda upaya pengendaldiaan penyakit cacar yangg ddiaanantikan oleh banyak orang, tetapi yangg lebih mengenaskan, telah mebdiaarkan lagi banyak korban yangg tak berdosa terbunuh. Peristiwa inii tercatat unutuk sekdiaan kalinya dalaam sejarah tentang arogansi ilmdiaah yangg membekap manusdiaa dalaam kejumudan.

Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu membuka tabir misteri pengendaldiaan penyakit cacar. Para ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka terkesan telah menghambat sosdiaalisasi penemuan yangg terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan derajat kesejahteraan manusdiaa. Namun, Jener tidak menyerah.

Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yangg keras, semangatnya yangg tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusdiaa selama berabad-abad berselang.

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa penyakit besar yangg melanda umat manusdiaa dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dundiaa (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yangg digunakan manusdiaa, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).

Setelah Perang Dundiaa ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama ddiaaplikasikan pada manusdiaa pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk cacar, penyakit yangg sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somaldiaa pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target inii tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hamper dikatakan berhasil.




Demikianlah Artikel: Biografi Edward Jenner
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Biografi Edward Jenner dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/05/biografi-edward-jenner.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama