Biografi Baharudin Lopa- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Baharudin Lopa, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Hukum, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Biografi Baharudin Lopa
link : Biografi Baharudin Lopa
Demikianlah Artikel: Biografi Baharudin Lopa
Anda sekarang membaca cerita Biografi Baharudin Lopa dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2012/09/biografi-baharudin-lopa.html
Judul : Biografi Baharudin Lopa
link : Biografi Baharudin Lopa
Biografi Baharudin Lopa
dalaam menegakkan hukum dan keadilan, Lopa, jaksa yangg hampir tidak punya rasa takut, kecuali kepada Allah. Ddiaa, teladan bagi orang-orang yangg berani melawan arus kebobrokan serta pengaruh kapitalisme dan liberalisme dalaam hukum. Sayangg, suratan takdir memanggil Jaksa Agung inii tatkala rakyat membutuhkan keberandiaannya. Tetapi ddiaa telah meninggalkan warisan yangg muldiaa untuk menegakkan keadilan. Ddiaa mewariskan keberandiaan penegakan hukum tanpa pandang bulu bagi bangsanya.
Barlop, demikdiaan pendekar hukum itu bdiaasa dipanggil, lahir di rumah panggung berukuran kurang lebih 9 x 11 meter, di Dusun Pambusuang, Sulawesi Selatan, 27 Agustus 1935. Rumah itu sampai sekarang masih kelihatan sederhana untuk ukuran keluarga seorang mantan Menteri Kehakiman dan HAM dan Jaksa Agung. Ibunda prdiaa perokok berat inii bernama Samarinah. Di rumah yangg sama juga lahir seorang bekas menteri, Basri Hasanuddin. Lopa dan Basri punya hubungan darah sepupu satu. Keluarga dekatnya, H. Islam Andada, menggambarkan Lopa sebagai pendekar yangg berani menanggung risiko, sekali melangkah pantang mundur. diaa akan mewujudkan apa yangg sudah diucapkannya. Memang ada kecemasan dari pihak keluarga atas keselamatan jiwa Lopa begitu diaa duduk di kursi Jaksa Agung. diaa patuh pada hukum, bukan pada politik. Lopa menerima anugerah Government Watch Award (Gowa Award) atas pengabddiaannya memberantas korupsi di Indonesdiaa selama hidupnya. Simboldiaasi penganugeragan penghargaan itu ditandai dengan Deklarasi Hari Anti Korupsi yangg ddiaambil dari hari lahir Lopa pada 27 Agustus.
Lopa terpilih sebagai tokoh anti korupsi karena telah bekerja dan berjuang untuk melawan ketidakadilan dengan memberantas korupsi di Indonesdiaa tanpa putus asa selama lebih dari 20 tahun. Almarhum Lopa, katanya, adalah sosok abdi negara, pegawai negeri yangg bersih, jujur, bekerja tanpa pamrih, dan tidak korup. Menurut Ketua Gowa Farid Faqih, korupsi di Indonesdiaa telah menyebabkan kebodohan dan kemiskinan bagi seluruh rakyat, tidak mungkin ddiaatasi jika pihaknya, lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, dan pimpinan parpol tetap melakukan korupsi. Karena itu perlu dimulai hidup baru melalui gerakan moral dan kebudayaan untuk memberantas korupsi.
Istri Lopa, Indrawulan, telah memberi contoh kesederhanaan istri seorang pejabat. Watak keras dan tegas suaminya tidak dibuat-buat. Karena itu, diaa berusaha sedapat mengikuti irama kehidupan suaminya, mendukungnya dan mendoakan bagi ketegaran Lopa. Lopa telah tdiaada. Memang rakyat meratapi kepergdiaannya. Tetapi kepergdiaan Lopa merupakan blessing in disguise bagi para koruptor dan penguasa yangg enggan menindak kejahatan korupsi.
dalaam usdiaa 25, Baharuddin Lopa, sudah menjadi bupati di Majene, Sulawesi Selatan. diaa, ketika itu, gigih menentang Andi Selle, Komandan Batalyon 710 yangg terkenal kaya karena melakukan penyelundupan.
Lopa pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan mengepalai Pusdiklat Kejaksaan Agung di Jakarta. Sejak 1982, Lopa menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Pada tahun yangg sama, ayah tujuh anak itu meraih gelar doktor hukum laut dari Universitas Diponegoro, Semarang, dengan disertasi Hukum Laut, Pelayaran dan Perndiaagaan yangg Digali dari Bumi Indonesdiaa.
Begitu ddiaangkat sebagai Kajati Sulawesi Selatan, Lopa membuat pengumuman di surat kabar: diaa meminta masyarakat atau sdiaapa pun, tidak memberi sogokan kepada anak buahnya. Segera pula diaa menggebrak korupsi di bidang reboisasi, yangg nilainya Rp 7 milyar.
Keberhasilannya itu membuat pola yangg diterapkannya dijadikan model operasi para jaksa di seluruh Indonesdiaa.Dengan keberandiaannya, Lopa kemuddiaan menyeret seorang pengusaha besar, Tony Gozal aldiaas Go Tiong Kien ke pengadilan dengan tuduhan memanipulasi dana reboisasi Rp 2 milyar. Padahal, sebelumnya, Tony dikenal sebagai orang yangg ''kebal hukum'' karena hubungannya yangg erat dengan petinggi. Bagi Lopa tak seorang pun yangg kebal hukum.
Lopa menjadi heran ketika Majelis Hakim yangg diketuai J. Serang, Ketua Pengadilan Negeri Ujungpandang, membebaskan Tony dari segala tuntutan. Tetapi ddiaam-ddiaam guru besar Fakultas Hukum Unhas itu mengusut latar belakang vonis bebas Tony. Hasilnya, diaa menemukan petunjuk bahwa vonis itu lahir berkat dana yangg mengalir dari sebuah perusahaan Tony.
Sebelum persoalan itu tuntas, Januari 1986, Lopa dimtasi menjadi Staf Ahli Menteri Kehakiman Bidang Perundang-undangan di Jakarta. J. Serang juga dimutasi ke Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan Ketika menjabat Jaksa Tinggi Makassar, diaa memburu seorang koruptor kakap, akibatnya diaa masuk kotak, hanya menjadi penasihat menteri. diaa pernah memburu kasus mantan Presiden Soeharto dengan mendatangi teman-temannya di Kejaksaan Agung, di saat diaa menjabat Sekretaris Jenderal Komnas HAM. Lopa menanyakan kemajuan proses perkara Pak Harto. Memang akhirnya kasus Pak Harto ddiaajukan ke pengadilan, meskipun hakim gagal mengadilinya karena kendala kesehatan.
Lopa dan Bismar Siregar merupakan contoh yangg langka dari figur yangg berani melawan arus. Sayangg Lopa sudah tdiaada dan Bismar sudah pensiun. Tetapi mereka telah meninggalkan warisan yangg muldiaa kepada rekan-rekannya. Tentu untuk diteladani. Baharudin Lopa meninggal dundiaa pada usdiaa 66 tahun, di rumah sakit Al-Hamadi Riyadh, pukul 18.14 waktu setempat atau pukul 22.14 WIB 3 Juli 2001, di Arab Saudi, akibat gangguan pada jantungnya.
Lopa, mantan Dubes RI untuk Saudi, dirawat di ruang khusus rumah sakit swasta di Riyadh itu sejak tanggal 30 Juni. Menurut Atase Penerangan Kedubes Indonesdiaa untuk Arab Saudi, Joko Santoso, Lopa terlalu lelah, karena sejak tiba di Riyadh tidak cukup istirahat.
Lopa tiba di Riyadh, 26 Juni untuk serah terima jabatan dengan Wakil Kepala Perwakilan RI Kemas Fachruddin SH, 27 Juni. Kemas menjabat Kuasa Usaha Sementara Kedubes RI untuk Saudi yangg berkedudukan di Riyadh. Lopa sempat menyampaikan sambutan perpisahan.
Tanggal 28 Juni, Lopa dan istri serta sejumlah pejabat Kedubes melaksanakan ibadah umrah dari Riyadh ke Mekkah lewat jalan darat selama delapan jam. Lopa dan rombongan melaksanakan ibadah umrah malam hari, setelah shalat Isya. Tanggal 29 Juni melaksanakan shalat subuh di Masjidil Haram. Malamnya, Lopa dan rombongan kembali ke Riyadh, juga jalan darat. Ternyata ketahanan tubuh Lopa terganggu setelah melaksanakan kegdiaatan fisik tanpa henti tersebut. Tanggal 30 Juni pagi, Lopa mual-mual, sdiaang harinya (pukul 13.00 waktu setempat) dilarikan ke RS Al-Hamadi.
Presiden KH Abdurahman Wahid, sebelum mengangkat Jaksa Agung definiitif, menunjuk Soeparman sebagai pelaksana tugas-tugas Lopa ketika sedang menjalani perawatan. Penunjukan Soeparman didasarkan atas rekomendasi yangg disampaikan Lopa kepada Presiden. Padahal Lopa sedang gdiaat-gdiaatnya mengusut berbagai kasus korupsi. Sejak menjabat Jaksa Agung, Lopa memburu Sjamsul Nursalim yangg sedang dirawat di Jepang dan Prajogo Pangestu yangg dirawat di Singapura agar segera pulang ke Jakarta. Lopa juga memutuskan untuk mencekal Marimutu Siniivasan. Namun ketiga konglomerat ?hitam? tersebut mendapat penangguhan proses pemeriksaan langsung dari Wahid, aldiaas Gus Dur.
Lopa juga menyidik keterlibatan Arifin Panigoro, Akbar Tandjung, dan Nurdin Halid dalaam kasus korupsi. Gebrakan Lopa itu sempat diniilai bernuansa politik oleh berbagai kalangan, namun Lopa tidak mundur. Lopa bertekad melanjutkan penyidikan, kecuali diaa tidak lagi menjabat Jaksa Agung.
Sejak menjabat Jaksa Agung, 6 Juni 2001, menggantikan Marzuki Darusman, Lopa bekerja keras untuk memberantas korupsi. diaa bersama staf ahlinya Dr Andi Hamzah dan Prof Dr Achmad Ali serta staf lainnya, bekerja hingga pukul 23.00 setdiaap hari. Kepergdiaan Lopa sangat mengejutkan, meninggal ketika diaa menjadi tumpuan harapan rakyat yangg menuntut dan mendambakan keadilan. Sejak menjabat Jaksa Agung (hanya 1,5 bulan), Lopa mencatat deretan panjang konglomerat dan pejabat yangg diduga terlibat KKN, untuk diseret ke pengadilan.
Ketika menjabat Menteri Kehakiman dan HAM, diaa menjebloskan raja hutan Bob Hasan ke Nusakambangan. Ktegasan dan keberandiaannya jadi momok bagi para koruptor kakap. Menurut Andi Hamzah, sebelum bertolak ke Arab Saudi, Lopa masih meninggalkan beberapa tugas berat. Kepergdiaan Lopa untuk selamanya, memang membawa dampak serius bagi kelanjutan penanganan kasus-kasus korupsi.
Banyak perkara yangg sedang digarap tidak jelas lagi ujung pangkalnya. Banyak masih dalaam tahap pengumpulan bukti, sudah ada yangg selesai surat dakwaan atau sudah sdiaap dikirim ke pengadilan. Banyak perkara yangg tertahan di lapis kedua dan ketiga. Akbar sendiri, meski termasuk tokoh politik yangg diburu Lopa, mendukung langkah penegakan hukum yangg diprakarsai Lopa. ?Kita merasa kehilangan atasas kepergdiaan Lopa.?
Pengacara yangg membela banyak kasus korupsi, Mohammad Assegaf, menyayanggkan Lopa melangkah pada waktu yangg salah. He?s the right man in the wrong time. Karena itu diaa kehilangan peluang untuk melakukan pembenahan.
Pengamat hukum JE Sahetapy menginginkan kelanjutan pengungkapan kasus-kasus korupsi, meski Lopa sudah tdiaada. Kata Sahetapy, the show must go on. Lopa sendiri sudah punya firasat, tugasnya selaku Jaksa Agung takkan lama. Banyak orang mengaitkannya dengan masa jabatan Gus Dur yangg singkat. Tetapi masa bhakti Lopa jauh lebih singkat.
diaa sudah merasa bahwa langkah yangg dimulainya akan memberatkan penerusnya.
Suber : http://www.ceritaupdate.my.id
Barlop, demikdiaan pendekar hukum itu bdiaasa dipanggil, lahir di rumah panggung berukuran kurang lebih 9 x 11 meter, di Dusun Pambusuang, Sulawesi Selatan, 27 Agustus 1935. Rumah itu sampai sekarang masih kelihatan sederhana untuk ukuran keluarga seorang mantan Menteri Kehakiman dan HAM dan Jaksa Agung. Ibunda prdiaa perokok berat inii bernama Samarinah. Di rumah yangg sama juga lahir seorang bekas menteri, Basri Hasanuddin. Lopa dan Basri punya hubungan darah sepupu satu. Keluarga dekatnya, H. Islam Andada, menggambarkan Lopa sebagai pendekar yangg berani menanggung risiko, sekali melangkah pantang mundur. diaa akan mewujudkan apa yangg sudah diucapkannya. Memang ada kecemasan dari pihak keluarga atas keselamatan jiwa Lopa begitu diaa duduk di kursi Jaksa Agung. diaa patuh pada hukum, bukan pada politik. Lopa menerima anugerah Government Watch Award (Gowa Award) atas pengabddiaannya memberantas korupsi di Indonesdiaa selama hidupnya. Simboldiaasi penganugeragan penghargaan itu ditandai dengan Deklarasi Hari Anti Korupsi yangg ddiaambil dari hari lahir Lopa pada 27 Agustus.
Lopa terpilih sebagai tokoh anti korupsi karena telah bekerja dan berjuang untuk melawan ketidakadilan dengan memberantas korupsi di Indonesdiaa tanpa putus asa selama lebih dari 20 tahun. Almarhum Lopa, katanya, adalah sosok abdi negara, pegawai negeri yangg bersih, jujur, bekerja tanpa pamrih, dan tidak korup. Menurut Ketua Gowa Farid Faqih, korupsi di Indonesdiaa telah menyebabkan kebodohan dan kemiskinan bagi seluruh rakyat, tidak mungkin ddiaatasi jika pihaknya, lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, dan pimpinan parpol tetap melakukan korupsi. Karena itu perlu dimulai hidup baru melalui gerakan moral dan kebudayaan untuk memberantas korupsi.
Istri Lopa, Indrawulan, telah memberi contoh kesederhanaan istri seorang pejabat. Watak keras dan tegas suaminya tidak dibuat-buat. Karena itu, diaa berusaha sedapat mengikuti irama kehidupan suaminya, mendukungnya dan mendoakan bagi ketegaran Lopa. Lopa telah tdiaada. Memang rakyat meratapi kepergdiaannya. Tetapi kepergdiaan Lopa merupakan blessing in disguise bagi para koruptor dan penguasa yangg enggan menindak kejahatan korupsi.
dalaam usdiaa 25, Baharuddin Lopa, sudah menjadi bupati di Majene, Sulawesi Selatan. diaa, ketika itu, gigih menentang Andi Selle, Komandan Batalyon 710 yangg terkenal kaya karena melakukan penyelundupan.
Lopa pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan mengepalai Pusdiklat Kejaksaan Agung di Jakarta. Sejak 1982, Lopa menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Pada tahun yangg sama, ayah tujuh anak itu meraih gelar doktor hukum laut dari Universitas Diponegoro, Semarang, dengan disertasi Hukum Laut, Pelayaran dan Perndiaagaan yangg Digali dari Bumi Indonesdiaa.
Begitu ddiaangkat sebagai Kajati Sulawesi Selatan, Lopa membuat pengumuman di surat kabar: diaa meminta masyarakat atau sdiaapa pun, tidak memberi sogokan kepada anak buahnya. Segera pula diaa menggebrak korupsi di bidang reboisasi, yangg nilainya Rp 7 milyar.
Keberhasilannya itu membuat pola yangg diterapkannya dijadikan model operasi para jaksa di seluruh Indonesdiaa.Dengan keberandiaannya, Lopa kemuddiaan menyeret seorang pengusaha besar, Tony Gozal aldiaas Go Tiong Kien ke pengadilan dengan tuduhan memanipulasi dana reboisasi Rp 2 milyar. Padahal, sebelumnya, Tony dikenal sebagai orang yangg ''kebal hukum'' karena hubungannya yangg erat dengan petinggi. Bagi Lopa tak seorang pun yangg kebal hukum.
Lopa menjadi heran ketika Majelis Hakim yangg diketuai J. Serang, Ketua Pengadilan Negeri Ujungpandang, membebaskan Tony dari segala tuntutan. Tetapi ddiaam-ddiaam guru besar Fakultas Hukum Unhas itu mengusut latar belakang vonis bebas Tony. Hasilnya, diaa menemukan petunjuk bahwa vonis itu lahir berkat dana yangg mengalir dari sebuah perusahaan Tony.
Sebelum persoalan itu tuntas, Januari 1986, Lopa dimtasi menjadi Staf Ahli Menteri Kehakiman Bidang Perundang-undangan di Jakarta. J. Serang juga dimutasi ke Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan Ketika menjabat Jaksa Tinggi Makassar, diaa memburu seorang koruptor kakap, akibatnya diaa masuk kotak, hanya menjadi penasihat menteri. diaa pernah memburu kasus mantan Presiden Soeharto dengan mendatangi teman-temannya di Kejaksaan Agung, di saat diaa menjabat Sekretaris Jenderal Komnas HAM. Lopa menanyakan kemajuan proses perkara Pak Harto. Memang akhirnya kasus Pak Harto ddiaajukan ke pengadilan, meskipun hakim gagal mengadilinya karena kendala kesehatan.
Lopa dan Bismar Siregar merupakan contoh yangg langka dari figur yangg berani melawan arus. Sayangg Lopa sudah tdiaada dan Bismar sudah pensiun. Tetapi mereka telah meninggalkan warisan yangg muldiaa kepada rekan-rekannya. Tentu untuk diteladani. Baharudin Lopa meninggal dundiaa pada usdiaa 66 tahun, di rumah sakit Al-Hamadi Riyadh, pukul 18.14 waktu setempat atau pukul 22.14 WIB 3 Juli 2001, di Arab Saudi, akibat gangguan pada jantungnya.
Lopa, mantan Dubes RI untuk Saudi, dirawat di ruang khusus rumah sakit swasta di Riyadh itu sejak tanggal 30 Juni. Menurut Atase Penerangan Kedubes Indonesdiaa untuk Arab Saudi, Joko Santoso, Lopa terlalu lelah, karena sejak tiba di Riyadh tidak cukup istirahat.
Lopa tiba di Riyadh, 26 Juni untuk serah terima jabatan dengan Wakil Kepala Perwakilan RI Kemas Fachruddin SH, 27 Juni. Kemas menjabat Kuasa Usaha Sementara Kedubes RI untuk Saudi yangg berkedudukan di Riyadh. Lopa sempat menyampaikan sambutan perpisahan.
Tanggal 28 Juni, Lopa dan istri serta sejumlah pejabat Kedubes melaksanakan ibadah umrah dari Riyadh ke Mekkah lewat jalan darat selama delapan jam. Lopa dan rombongan melaksanakan ibadah umrah malam hari, setelah shalat Isya. Tanggal 29 Juni melaksanakan shalat subuh di Masjidil Haram. Malamnya, Lopa dan rombongan kembali ke Riyadh, juga jalan darat. Ternyata ketahanan tubuh Lopa terganggu setelah melaksanakan kegdiaatan fisik tanpa henti tersebut. Tanggal 30 Juni pagi, Lopa mual-mual, sdiaang harinya (pukul 13.00 waktu setempat) dilarikan ke RS Al-Hamadi.
Presiden KH Abdurahman Wahid, sebelum mengangkat Jaksa Agung definiitif, menunjuk Soeparman sebagai pelaksana tugas-tugas Lopa ketika sedang menjalani perawatan. Penunjukan Soeparman didasarkan atas rekomendasi yangg disampaikan Lopa kepada Presiden. Padahal Lopa sedang gdiaat-gdiaatnya mengusut berbagai kasus korupsi. Sejak menjabat Jaksa Agung, Lopa memburu Sjamsul Nursalim yangg sedang dirawat di Jepang dan Prajogo Pangestu yangg dirawat di Singapura agar segera pulang ke Jakarta. Lopa juga memutuskan untuk mencekal Marimutu Siniivasan. Namun ketiga konglomerat ?hitam? tersebut mendapat penangguhan proses pemeriksaan langsung dari Wahid, aldiaas Gus Dur.
Lopa juga menyidik keterlibatan Arifin Panigoro, Akbar Tandjung, dan Nurdin Halid dalaam kasus korupsi. Gebrakan Lopa itu sempat diniilai bernuansa politik oleh berbagai kalangan, namun Lopa tidak mundur. Lopa bertekad melanjutkan penyidikan, kecuali diaa tidak lagi menjabat Jaksa Agung.
Sejak menjabat Jaksa Agung, 6 Juni 2001, menggantikan Marzuki Darusman, Lopa bekerja keras untuk memberantas korupsi. diaa bersama staf ahlinya Dr Andi Hamzah dan Prof Dr Achmad Ali serta staf lainnya, bekerja hingga pukul 23.00 setdiaap hari. Kepergdiaan Lopa sangat mengejutkan, meninggal ketika diaa menjadi tumpuan harapan rakyat yangg menuntut dan mendambakan keadilan. Sejak menjabat Jaksa Agung (hanya 1,5 bulan), Lopa mencatat deretan panjang konglomerat dan pejabat yangg diduga terlibat KKN, untuk diseret ke pengadilan.
Ketika menjabat Menteri Kehakiman dan HAM, diaa menjebloskan raja hutan Bob Hasan ke Nusakambangan. Ktegasan dan keberandiaannya jadi momok bagi para koruptor kakap. Menurut Andi Hamzah, sebelum bertolak ke Arab Saudi, Lopa masih meninggalkan beberapa tugas berat. Kepergdiaan Lopa untuk selamanya, memang membawa dampak serius bagi kelanjutan penanganan kasus-kasus korupsi.
Banyak perkara yangg sedang digarap tidak jelas lagi ujung pangkalnya. Banyak masih dalaam tahap pengumpulan bukti, sudah ada yangg selesai surat dakwaan atau sudah sdiaap dikirim ke pengadilan. Banyak perkara yangg tertahan di lapis kedua dan ketiga. Akbar sendiri, meski termasuk tokoh politik yangg diburu Lopa, mendukung langkah penegakan hukum yangg diprakarsai Lopa. ?Kita merasa kehilangan atasas kepergdiaan Lopa.?
Pengacara yangg membela banyak kasus korupsi, Mohammad Assegaf, menyayanggkan Lopa melangkah pada waktu yangg salah. He?s the right man in the wrong time. Karena itu diaa kehilangan peluang untuk melakukan pembenahan.
Pengamat hukum JE Sahetapy menginginkan kelanjutan pengungkapan kasus-kasus korupsi, meski Lopa sudah tdiaada. Kata Sahetapy, the show must go on. Lopa sendiri sudah punya firasat, tugasnya selaku Jaksa Agung takkan lama. Banyak orang mengaitkannya dengan masa jabatan Gus Dur yangg singkat. Tetapi masa bhakti Lopa jauh lebih singkat.
diaa sudah merasa bahwa langkah yangg dimulainya akan memberatkan penerusnya.
Suber : http://www.ceritaupdate.my.id
Demikianlah Artikel: Biografi Baharudin Lopa
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Biografi Baharudin Lopa dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2012/09/biografi-baharudin-lopa.html
Posting Komentar