Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Ilmuwan,
Cerita Penemu,
Cerita Teknologi, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
link : Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
Demikianlah Artikel: Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
Anda sekarang membaca cerita Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2015/07/biografi-andy-rubin-pembuat-os-android.html
Judul : Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
link : Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
Andy Rubin lahir pada tanggal 22 Juni 1946 di New Bedford, Amerika Serikat. Ddiaa adalah pengembang dari Android OS. Sejak kecil, Rubin sudah terbdiaasa melihat banyak gadget baru. inii karena ayahnya, seorang psikolog yangg banting setir ke bisnis direct marketing, menyimpan produk elektronik yangg akan dijualnya di kamar Rubin. diaa memiliki minat besar pada segala hal yangg berbau robot. Di Carl Zeiss A.G., tempat pertama kali diaa bekerja setelah lulus kuldiaah, Rubin ditempatkan di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan dengan perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah dari Carl Zeiss, diaa sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss.
Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah, namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada tahun 1989. Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Prdiaa inii sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan prdiaa itu tempat tinggal dan sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan yangg menakjubkannya adalah prdiaa itu bekerja di Apple. Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yangg menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalaam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana diaa sempat melakukan kejahilan, seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga diaa bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley. Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, prdiaa yangg gemar membuat lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs.
Dari bagdiaan manufaktur, Rubin pindah ke bagdiaan riset di Apple. Kemuddiaan, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalaamnya. General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yangg gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Sayanggnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yangg menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur.
Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemuddiaan mendirikan Artemis Research. Perusahaan inii mengembangkan sesuatu bernama webTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan Internet dengan televisi. Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan webTV tersebut. Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yangg dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke Internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft. Pada tahun 1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, diaa tak lagi menjadi karyawan Microsoft). diaa kemuddiaan menyewa sebuah toko di Palo Alto, Californdiaa, dan menyebut toko itu sebagai laboratorium.
Di tempat yangg penuh dengan berbagai mainan robot koleksi Rubin, lahirlah sebuah ide untuk produk baru. Bersama beberapa rekannya, Rubin kemuddiaan mendirikan Danger Inc. Sukses diraih Danger melalui sebuah perangkat bernama Sidekick. Aslinya, perangkat inii dinamai Danger Hiptop, namun di pasaran diaa dikenal sebagai T-Mobile Sidekick.
“Kami ingin membuat sebuah perangkat, kira-kira seukuran batang cokelat, dengan harga di bawah 10 dolar dan bisa digunakan untuk men-scan sebuah benda serta mendapatkan informasi soal benda itu dari Internet. Lalu, tambahkan perangkat radio dan transmiter, jadilah Sidekick,” tutur Rubin soal Sidekick.
Saat inii, Sidekick memang sudah terlihat usang, namun pada masanya, Sidekick adalah sebuah benda yangg ganjil dengan konsep teknologi yangg melampaui zaman. Perangkat itu, menurut Rubin, merupakan pengakses data dengan kemampuan telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi kenyataan bahwa PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa Sidekick bukanlah PDA.
“Seharusnya, orang-orang bukan bertanya apakah inii PDA atau ponsel. Mereka harusnya bertanya, apakah inii platform untuk pengembang pihak ketiga? inii adalah hal yangg baru. inii adalah untuk pertama kalinya sebuah ponsel dijadikan platform untuk pengembang pihak ketiga,” kata Rubin.
Sekarang, apa yangg dikatakan Rubin bukan hal aneh lagi. Lihat saja Apple dengan jutaan aplikasi pihak ketiga yangg hadir di iPhone. Hal lain yangg dilakukan Danger, yangg pada masa itu belum terpikirkan, adalah menjembatani antara pembuat handset dengan penyeddiaa jaringan. Danger memutuskan untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalaam layanan Sidekick. Dengan demikdiaan, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai sumber penghasilan satu-satunya, namun juga dari layanannya. inii membuat perusahaan pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yangg sama dengan penjual perangkat (operator telekomunikasi T-Mobile).
Rubin meninggalkan Danger pada tahun 2004. Pada
2008, perusahaannya itu dibeli oleh Microsoft. Sang raksasa rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan lebih agresif lagi. Nilai yangg ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yangg beredar Microsoft membeli Danger dengan harga 500 juta dolar. Namun, pembeldiaan Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil yangg berbunga-bunga. Para eksekutif yangg tersisa dari Danger digabungkan oleh Microsoft ke dalaam Mobile Communication Business, dari divisi Entertainment dan Devices. Kemuddiaan, mereka diminta mengembang sebuah ponsel yangg dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel inii harus bisa menjadi pesaing iPhone dan BlackBerry. Menurut ComputerWorld, Project Pink menderita penyakit klasik di sebuah perusahaan besar. Karena proyeknya cukup bergengsi, diaa diperebutkan oleh beberapa pihak. Dan lebih parahnya lagi, perkembangannya makin melenceng dari yangg diinginkan. Contohnya, awalnya ponsel itu akan dikembangkan dengan basis Java namun kemuddiaan diminta untuk menggunakan sistem operasi Microsoft.
Sayanggnya, Windows Phone 7 yangg seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum sdiaap. Walhasil, saat diluncurkan, ponsel yangg akhirnya bernama Microsoft Kin inii menggunakan sistem operasi Windows untuk ponsel yangg “lawas”. Sambutan pasar yangg dingin pun membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak diluncurkan. Nasib layanan Sidekick, yangg diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu baik. dalaam satu insiden, yangg masih belum diketahui pasti apa penyebabnya, pelanggan Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka. Satu hal yangg perlu diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan ‘di awan’ (dalaam hal inii pada server yangg dikelola Microsoft dan bisa ddiaakses melalui Internet). Nah, ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.
Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuldiaah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu diniilai cukup baik dari sisi engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalaam kuldiaah tersebut. Selepas kuldiaah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan search engine Google. “Keren,” ujar Page. inii adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yangg dalaam beberapa tahun kemuddiaan akan terwujud, sebuah ponsel Google. Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya diaa mendirikan Android.
Rubin menginkubasi Android saat diaa menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, seddiaakan platform mobile yangg tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan,” ujar Rubin. Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google. Ketika membeli Android Inc., Google tidak menyebutkan dengan rinci berapa harga yangg dibayarkan dan apa yangg ingin dilakukannya dengan perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembeldiaan itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusdiaa dan teknologinya saja. Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang-orang brildiaan dari Android. inii termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President di perusahaan telekomunikasi Orange); serta Chris White (pendiri Android dan perancang tampilan serta interface WebTV).
Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain View, Californdiaa itu kemuddiaan membentuk Open Handset Alldiaance untuk mengembangkan perangkat bagi Android.
“Google tak bisa melakukan segalanya. dan kami tidak perlu itu. Itulah mengapa kami membentuk Open Handset Alldiaance dengan lebih dari 34 rekanan,” ujar Rubin.
Perangkat Android yangg hadir pasaran memang bukan buatan Google. Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.
“Sekadar melemparkan peranti lunak tidaklah cukup,” Rubin menjelaskan, “Anda perlu handset yangg dikembanglan untuk peranti lunak inii dan penyeddiaa jaringan yangg mau memasarkannya.”
Di AS, Motorola Droid jadi salah satu senjata Verizon Wireless melawan AT&T dengan iPhone-nya. Sedangkan Nexus One, ponsel Android Google buatan HTC, hadir tanpa “ikatan dinas” pada satu operator tertentu.
Kehadiran Android nampaknya berusaha menggoyangg dominasi pasar ponsel di AS. Di Indonesdiaa, Android pun nampak sdiaap jadi primadona setelah muncul dengan gegap gempita dalaam Indonesdiaa Celullar Show 2010.
“Saya tahu bakal ada FUD (fear, uncertainty, doubt). Namun, kami telah melihat beberapa kompetitor mengikuti apa yangg kami lakukan. Jadi sepertinya, kami memang di jalan yangg benar,” ujar Rubin.
Referensi :
- http://al-rasyid.blog.undip.ac.id/ta...rubin-android/
- http://en.wikipeddiaa.org/wiki/Andy_Rubin
- http://www.crunchbase.com/person/andy-rubin
Demikianlah Artikel: Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Biografi Andy Rubin Pembuat OS Android dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2015/07/biografi-andy-rubin-pembuat-os-android.html
Posting Komentar