Kisah lengkap hikayat Abu Nawas- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Kisah lengkap hikayat Abu Nawas, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Abu Nawas, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
link : Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
Demikianlah Artikel: Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
Anda sekarang membaca cerita Kisah lengkap hikayat Abu Nawas dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2022/08/kisah-lengkap-hikayat-abu-nawas.html
Judul : Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
link : Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
Assalamualaikum semuanya semoga kalian
semua dalam keadaan sehat dan
dilancarkan rezekinya Amin ya robbal
alamin tersebutlah Dimitri padat ada seorang
saudagar yang sangat pelit Dia adalah
tetangganya Abunawas padahal kekayaan
hartanya sangat berlimpah akan tetapi ia
enggan bersedekah meskipun hanya sedikit
rumahnya yang megah dan mewah berdiri
kokoh di antara rumah-rumah kumuh milik
tetangganya Namun demikian orang itu tak
punya rasa belas kasihan ia justru
memandang sebelah mata melihat kondisi
para tetangganya yang hidup dalam
kemiskinan
Abu Nawas yang tidak suka perilaku
tetangganya yang pasir itu berniat untuk
mengerjai nya
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi
ke rumah orang tersebut
sesampainya didepan gerbang rumahnya ia
berteriak mengucapkan salam
Assalamualaikum
Izinkan saya masuk
mendengar ada teriakan dari luar tuan
rumah mendekati gerbang rumahnya
ternyata yang datang adalah Abu Nawas
Ia
pun langsung menyambutnya dengan ramah
Waalaikumsalam Abunawas Silahkan masuk
tumben kamu main ke rumah saya ucapnya
berprestasi
setelah diajak masuk ke ruang tamu dan
dipersilahkan duduk Abu Nawas pun
berkata
saya ada sesuatu yang penting yang ingin
aku bicarakan
Apa itu Abu Nawas tanyanya penasaran
begini Tuan Hai saya ingin membuat
pengakuan
Saya telah mencuri ayam dan saya ingin
bertaubat
Maafkanlah dosa saya tuan ucap Abu Nawas
dengan nada memelas
saya tidak bisa mengampuni dosamu Abu
Nawas Hanya Tuan yang bisa melakukannya
balas tetangganya
lalu apa yang harus aku lakukan dengan
ayam curian ini tanya Abu Nawas kembali
ke Hai Kembalikanlah ayam itu kepada
pemiliknya Abunawas jawab tetangganya
Oh begitu ya Maukah Tuan mengambil ayam
ini bintang Abu Nawas
tidak Abunawas Saya sudah bilang
kembalikan saja kepada pemiliknya ucap
tetangganya menegaskan jadi tuan
benar-benar tidak mau menerima ayam ini
banyak Abunawas sekali tidak tetap tidak
Abunawas jawab tetangganya mulai emosi
benar nih Tuan tidak mau tanya Abu
Nawas memastikan ia betul Abunawas Saya
tidak mau jawab tetangganya
lantas Bagaimana kalau pemiliknya tetap
bersikeras tidak mau menerima ayam ini
tanya Abu Nawas kembali
begini saja Abu Nawas kalau misalkan si
pemilik ayam bersikeras tidak mau Mbak
ayamnya kamu bawa pulang saja ayam itu
dan rawatlah baik-baik balas tetangganya
Oh baiklah Tuan terima kasih atas
sarannya
kemudian Abu Nawas pun pulang kerumah
dengan membawa ayamnya sementara
tetangganya masuk kedalam rumah setelah
masuk kedalam rumah betapa kagetnya ia
melihat ayamnya hilang satu kurang ajar
Abunawas ternyata yang ia juri adalah
ayam saya kata tetangganya dalam hati
esok harinya tetangganya itu mendatangi
rumah Abu Nawas
Hai Abu Nawas yang kau
curi ternyata ayamku ya sini cepat
kembalikan pintar tetangganya tidak bisa
Kamu sendiri yang telah memberikannya
padaku kan sudah berulang kali aku
menawarkan agar kamu mau menerima
ayamnya
tapi selalu kau tolak lalu kamu
menyarankan untuk kubawa pulang
Lagian ayamnya juga sudah Kupotong dan
kujadikan hidangan ayam goreng ujar Abu
Nawas
Awas kamu Abunawas akan kubalas
perbuatanmu nanti kata tetangganya penuh
emosi Ia pun lalu pergi meninggalkan
rumah Abu Nawas
kisah selanjutnya
suatu kali Baginda Raja kedatangan dua
orang tamu Mereka berdua adalah seorang
raja dari negeri tetangga
pertemuan ketiga raja tersebut membahas
mengenai kerjasama tentang perdagangan
setelah perbincangan yang serius selesai
tibalah waktunya obrolan santai
kalian tahu tidak saya mempunyai
prajurit yang sangat pemberani
mungkin prajurit kalian tidak ada yang
Sembrani culik saya ujar raja pertama
Baginda Raja dan raja kedua pun
penasaran mereka berdua lalu bertanya
kepada raja pertama
Memangnya prajurit Anda sehebat apa
raja pertama menjawab prajurit saya dia
berani berenang di tengah kerumunan
buaya yang sedang lapar dan dia berhasil
selamat
Oh kalau cuma itu sih prajurit Saya juga
tidak kalah berani
Timpal raja kedua aku
pernah menyuruh prajuritku bertarung
melawan delapan ekor singa dimana ke-8
ekor singa tersebut sedang kelaparan dia
bertarung dengan tangan kosong dan dia
berhasil menang sedangkan ke-8 ekor
singa tersebut mati mengenaskan balas
raja kedua tak mau kalah
Lalu bagaimana dengan Baginda Raja
apakah Baginda Raja punya prajurit yang
pemberani tanya kedua raja tersebut
kepada Baginda Raja
sesaat Baginda Raja berpikir keras
jawaban apa yang harus Ia berikan ia tak
mungkin mengarang cerita bohong karena
Baginda Raja memang tak punya prajurit
yang terbilang nekat dan pemberani
seperti prajuritnya kedua tamu raja
tersebut tapi ia juga gengsi kalau
prajuritnya dibilang penakut
akhirnya terlintas di benak Baginda
sosok Abu Nawas Saya punya seseorang
yang sangat pemberani
padahal Ia bukan prajurit terlatih
apalagi ahli perang jawab Baginda Raja
kedua tamu Raja itu pun heran dan kagum
Betulkah siapa dia tanya mereka berdua
penasaran
dia adalah Abu Nawas sebagai buktinya
saya panggil dia kemari balas Baginda
Raja
kemudian Baginda Raja memerintahkan
beberapa pengawal untuk memanggil Abu
Nawas
singkat cerita sampailah Abunawas ke
istana begitu memasuki Aula kerajaan
Abunawas kaget ternyata Baginda Raja
Sedang menerima dua tamu raja dari
negeri tetangga
wahai Abunawas kemarilah titah Baginda
Raja Abu Nawas pun segera mendekat dan
memberi salam hormat kepada rajanya
ampun Paduka yang mulia
apa-apa juga tidak salah memanggil saya
Padahal Paduka sedang menerima tamu
kehormatan pucat Abu Nawas
tidak Abu Nawas memang saya sengaja
mengundangmu kemari balas Baginda Raja
begini Abunawas saya ada tugas penting untuk Hai dan kamu tidak boleh menolak
perintah saya tugas Baginda Raja
baik Paduka yang mulia saya siap dengan
perintah Paduka sahut Abunawas
kiranya Tugas apa yang akan Paduka
berikan tanya Abu Nawas
saat ini juga saya perintahkan kamu
terjun dari menara istana tidak Baginda
Raja
mendengar itu Abu Nawas kaget dan heran
karena itu sama saja bunuh diri
Papa saya tidak salah dengar Paduka
tanya Abu Nawas memastikan tidak
Abunawas kamu tidak salah dengar jawab
Baginda Raja
saya disuruh terjun dari menara
sedangkan menara istana tingginya
50meter
dasar raja tidak punya otak hujan Abu
Nawas dengan nada sewot melihat
yang Abunawas ini Baginda Raja seketika
langsung tertawa terpingkal-pingkal
sementara Abu Nawas semakin dibuatnya
heran kenapa Paduka Raja Justru malah
tertawa padahal biasanya ia marah dan
menghukum dirinya
karena tak mau ambil pusing Abunawas
lalu pergi meninggalkan ruangan istana
kalian lihat sendiri kan ucap Baginda
Raja kepada dua tamunya
Apakah di antara kalian berdua ada
rakyat kalian yang berani mengatai
rajanya hanya rakyat saya saja yang
berani dan itupun cuman satu yaitu Abu
Nawas ujar Baginda Raja sambil terus
tertawa
melihat itu kedua tamu raja tersebut
hanya bisa melongo dan mengaku kalah
kisah selanjutnya
di suatu pagi yang cerah Abu Nawas pergi
ke pasar untuk belanja kebutuhan hanya
sehari-hari sebab semalam ia mendapati
persediaan barang-barang di rumahnya
sudah habis
terlihat Abunawas sangat sibuk memilih
barang-barang kebutuhannya di pasar
barang-barang belanjaannya yang sudah
dibayar satu persatu ia masukkan kedalam
keranjang
saking asyiknya berbelanja tak terasa
keranjang miliknya sudah penuh karena
terlalu banyak Abu Nawas tidak kuat
mengangkat keranjang miliknya yang sudah
dipenuhi oleh barang belanjaan lalu ia
pun berinisiatif meminta bantuan seorang
kuli panggul untuk membawakan barang
belanjaannya
Abunawas menoleh kekanan dan kekiri
mencari seorang kuli panggul
hingga pada akhirnya pandangannya
tertuju kepada seorang lelaki yang
berbadan kekar dan tegap ia
akhir-akhir orang tersebut pastilah kuat
untuk membawakan belanjaannya yang berat
hingga sampai di depan rumahnya
Hai kamu kemarin Tolong bawakan
belanjaan saya nanti kamu saya beri ubah
ucap Abunawas baik Tuan balas seorang
tersebut
Abu Nawas pun lalu pulang bersama kuli
panggul yang membawakan barang
belanjaannya
Abunawas berjalan di depan mendahului si
kuli panggul
sekalian menunjukkan arah menuju tempat
tinggalnya
Abunawas terlalu asyik berjalan dengan
santai sampai ia tidak menyadari kalau
si kuli panggul sudah tidak berjalan
dibelakangnya kuli panggul tersebut
kabur membawa keranjang penuh belanjaan
milik Abu Nawas
seminggu pun berlalu Abunawas mencoba
mengikhlaskan dan merupakan kejadian uh
hari ini ia kembali ke pasar untuk
kembali belanja kebutuhannya sehari-hari
saat ia sedang asyik memilih-milih
barang tiba-tiba salah satu kawannya
menghampiri Hai Abu Nawas aku tadi
melihat orang yang mencuri belanjaan
move Minggu lalu kata kawannya kepada
Abu Nawas mana orangnya tanya Abu Nawas
itu dia Ayo kita tangkap dan suruh dia
ganti rugi aja kawannya
namun yang dilakukan Abu Nawas membuat
kawannya heran ia justru berlari dan
bersembunyi di sebuah warung untuk
menghindari kuli panggul yang membawa
lari belanjaannya ia bersembunyi di sana
sampai si kuli panggul pergi
meninggalkan pasar barulah setelah itu
Abu Nawas keluar dari persembunyiannya
dengan membuang nafas yang lega Hai
sebenarnya apa sih yang kamu lakukan
kenapa kamu malah bersembunyi tanya
kawannya heran begini kawan kuli panggul
itu sudah membawakan keranjang belanjaan
ku selama seminggu sedangkan aku belum
sempat memberi dia upah aku takut dia
akan menagih upahnya pasti tujuan dia ke
pasar untuk mencariku makanya aku
bersembunyi jawab Abu Nawas
mendengar penjelasan Abu Nawas kawannya
itu berlalu meninggalkannya dan berkata
Kamu memang aneh Abu Nawas kisah
selanjutnya
menjelang pagi hari suasana kota Baghdad
cukup ramai seperti biasanya orang-orang
berlalu-lalang melakukan berbagai
aktivitas mereka
sementara Abu Nawas memutuskan untuk
sedikit berkeliling disekitar tempat
Yati Halo cuaca yang cerah seolah
mendukung kegiatan Abunawas berjalan
keliling menyusuri kota
sesekali dia tersenyum dan Berhenti
sejenak manakala ada salah seorang
menyapanya
karena sikapnya ini tidak heran bila
banyak orang yang mengenalnya sebagai
sosok yang ramah kepada siapapun
meskipun Abunawas terkenal sebagai
cendekiawan pandai belum lagi dia adalah
penyair yang Mashur tapi Abunawas mau
bergaul dengan siapa saja
hal itulah yang membuat dirinya
dihormati dan disegani oleh masyarakat
saat sedang asyik menikmati suasana pagi
tanpa sengaja Abunawas melewati depan
rumah Hakim kota
rumahnya megah dan besar seperti
layaknya rumah pejabat pada umumnya
kebetulan tua kini sedang duduk santai
di halaman rumahnya Hakim kota ini
terkenal pandai dan sangat bijak dalam
memutuskan persoalan
bisa dikatakan dialah satu-satunya Hakim
cendekiawan di kota Baghdad
melihat Abu Nawas lewat di depan
rumahnya Tuan Hakim segera menyapanya
Hai Abu Nawas mau kemana tanya Tuan
Hakim
biasalah Tuan jalan-jalan menghilangkan
rasa suntuk jawab Abu Nawas
tunggu Abunawas Jangan pergi dulu cegah
Tuan Hakim
Memangnya ada apa Tuan sepertinya
penting sekali tanya Abu Nawas
sini mampir ke rumahku ada yang ingin
saya tanyakan ujar Tuan Hakim
Abu Nawas lalu diajaknya masuk dan
dipersilahkan duduk di ruang tamu Hai
karena tidak terbiasa duduk di kursi
yang empuk dan mewah membuat Abunawas
agak canggung
Hakim kota itu lalu mulai mengutarakan
pemikirannya kepada Abu Nawas
seandainya manusia mau mematuhi hukum
dan etika pastilah dunia menjadi aman
dan tentram
mendengar ucapan Tuan Hakim Abu Nawas
buru-buru membantahnya bukan manusia
yang mematuhi hukum Tuan Hakim Tapi
sebaliknya justru hukumlah yang
seharusnya menyesuaikan kemanusiaan
Hakim kota mencoba berkelit untuk
membenarkan pendapatnya ia ingin menguji
kecerdasan Abu Nawas dengan mengajaknya
adu argumentasi
begini saja Abu Nawas anda akan terkenal
sebagai cendekiawan Saya ingin dengar
pendapat anda
nah Anda disuruh memilih kekayaan atau
kebijaksanaan
manakah yang akan Anda pilih tanya Tuan
Hakim
tanpa berpikir panjang Abu Nawas
langsung menjawabnya tentu saja saya
pilih kekayaan
mendengar jawaban tersebut Hakim kota
menatap Abu Nawas dan tersenyum sinis
seolah Abu Nawas tidak layak disebut
sebagai cendekiawan
sungguh sangat memalukan
Anda adalah cendekiawan yang diakui oleh
masyarakat
tapi jawaban yang anda katakan sama
sekali tidak mencerminkan seorang
cendekiawan Mengapa saya berkata
demikian karena anda lebih memilih
kekayaan dibandingkan kebijaksanaan
tutur Tuan Hakim
namun dengan santainya Abunawas balik
bertanya
Kalau tuan sendiri apa yang akan kalian
pilih kekayaan atau kebijaksanaan
tentu saja saya akan memilih
kebijaksanaan jawab Tuan Hakim tegas
sesaat Abunawas menatap Tuan Hakim
dengan penuh senyuman
terbukti bukan semua orang akan memilih
untuk mendapatkan apa yang belum
dimilikinya ujar Abu Nawas Abu Nawas pun
menutup perbincangan mereka berdua dan
pamit pergi kepada Tuan Hakim
sementara Tuan Hakim tak bisa berkata
apa-apa mendengar penuturan Abu Nawas
memang tidak salah kalau masyarakat
menganggap Abu Nawas sebagai cendekiawan
yang pintar dan cerdik gumam Tuan Hakim
dalam hati kisah selanjutnya
Abunawas terkadang dianggap sebagai
orang yang bodoh itu
dan karena perilaku dan perkataannya
yang seringkali di luar Nalar namun
sebenarnya Abu Nawas adalah orang yang
pintar dan cerdas Ia juga terkenal akan
kebijaksanaannya
banyak orang yang ingin bertemu
dengannya dengan tujuan hanya ingin
menguji seberapa cerdas dan pintar nya
Abunawas
mereka adalah orang-orang yang nyatanya
hanya tahu sedikit ilmu namun merasa
memahami berbagai ilmu
meski demikian Abunawas tetap meladeni
mereka bahkan dirinya berbicara sesuai
dengan tingkat kecerdasan lawan
bicaranya tidak heran jika terkadang
Abunawas akan bersikap seperti orang
bodoh itu semata-mata karena ia
menyesuaikan lawan bicaranya
pada suatu sore saat ia selesai jutaan
pelajaran kepada murid-muridnya Abu
Nawas tidak langsung masuk kedalam
rumahnya langkah kakinya berjalan keluar
menuju sebuah kebun luas miliknya
sesampainya disana Abunawas melepas rasa
penatnya dengan duduk santai di bawah
pohon arbei
ia melepaskan sorban dari kepalanya
untuk menikmati semilir angin yang
berhembus
kedua matanya mengamati kebunnya yang
luas ada banyak sekali buah yang ia
tanam di sana kini pandangannya tertuju
pada tanaman labu yang sudah berbuah dan
kian membesar itu pertanda bahwa
sebentar lagi dia akan bisa memanen
tanaman labu tersebut sungguh berkah
yang luar biasa Seperti biasanya setiap
kali Abunawas melihat kebesaran ciptaan
Allah ia akan merenung inner aku heran
kenapa tanaman labu yang hidup merambat
dan batangnya juga mudah patah akan
tetapi bisa menghasilkan buah yang
sangat besar sedangkan pohon arbei yang
aku duduki pohonnya tinggi dan besar
tapi buahnya kecil-kecil
Apakah Tuan tidak keliru pikir Abunawas
cukup lama ia terdiam sambil merenung
sesekali angin bertiup kecil
disekitarnya menggerakkan ranting pohon
arbei lalu mereka bergesekan satu sama
lain akibatnya salah satu buah arbei
terjatuh tepat mengenai kepala Abu Nawas
yang sedang tidak memakai sorbannya
Abu Nawas pun terperanjat dan mencari
tahu Benda apa yang barusan menimpanya
ternyata benda itu adalah buah arbei
kecil yang sudah matang
Abunawas lalu memungut dan memandanginya
sampai akhirnya ia tersenyum
sepertinya aku tahu sebabnya Allah
memang tidak pernah keliru dengan
ciptaannya
Andaikan buah arbei besarnya disesuaikan
dengan pohonnya atau besarnya seperti
buah labu pastilah kepalaku sudah hancur
kata Abu Nawas dalam hati Ia pun kembali
memuji ciptaan Allah yang sangat adil
dan tidak pernah keliru
kisah selanjutnya
seperti kita ketahui bahwa Abu Nawas
bukan saja seorang penyair yang Ulum
akan tetapi menjelang akhir kehidupannya
dia menjadi seorang ulama sufi yang arif
dan bijaksana
Sejak saat itulah Abu Nawas mengisi
hari-harinya dengan beribadah kepada
Allah
Oh iya juga senantiasa selalu membantu
masyarakat manakala ada yang membutuhkan
dirinya
perubahan sikapnya ini membuat
masyarakat menjadi segan dan
menghormatinya namun kebaikan Abu Nawas
yang suka memberi sempat dimanfaatkan
oleh kawan-kawan tongkrongannya dulu
diceritakan Abunawas mempunyai hewan
peliharaan di samping memelihara keledai
sebagai tunggangannya Ia juga memelihara
seekor kambing di mana kambing tersebut
sangat gemuk dan besar tak pernah
terlintas di benak Abunawas niatan untuk
menyembelihnya ia lebih suka menjadikan
kambingnya sebagai hewan peliharaan
Pada suatu hari kawan-kawan Abu Nawas
datang berkunjung ke rumahnya Saat
memasuki halaman rumah Mereka melihat
kambing peliharaan Abunawas karena ke
Wulan kambingnya ditaruh di samping
rumah dengan diikat seutas tali Abu
Nawas segera menyambut hangat kedatangan
kawan-kawannya itu
setelah ngobrol kesana-kemari salah satu
kawannya berkata kepada Abu Nawas
kambing punyamu hebat sekali Abunawas
gemuk dan juga sehat Bagaimana kalau
kita berpesta kita sembelih saja kambing
itu usul kawan lainnya Iya saya setuju
dagingnya pasti lezat dan enak timbal
kawan satunya
mendengar perkataan teman-temannya
Abunawas mencoba mengelak kambing saya
tidak begitu gemuk belum terlalu besar
kata Abu Nawas beralasan
bagaimanapun Abunawas sangat menyayangi
kambingnya ia tidak sampai hati jika
harus disembelih bahkan saat ia membeli
kambing tersebut di pasar tidak ada
sekalipun niatan untuk menyembelihnya
Abu Nawas hanya menginginkannya untuk
dirawat Hai Abu Nawas Apa kamu tidak
dengar kabar Kalau besok akan kiamat
kambing uh juga tidak akan bertambah
gemuk kata teman-temannya
ia Abunawas besok akan kiamat lebih baik
kita sembelih saja kambingnya sahut yang
lain
Mereka terus saja mendesak Abu Nawas
agar bersedia kambing kesayangannya
disembelih
Abu Nawas pun mulai kesal
mendengar perkataan teman-temannya yang
seperti memaksa Baiklah besok kita
adakan pesta di pantai daging kambingnya
kita bakar dan kita makan sama-sama
tutur Abunawas
nah begitu dong Abunawas Kamu Memang
sahabat sejati sahut kawan-kawannya
singkat cerita pada
istrinya Abu Nawas dan teman-temannya
berangkat menuju sebuah pantai
Setibanya disana Abu Nawas berkata
kalian bersenang-senang saja dulu biar
aku yang memasaknya
mendengar itu teman-temannya kegirangan
mereka segera melepas baju dan berenang
di tepian pantai
saat mereka sedang asyik berenang
diam-diam Abu Nawas mengambil semua baju
temannya Abu Nawas pun mulai menyembelih
kambing dan menguliti nya lalu ia
membakar semua baju temannya untuk
memanggang daging kambing tersebut
selesai berenang teman-temannya
kebingungan mencari baju Hai Abu Nawas
kamu melihat baju kami tidak tanya
mereka
tadi waktu ke sini aku lupa bahwa kayu
bakar sebagai gantinya aku bakar baju
kalian untuk memanggang daging kambing
hujan Abu Nawas hai hai Hai kamu gila ya
Abunawas masa kami harus pulang dengan
keadaan telanjang ucap mereka sewot
Percayalah padaku kalian sudah tidak
akan membutuhkan baju karena kata kalian
hari ini akan kiamat Bukan Timpal
Abunawas
teman-temannya hanya bisa bengong
mendengar jawaban Abu Nawas mereka tak
mungkin memarahi Abunawas karena yang
dilakukan Abu Nawas akibat perkataan
mereka sendiri setelah acara makan-makan
selesai terpaksa mereka harus pulang
dengan keadaan telanjang di sepanjang
perjalanan mereka ditertawakan oleh para
warga yang melihatnya
kisah selanjutnya
Alkisah di kampung Abunawas ada seorang
saudagar kaya bernama Tuan Hamid
hartanya melimpah dan mempunyai
peternakan yang besar semua kekayaan
yang miliknya tak membuatnya lupa diri
Ia tetap rajin beribadah Ia juga sering
menyantuni fakir miskin dan anak-anak
yatim
meskipun Hamid hidup bergelimang harta
tapi ia selalu merasa kesepian
Apalagi setelah wafatnya sang istri
karena menderita suatu penyakit
dari pernikahannya dulu Tuan Hamid tidak
dikaruniai seorang anak inilah yang
membuat warna Hamid bingung kepada siapa
ia harus mewariskan semua kekayaannya
hingga pada akhirnya Tuan Hamid
mempunyai inisiatif untuk mencari anak
angkat
Hai keinginannya itu lalu ia ungkapkan
kepada Abu Nawas
Bagaimana menurutmu Abunawas bila aku
mengangkat seorang anak untuk menjadi
anak asuhku aku sudah tua Abu Nawas
mungkin umurku sudah tidak lama lagi
aku ingin supaya semua hartaku ada yang
mewariskannya struktur Tuan Hamid
itu bagus dan saya sangat mendukungnya
Timpal Abunawas
tapi aku bingung Abunawas ujar Hamid
bingung kenapa atau jangan-jangan kau
ingin menikah lagi ya celetuk Abu Nawas
dengan nada menggoda
tidak sama sekali tidak aku sudah tidak
ada keinginan untuk menikah lagi
disisa hidupku yang tinggal sedikit ini
aku hanya ingin menghabiskan untuk
beribadah Hai jawab Tuan Hamid
lalu apa yang membuatmu bingung tanya
Abu Nawas
aku bingung mencari anak yang tepat Aku
ingin punya anak asuh tapi anak tersebut
harus benar-benar jujur dan Soleh supaya
semua hartaku menjadi berkah
Apakah kamu punya solusinya tanya buat
Amin
sejenak Abunawas terdiam Ia terus
memutar otak untuk mencari jalan
keluarnya
tidak Berapa lama akhirnya Abu Nawas pun
tersenyum itu pertanda ia sudah
menemukan ide yang cemerlang
soal itu biar aku yang mengaturnya Aku
punya rencana yang tepat ucap Abunawas
Apa itu Coba katakan padaku pintar Tuan
Hamid
besok pagi suruh semua sangat kecil di
kampung kita untuk berkumpul dan kita
adakan sayembara usul Abunawas
Baiklah saya ikuti saja rencanamu balas
Tuan Hamid
singkat cerita pada keesokan harinya
semua anak-anak di kampungnya diundang
mereka berkumpul di rumah tuan Hamid
baik anak orang kaya maupun anak orang
miskin semua berkumpul jadi satu
tidak lama kemudian Tuan hamil dan Abu
Nawas berdiri dihadapan anak-anak
tersebut Lalu Abu Nawas berkata kepada
mereka
aku mengumpulkan Kalian disini karena
Tuan Hamid akan mengangkat seorang anak
yang nantinya akan mewariskan kekayaan
nya Tapi sebelumnya saya akan membagikan
sesuatu kepada kalian ucap Abunawas apa
yang akan Tuan jika tanya seorang anak
aku akan membagikan benih bunga ini
siapa yang bisa membuat benih ini tumbuh
dan berbunga Indah dialah yang akan
diangkat menjadi anak tuan hamil saya
kasih waktu satu bulan kata Abu Nawas
menjelaskan
semua anak mendapatkan beberapa butir
benih mereka lalu merawatnya dengan
sukacita bahkan tidak sedikit dari orang
tua mereka yang ikut membantu
anak-anaknya
tujuannya tentu supaya bisa mendapatkan
harta warisan buat Hamid
sementara itu ada seorang anak yang tak
bisa membuat benih itu menjadi tumbuh
Dia adalah anak yatim piatu yang miskin
Ia hanya tinggal bersama neneknya yang
sudah tua anak itu pun merasa sedih ia
berkata kepada neneknya
Hai aku sudah merawatnya dengan baik
tapi kenapa benih ini tak juga tumbuh
Apa ada yang salah
neneknya lalu menyarankan untuk
mengganti potnya dengan pot yang lebih
baik anak itu lalu mengganti tanah dan
portnya dengan tanah dan pot terbaik ia
merawat benih bunga itu dengan telaten
namun benih itu cat juga tumbuh sedih
sekali hati anak itu sebulan pun berlalu
itu artinya waktu yang ditentukan telah
tiba
semua anak kembali berkumpul di halaman
rumah tuan hamil termasuk anak yatim
piatu tersebut
hampir semua anak-anak membawa pot
berisi bunga yang indah kecuali si anak
yatim Ia hanya membawa butiran bening
yang masih utuh tidak lama kemudian Abu
Nawas dan Tuan Hamid Kel yang menemui
mereka
dilihatnya satu persatu pot berisi bunga
yang dibawa anak-anak semua anak-anak
itu mengaku bahwa penikungan yang
diberikan Abunawas berbunga dengan baik
tiba-tiba Abunawas mendengar isak tangis
dari salah satu anak yang ikut berkumpul
dialah anak yatim piatu yang miskin aku
Nawas dan Tuan Hamid segera
menghampirinya
Kenapa kamu menangis tanya Abu Nawas
Maafkan saya tuan saya sudah merawat
benih bunga ini dengan baik tapi benih
bunga ini tidak mau tumbuh jawabnya
sambil menangis terisak Abu Nawas pun
tersenyum mendengar pengakuan anak yatim
tersebut Lalu ia mengumkan di hadapan
mereka bahwa anak yatim itulah yang akan
menjadi anak angkat on amit-amit jikapun
heran dengan keputusan Abunawas termasuk
Tuan Hamid sendiri salah satu anak
protes dengan keputusan Abunawas Tuan
Abu Kenapa dia yang dipilih biarkan
tidak membawa bunga
Begitu juga dengan Tuan Hamid ia
mempertanyakan keputusan Abunawas Hai
Abu Nawas Kenapa anak yang gagal malah
dia yang kamu pilih
dengan wajah tersenyum Abunawas
menjelaskan
kenapa saya memilih dia karena dia
adalah anak yang jujur
benih yang aku bagikan kepada kalian
sebenarnya sudah pureboost jadi tidak
Mungkin benih itu bisa tumbuh apalagi
sampai berbunga jelas Abunawas semua
anak yang hadir merasa malu rupanya Abu
Nawas sedang menguji kejujuran mereka
sementara
Tuan tips menguji akan
kecerdikan Abu Nawas
Bukankah kamu mencari anak yang jujur
dialah satu-satunya anak yang jujur
disini ucap Abunawas kepada Tuan Hamid
ia benar Abunawas kamu memang cerdik
puji tuan hamil anak yatim tersebut
akhirnya diangkat menjadi anak tuan
Hamid kisah selanjutnya
di suatu pagi nan cerah Abunawas duduk
santai di depan rumahnya kemudian sang
istri menghampiri dan membawakan
secangkir teh hangat
sang istri lalu berkata kepada Abu Nawas
wahai suamiku Sepertinya saya ingin buah
jeruk Maukah engkau membelikannya
untukku tanya sang istri
Hai tanpa menunggu lama setelah meneguk
secangkir teh Abu Nawas segera pergi ke
pasar saat itu juga
Setibanya disana
Abunawas memasuki toko yang menjual
buah-buahan
ia terlihat sibuk memilih buah jeruk
yang manis
satu per satu buahnya yang masukkan
kedalam keranjang dan ditimbang oleh si
penjual
beli berapa kilo Tuan Tanya si pedagang
2 kilo saja Jawab Abu Nawas
disitulah Abu Nawas merasa ada yang
tidak beres ia menduga kalau si pedagang
curang dengan cara mengurangi Timbangan
dan ternyata benar Setibanya di rumah
Abu Nawas menimbang kembali buahnya dan
bobotnya memang kurang dari dua kilo
kurang ajar dia menipuku saya tidak akan
beli disitu lagi ucap Abunawas
suatu hari ada seorang pengemis yang
sering meminta-minta di pasar meskipun
Ia seorang pengemis tapi ia orang yang
sangat jujur
saat ia berjalan meninggalkan pasar
tiba-tiba ia menemukan sebuah tas Ia pun
segera mengambil dan membukanya Ya Allah
tasnya Pak ini ada uang seribu dinar di
dalamnya aku harus mencari pemiliknya
bikin si pengemis si pengemis lalu
segera kembali ke pasar Setibanya di
pasar ia melihat seorang pedagang
berteriak bagi siapa saja yang menemukan
tas berisi uang seribu dinar maka aku
akan memberikan hadiah
pedagang tersebut ternyata adalah
pedagang buah yang terkenal curang
dimana tempo hari Abu Nawas juga belanja
ke situ si pengemis segera menemui
pedagang tersebut dan menyerahkan tas
yang ia temukan
Tuan aku menemukan tas Tuan kata si
pengemis
pedagang buah itu lalu menghitung uang
didalam tasnya jumlahnya masih utuh
seribu dinar
sementara si pengemis Masih Berdiri
dihadapannya
ngapain kamu masih disini tanya si
pedagang
Bukankah Tuan berkata akan memberikan
hadiah bagi siapa saja yang menemukannya
aku menunggu hadiah dari tuan jawab si
pengemis
ternyata si pedagang bukan hanya curang
tapi ia adalah orang yang licik dan
serakah iapun tega hendak menipu si
pengemis
hadiah apa Saya tidak salah dengar
tas ini Seharusnya berisi 2000 Dinar
tapi isinya seribu dinar
Kau pasti yang mengambil sisanya
Pergilah sebelum aku laporkan kepada
Tuan Hakim kata si pedagang dengan
kasar
aku memang pengemis Tuan tapi aku orang
yang jujur ujar si pengemis
kamu memang keras kepala
Mari kita bahwa masalah ini kepada Tuan
Hakim Ajak si pedagang
akhirnya mereka berdua pergi menemui
Tuan Hakim
Setibanya disana ternyata Tuan Hakim
sedang buru-buru pergi ke istana
Maaf saya sedang sibuk sekarang saya
tidak bisa menangani urusan kalian
begini saja kalian temui Abunawas dia
pasti akan memberikan keputusan yang
adil Dia adalah orang kepercayaan
Baginda Raja tutur Tuan Hakim
mereka berdua lalu menemui Abu Nawas
dirumahnya
Ada apa ini tanya ngawas
Saya mau minta keadilan Tuan saya sudah
menolong dia menemukan tasnya yang
hilang tapi saya malah dituduh mencuri
ujar si pengemis
dia memang mengembalikan tak saya tapi
isinya berkurang
seharusnya ada dua ribu Dinar tapi
Tinggal Seribu Dinar pasti dia telah
mencuri sisanya kata si pedagang tak mau
kalah
sejenak Abunawas terdiam
Bukankah pedagang ini yang terkenal
curang pasti dia telah berbohong pikir
Abunawas
sini tasnya Saya mau lihat perintah
Abunawas cyber dagang lalu menyerahkan
tasnya yang berisi 1000 dinar
Apakah kamu yakin tas ini isinya 2000
Dinar tanya Abu Nawas kepada si pedagang
Oh iya Tuan Saya yakin sekali kalau base
ini berisi 2000 Dinar jawab si pedagang
dan kamu Apa kamu yakin tas yang kamu
temukan berisi 1000 dinar tanya Abu
Nawas kepada si pengemis
benar Tuan jawab si pengemis
kamu sama sekali tidak mengambil uangnya
tanya Abu Nawas kembali
sumpah Tuan Saya tidak mengambilnya Saya
memang pengemis tapi saya orang yang
jujur jawab si pengemis dia bohong Tuan
tas itu seharusnya berisi 2000 Dinar
sergah si pedagang sudah sudah begini
saja saya mau tanya sekali lagi
Kamu yakin tah kamu berisi 2000 Dinar
tanya Abu Nawas kepada si pedagang Saya
yakin sekali Tuan jawab si pedagang
Hai kau bilang tasmu berisi 2000 Dinar
sementara tas yang ditemukan oleh si
pengemis isinya seribu dinar berarti tas
yang ia temukan bukan milik kamu
sekarang tas ini akan saya serahkan
kepada si pengemis dialah pemilik tas
tersebut karena ia telah menemukannya
kata Abu Nawas
tapi Tuan tas itu persis punya saya
balas si pedagang tas seperti itu banyak
dijual dipasar bukan hanya kamu saja
yang memiliki tak seperti itu sekarang
lebih baik kamu pulang atau aku adukan
kamu kepada Baginda Raja kalau kamu
sering curang saat berdagang ancam
Abunawas mendengar itu si berdagang
langsung pucat pasi
daripada ia harus menerima hukuman lebih
baik ia kehilangan uang seribu dinar
jatuh ke tangan si Hai
kisah selanjutnya
pagi itu Abu Nawas terlihat sangat
bahagia
pasalnya kemarin Ia baru saja mendapat
hadiah dari Baginda Raja Ia pun
berencana mentraktir kawan-kawannya di
warung tempat dia biasa nongkrong
bersama mereka
dengan wajah ceria ia pergi menuju
warung tersebut
Setibanya disana Abu Nawas tidak
mendapati satupun kawannya di tempat itu
kemana orang-orang Kenapa sepi sekali
tanya Abu Nawas kepada pemilik warung
mereka semua lagi pada pergi ke lapangan
Abunawas katanya sih ada pertunjukan
menarik jawab si pemilik warung Karena
penasaran Abu Nawas segera bergegas
menuju lapangan benar saja ternyata di
lapangan ramai orang-orang berkumpul
menyaksikan sebuah pertunjukan
Hai ada kerumunan apa disana tanya Abu
Nawas kepada salah satu warga ada
pertunjukan monyet ajaib jawabnya
monyet ajaib Aji bagaimana maksudnya
kata Abu Nawas penasaran
monyetnya bisa mengerti bahasa manusia
dan yang lebih menakjubkan monyet itu
hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja
ujarnya menjelaskan
Abu Nawas pun menjadi tertarik ia
penasaran ingin menyaksikan kecerdikan
dan keajaiban binatang itu
Abu Nawas mulai merangsek ke tengah
kerumunan para penonton dan sampailah Ia
di barisan terdepan karena begitu banyak
penonton yang menyaksikan pertunjukan
itu sang pemilik monyet dengan bangga
menawarkan hadiah yang cukup besar bagi
siapa saja yang sanggup membuat monyet
itu
mengangguk-angguk Eran bila banyak
diantara menonton mencoba maju satu
persatu mereka berupaya dengan beragam
cara untuk membuat monyet itu
mengangguk-angguk usaha mereka sia-sia
monyet itu tetap menggelengkan kepalanya
melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas
semakin penasaran
Bukankah katanya monyet tersebut bisa
mengerti bahasa manusia
aku tahu caranya pikir Abunawas
Ayo siapa lagi yang mau mencobanya
teriak si pemilik monyet dengan percaya
diri
Abu Nawas langsung maju kedepan
setelah berhadapan dengan monyet Abu
Nawas bertanya Tahukah Engkau siapa aku
monyet itu menggeleng
Apakah engkau tidak takut kepadaku tanya
Abu Nawas kembali monyet itu tetap
menggeleng
Apakah engkau takut kepada Tuanmu
Hai
tanya Abu Nawas memancing
mendengar pertanyaan tersebut monyet itu
menjadi Dilema kalau ia menggelengkan
kepala nanti ia dituduh berani kepada
Tuannya
kalaupun ia mengangguk ia berarti
melanggar perintah Tuhannya akhirnya si
monyet hanya terdiam
bila kamu tetap diam maka akan aku
laporkan kepada Tuanmu lanjut Abu Nawas
mulai mengancam
akhirnya monyet itu terpaksa
menganggukan kepalanya
atas keberhasilannya membuat monyet
mengangguk Abu Nawas pun mendapat hadiah
yang telah dijanjikan
Bukan main marahnya pemilik monyet itu
hingga ia memukuli binatang yang malang
tersebut
hari berikutnya ia ingin menebus
kekalahannya kali ini ia melatih
monyetnya untuk mengangguk Bahkan ia
mengancam Hai akan menghukum berat
monyetnya bila sampai terpancing
penonton untuk menggelengkan kepalanya
terutama oleh Abu Nawas tak peduli
apapun pertanyaan yang diajukan penonton
si monyet diperintahkan harus selalu
menganggu kalau sampai melanggar lagi ia
diancam akan mendapatkan hukuman yang
lebih keras
hari yang ditentukan akhirnya tiba si
pemilik monyet mulai mempertontonkan
kelucuan dan kepintaran monyet miliknya
para warga yang menyaksikan sangat
terhibur dengan aksi pertunjukan
tersebut termasuk Abu Nawas sendiri
setelah beberapa pertunjukan selesai ini
dibalas sayembara untuk keduakalinya
siapa saja yang bisa membuat monyet ini
menggelengkan kepalanya maka akan saya
beri hadiah lebih banyak dari kemarin
bereaksi pemilik monyet HAM
semua orang yang ada disitu mencoba
menerima tantangan tersebut
Tapi tidak ada satupun yang berhasil
mereka semua kewalahan
setelah tidak ada lagi yang mencobanya
Abunawas akhirnya maju kedepan
ia menghampiri monyet dan mengulang
pertanyaan yang sama
Tahukah Engkau siapa aku monyet itu
mengangguk-angguk kemudian tak takut
kepadaku tanya Abu Nawas
monyet itu tetap mengangguk
Apakah engkau tidak takut kepada Tuhanmu
monyet tersebut tetap mengangguk karena
ia tahu itu hanya jebakan saja ia tak
mau lagi tertipu untuk kedua kalinya
akhirnya Abu Nawas mengeluarkan
bungkusan kecil bergizi balsem
Hai Tahukah kamu apa guna balsem ini
monyet itu tetap mengangguk
Baiklah
bolehkah ku gosok selangkanganmu dengan
balsem tanya Abu Nawas
monyet itu tetap mengangguk lalu Abu
Nawas menggosok selangkangan binatang
itu tentu saja monyet tersebut merasa
agak kepanasan dan mulai panik kemudian
Abu Nawas menunjukkan balsem yang lebih
besar
Apakah kau tidak keberatan Kalau balsem
yang besar ini aku oleskan sampai habis
di selangkangan mu
mendengar itu tentu saja monyet itu
mulai ketakutan dan rupanya Ia lupa akan
ancaman tuannya sehingga ia terpaksa
menggelengkan kepala sambil mundur
beberapa langkah
akibat kecerdikan Abu Nawas
Ia pun
kembali memenangkan sayembara dengan
bahan dasar malu dan jengkel si pemilik
monyet menyerahkan hadiahnya
kisah selanjutnya
Tuh kan sekali dua kali Abunawas
melancong ke negeri tetangga dalam
setahun Mungkin ia sudah tiga kali
meninggalkan negerinya tentu saja
keperluannya untuk berdagang
suatu ketika Abu Nawas pergi ke suatu
Negeri gimana negeri itu hiduplah
seorang raja mempunyai istana megah yang
dikelilingi Danau
meski hidupnya bergelimang kemewahan
sang raja merasakan kejenuhan
hingga terbesit lah Tanda tanya dalam
hatinya
Mengapa tidak ada satupun Kesatria yang
sukses masuk ke istana dengan berenang
di danau tersebut
karena penasaran sang raja pun membuat
sayembara untuk mencari orang yang mampu
melakukannya
seminggu berikutnya
para pun dimulai semua rakyat
dikumpulkan di depan Danau termasuk Abu
Nawas yang kalah itu sedang berada di
negeri tersebut
lalu di depan rakyat dan prajuritnya
sang raja berbicara lantang
wahai seluruh Kesatria dan rakyatku
dengan ini saya mengumkan Saya ingin
mencari seorang lelaki yang tangguh di
negeri ini jadi saya menantang kalian
semua untuk berenang di danau ini menuju
istanaku
barangsiapa yang berhasil akan saya
kabulkan apa saja permintaan kalian
mendengar sayembara dari sang raja semua
orang pun kaget pasalnya Danau tersebut
banyak dihuni oleh buaya buaya besar dan
ganas tentu saja mereka tidak ada yang
berani
tiba-tiba muncullah prajurit ksatria
badannya tinggi dan besar dia ada
prajurit yang dikenal paling kuat
wahai Paduka yang mulia izinkan hamba
melakukan tugas ini kata prajurit
tersebut
silakan wahai prajurit ku jawab sang
raja
semua orang penasaran ingin melihatnya
apalagi dengan Abu Nawas nekat sekali
orang itu ia pasti tidak bakalan selamat
ucap Abunawas dalam hati
tepat sekali dugaan Abu Nawas
baru saja
prajurit tersebut berenang sejauh 3
meter ia langsung diserang buaya buaya
ganas akhirnya ia tewas mengenaskan
dengan perasaan sedih dan kecewa Baginda
Raja berkata
peserta pertama saya nyatakan gagal
Masih adakah yang berani mencoba tanya
sang raja
spontan semua prajurit langsung mundur
ketakutan mereka
nih kalau sang raja sampai menunjuknya
Kalian tidak usah takut aku tidak akan
memaksa kalian untuk melakukan tugas ini
ujar sang raja
tidak Berapa lama kemudian orang terkuat
dan paling pemberani dari rakyat biasa
maju ke depan menghadap Baginda Raja
Apakah kamu yakin tanya sang raja
jangan kuatir Paduka hamba adalah pawang
buaya hamba pasti bisa berhasil jawab
orang tersebut sang raja langsung
terlihat ceria
Baiklah silahkan terjun ke danau itu
tidak sang raja orang itu melaksanakan
perintah rajanya ia terjun ke danau yang
penuh dengan buaya akan tetapi dia tetap
saja mati Ia memang tidak diserang oleh
buaya namun ia mati tenggelam karena
tidak bisa berenang
akhirnya semua orang yang ada disana pun
menjadi takut mereka ikut mundur bersama
yang lain
Waduh tidak ada yang berani Bagaimana
negeri ini bisa menjadi kuat kalau
kalian semua menjadi penakut kata Sang
Raja kecewa
tiba-tiba Abu Nawas langsung menceburkan
diri ke dalam danau perbuatannya ini
tentu membuat semua orang kaget dan
cemas termasuk sang raja tersebut
Abunawas terlihat berenang sekuat tenaga
beberapa kali ia menghindar dari
serangan buaya
luar biasa ayo terus terus teriak sang
raja kegirangan yang lainpun turut
menyemangati
Abunawas sampai akhirnya
Abu Nawas berhasil Dan tiba di istana
dengan selamat tidak kurang suatu apapun
sang raja segera menghampiri guna wash
benar-benar mengagumkan Kamu hebat
sekali tapi sepertinya kamu bukan orang
negeri ini siapa namamu dan Darimana
asalmu tanya Baginda Raja
Abu Nawas yang dalam keadaan basah kuyup
dan gemetaran menjawab raja tersebut
Nama saya Abunawas Saya dari negeri
Baghdad jawab Abu Nawas
Baiklah meskipun kamu bukan orang sini
tapi saya akan tetap menepati janjiku
sekarang Apa yang kau inginkan tanya
Baginda Raja
Saya ada satu permintaan balas Abunawas
Apa itu apakah kau ingin menikah dengan
putriku tanya sang raja
bukan bukan itu jawab Abu Nawas
sang raja sedikit terkejut Bagaimana
mungkin King sang putri yang cantik
jelita ditolaknya mentah-mentah
Apa kau ingini istana dan hartaku tanya
sang raja mulai cemas
itu juga bukan aku tidak menginginkan
semua itu sahut Abu Nawas sang raja lega
mendengarnya Ia pun kembali bertanya
kepada Abu Nawas lalu apa yang kau
inginkan dengan wajah penuh amarah Abu
Nawas menjawab
Saya ingin tahu siapa yang tadi
mendorongku hingga aku terjatuh ke danau
Sekian dulu perjumpaan kita kali ini di ceritaupdate sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya jangan lupa share ke yang lain yah Terima kasih Wassalamualaikum
warahmatullah wabarakatuh
Demikianlah Artikel: Kisah lengkap hikayat Abu Nawas
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Kisah lengkap hikayat Abu Nawas dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2022/08/kisah-lengkap-hikayat-abu-nawas.html
Posting Komentar