Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Abu Nawas, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
link : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Demikianlah Artikel: Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Anda sekarang membaca cerita Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2022/09/kisah-hikayat-abu-nawas-jenaka-dan_2.html
Judul : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
link : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Assalamualaikum semuanya semoga kalian
semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal
alamin di suatu malam sehabis menunaikan salat
Isya Abunawas duduk santai di depan rumahnya
Subhanallah sungguh indah sekali ciptaanmu gumam Abu Nawas sambil terus
menatap langit yang bertabur Kemilau bintang sedang asyik-asyiknya duduk merenung
datanglah beberapa prajurit kerajaan Hai Tuhan Abu Anda diperintahkan
menghadap Baginda sekarang juga kata salah satu prajurit malam-malam begini Baginda Raja
memanggil saya memangnya tidak bisa diundur besok pagi tanya Abu Nawas
dengan nada kesal maaf tuan Abu kami hanya diperintahkan
dan Tuhan abu harus ikut dengan kami jawab si prajurit
karena ini adalah tidak Baginda Raja mau tak mau Abunawas terpaksa menurutinya
maka Pergilah Abunawas bersama beberapa prajurit kerajaan
di sepanjang perjalanan Abunawas terus menerka-nerka jebakan
apalagi yang akan Baginda Raja berikan sungguh sangat keterlaluan
sampai malam-malam begini masih saja terpikir untuk mengerjai saya pikir Abu
Nawas mulai Dongko Hai singkat cerita sampailah Abunawas di
istana ia melihat Baginda Raja sudah duduk menunggunya
wahai Abunawas kemarilah ucap Baginda Raja menyambut Abunawas
setelah berdiri di hadapan Baginda Raja Abu Nawas bertanya
ampun Paduka apa ada sesuatu yang sangat penting sehingga malam-malam begini
Paduka memanggil saya dengan wajah tersenyum Baginda Raja
menjawab begini Abunawas kemarin kan saya habis lawatan ke negeri seberang
saya punya oleh-oleh buat kamu lalu sang raja memberikan bingkisannya
kepada Abu Nawas dan ketika bingkisan tersebut dibuka Ternyata isinya cincin
berlian yang sangat indah betapa senangnya hati abu Oh ya pun merasa
bersalah karena sempat berprasangka buruk kepada rajanya Apakah ada tugas baru yang perlu hamba
laksanakan tanya Abu Nawas dengan wajah sumringah
tidak ada Abunawas Saya mengundangmu kemari hanya untuk memberi hadiah
silahkan kamu bawa pulang Balas Baginda Raja Dengan Hati penuh riang gembira Abu
Nawas pun pamit pulang kerumah esok harinya Abu Nawas pergi ke warung tempat
ia Biasa nongkrong ya pun memamerkan cincin berlian kepada kawan-kawannya
bahkan kemanapun ia pergi cincin tersebut selalu dipakainya
Hai dari jauh cincin berlian yang dipakai Abunawas tampak gemerlapan
sehingga menarik perhatian dan rasa kagum orang yang melihatnya
suatu ketika Abu Nawas melintas di depan rumah seorang saudagar Permata
sang saudagar begitu Terkesima dengan cincin yang dipakai Abu Nawas
belum pernah kulihat cincin seindah itu harganya pasti mahal sekali Mungkin
sekitar 5000 Dinar pikir saudagar tersebut dalam hati Karena penasaran
saudagar itu memanggilnya wahai Abunawas mampirlah ke mari
Abunawas lalu diajaknya masuk kerumahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu
Ada perlu apa nih Tumben sekali menyuruhku mampir ucap Abunawas Saya
ingin tahu Abu Nawas Hai cincin yang kamu pakai bagus sekali dimana
membelinya tanya saudagar sambil terus mengamati cincin yang melekat di jari
Abunawas Oh ini Ini hadiah dari Baginda Raja
jawab Abu Nawas merasa bangga jawaban tersebut semakin menguatkan
dugaan saudagar bahwa cincin berlian yang dipakai Abu Nawas memang amat
berharga dan sudah pasti bukan barang palsu jual saja cincinnya padaku aku bersedia
membayar dengan harga mahal Bagaimana kalau 2000 Dinar kata saudagar membujuk
namun Abu Nawas menolak dengan menggelengkan kepalanya si saudagar
terus saja merayu Abu Nawas agar mau menjual cincinnya Bahkan ia sampai
menakut-nakuti Abunawas demi mendapatkan cincin sebut
sekarang lagi rawan kejahatan Abunawas cincin yang kamu pakai bisa saja
dirampas Penjahat di jalan Lebih baik kau jual saja padaku dan uangmu dapat
kau belikan apa saja Abu Nawas orang yang cerdik tak mudah dikelabui
apalagi sampai tertipu ia tahu betul bahwa cincin yang dipakai harganya
sekitar 5000 Dinar Abu Nawas hanya mendiamkan saja tawaran saudagar
tersebut dari saku bajunya Abunawas mengeluarkan sapu tangan lalu
digosok nya cincin itu dengan saputangan makin bergembiralah cincin berliannya
melihat itu si saudagar semakin berhasrat untuk memilikinya
Baiklah Abunawas aku bayar dengan harga 4000 Dinar Kakashi saudara bacuk
mana boleh cincin berlian yang indah begini dihargai 4000 Dinar hujan Abu
Nawas yang akan Beranjak Pergi tunggu Abunawas tunggu sebentar Baiklah
aku tawar dengan harga 5000 Dinar Tapi saat ini aku hanya punya 4000 Dinar Beri
aku waktu tiga hari kata saudagar mencegahnya Abu Nawas hanya tersenyum lalu pergi
meninggalkannya ketika malam tiba saatnya bagi Abu Nawas
untuk memejamkan mata cincin berlian masih terpasang di jarinya dan saat ia
tertidur ia bermimpi saudagar Permata datang dengan membawa uang 5000 Dinar
melihat uang sebanyak itu Abu Nawas pun tergiur tanpa pikir panjang diterimanya
uang sebanyak itu lalu Abu Nawas memberikan cincinnya kepada saudagar Permata
begitu girang hatinya memiliki uang 5000 Dinar saking senangnya sampai Abunawas
berjingkrak-jingkrak sehingga keseimbangan badannya menjadi goyah Abu
Nawas pun terjatuh sambil menahan rasa sakit Abunawas segera terbangun ternyata
ia terjungkal dari tempat tidurnya yang pertama-tama ia amati adalah cincin di
jarinya Mengapa cincin ini masih ada di jariku padahal uang pembayaran dari saudagar
Permata sudah saya terima pikir Abu Nawas merasa heran esok harinya Ia
menceritakan mimpinya itu bukan saja kepada istrinya tetapi juga kepada
tetangga-tetangganya bahkan kepada semua orang yang berjumpa dengannya
diceritakan lah perihal mimpinya itu aku sudah menerima uang Heart sebanyak
lima ribu Dinar tapi cincinku belum diambil oleh saudagar yang membelinya
ucap Abu Nawas dengan terheran-heran mimpi Abu Nawas yang aneh itu segera
beredar dari mulut ke mulut akhirnya saudagar Permata itu pun mendengarnya
Padahal aku belum merasa memberikannya kalau begitu aku berhak mengambil cincin
itu pikir saudagar Permata Bukankah Abu Nawas pun mengaku kalau dia
telah menerima uang pembayaran dariku lanjutnya dalam hati saat itu juga ia berangkat menuju rumah
Abu Nawas Setibanya disana ia langsung berkata Hai Abu Nawas mana cincin berlian yang
sudah kubeli mendengar itu Abu Nawas menjadi kaget eh
tapi sahut Abunawas tersendat-sendat jangan pura-pura lupa Abunawas Semalam
aku sudah membayarmu 5000 Dinar bukan kata saudagar itu
Iya betul tapi ada dua hal yang masih harus kita sepakati pertama harga 5000
Dinner itu masih terlalu murah genap ilah jadi 6000 Dinar kedua karena cincin
permata itu pemberian Baginda Raja serah-terima cincin itu harus disaksikan
pula oleh Baginda dengan kesaksian Baginda engkau pun pasti akan yakin
bahwa cincin itu memang benar-benar pemberian Baginda Raja ujar Abu Nawas
Baiklah Abunawas nanti di hadapan Baginda Raja aku tambah 1000 dinar
Timpal saudagar itu setelah Abu Nawas bersiap-siap mereka
berdua lalu berangkat menuju istana menghadap Baginda Raja dan Di tengah
perjalanan saudagar merasa heran dengan penampilan Abunawas
Mengapa jari mu kau balut dengan saputangan tanya saudagar
tempo hari kan kamu memperingatkan aku kalau sekarang lagi rawan kejahatan
Aku khawatir ada penjahat yang akan merampas cincinku makanya aku tutupi cincinku dengan
saputangan balas Abunawas betul itu Abu Nawas saya sangat setuju kata saudagar
tersebut membenarkan Sesampainya di istana Abu Nawas dan
saudagar Permata segera menghadap Baginda Raja Paduka yang mulia
saya ingin menjual cincin yang Paduka berikan kata Abu Nawas membuka
percakapan Kenapa novel jual dan kepada siapa kau
menjualnya tanya ia Raja itu hak saya Paduka Bukankah Paduka
sudah memberikannya padaku Saya mau menjualnya kepada saudagar permata di
samping saya Ia terserah kamu itu memang sudah hak
kamu ujar Baginda Raja Abu Nawas lalu membuka balutan saputangan di jarinya
kemudian ia menunjukkan cincinnya kepada Baginda Raja
Bukankah cincin ini pemberian Paduka tanya Abu Nawas
Baginda Raja terkejut melihat cincin yang terpasang di jemari Abunawas
terlebih lagi si saudagar Permata sebab cincin yang dipakainya kali ini
terbuat dari tembaga dan agak sedikit berkarat bukan itu cincin yang mau saya
beli tapi cincin berlian pemberian Baginda Raja protes isodagar
inilah cincin pemberian Raja kalau tidak percaya Silahkan tanya sendiri timbal
Abunawas dalam hati Baginda Raja hanya tersenyum
macam-macam saja akal Abunawas pikir Baginda Raja cincin tembaga itu juga Memang pemberian
dari Baginda Raja Tapi sebelum ia memberikan hadiah cincin berlian
betulkah ini cincin pemberian Paduka tanya saudagar Permata
ia benar itu cincin pemberian ku jawab Baginda Raja
mendengar gitu saudagar Permata menjadi gemetaran sesuai perjanjian kau akan membayar
seribu dinar di hadapan Baginda Raja Mana uangnya berikan padaku pinta
Abunawas Tapi kata si saudagar Permata tak percaya
tepati janjimu kamu harus membayar seribu dinar ada Abunawas perintah
Baginda Raja saudagar itu terpaksa mengeluarkan uang seribu dinar
tanpa berkata sepatah katapun diberikan-nya uang itu kepada Abu Nawas
lalu ia pun melangkah pergi Hei Tunggu dulu seru Abunawas Kenapa
cincinya tidak kau bawa teriaknya saudagar Permata itu tak mau menoleh ia
merasa sangat kesal telah dikerjai Abu Nawas kisah selanjutnya
Abu Nawas memang seringkali memberikan pelajaran yang berharga hanya melalui
cara yang sederhana seperti di kisah-kisah sebelumnya dimana
Abunawas berhasil mengungkap menteri yang berkhianat hanya bermodalkan
sorbannya yang usang dan berbau busuk begitu pula saat Abunawas mengungkap
misteri dibalik pencurian yang marak terjadi ia berhasil menemukan pelakunya hanya
bermodalkan kayu dan pada episode kali ini Abu Nawas memberikan pelajaran
berharga untuk Baginda Raja hanya dengan media segentong air
kisah ini bermula ketika Baginda Raja akan berburu di hutan
kalah itu Baginda Raja memerintahkan para pembantunya untuk menyiapkan semua
peralatan dan perbekalan selama berburu berbeda dengan acara berburu sebelumnya
kali ini Baginda Raja mengajak serta Abunawas
kemudian Baginda Raja meminta Abu Nawas untuk membantunya membawakan perbekalan
disitu Abunawas dipersilahkan memilih sendiri barang yang akan dibawa
tanpa pikir panjang Abunawas justru memilih ke tempat air
minum yang cukup besar Baginda Raja dan para prajurit heran
dengan pilihan Abunawas bahkan ada beberapa orang yang menertawakan mereka
menganggap Abu Nawas bodoh karena Abunawas lebih memilih gentong air yang
besar dan berat padahal masih banyak barang lain yang lebih kecil dan ringan
rasa penasaran pun hinggap di benak Baginda Raja Baginda Tahu betul bahwa
Abu Nawas bukanlah orang bodoh tapi kenapa Abunawas justru memilih
barang yang berat pasti ada maksud dibalik pilihannya Baginda Raja lalu bertanya kepada Abu
Nawas Hai Abu Nawas Kenapa kamu pilih barang bawaan yang
paling berat mendengar pertanyaan itu Abu Nawas hanya tersenyum dan membalas
nanti educa juga akan tahu sendiri karena tidak mau berlama-lama Baginda
Raja pun memerintahkan pasukannya untuk berjalan Selama perjalanan tentu saja Abu Nawas
menjadi orang yang terakhir ia berjalan paling belakang karena beratnya membawa
gentong air tetapi perjalanan yang lumayan jauh mengharuskan rombongan berhenti untuk
istirahat sejenak disaat itulah mereka membutuhkan air untuk menghilangkan rasa dahaganya tentu
saja Abu Nawas menjadi orang yang paling dicari karena Abu Nawas yang membawa
perbekalan air minum setelah perjalanan dilanjutkan gentong
air yang dibawa Abu Nawas mulai berkurang isinya dan menjadi lebih ringan
Abu Nawas pun tidak lagi berjalan di belakang ini ia berjalan di
tengah-tengah para Lembongan setelah istirahat yang kedua ketiga dan
seterusnya gentong air yang dibawa Abu Nawas pun semakin berkurang sampai
kemudian gentong nya kosong sama sekali karena gedungnya yang berisi air sudah
kosong tentu saja Abu Nawas meninggalkannya sehingga Abu Nawas pun bisa berjalan di
samping Baginda Raja di barisan terdepan melihat hal itu Baginda tersenyum kini
Baginda telah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebelum berangkat
kamu memang cerdik Abunawas ujar Baginda Raja dalam hati
kisah selanjutnya dikisahkan Abunawas mempunyai burung beo
yang sangat pintar setiap hari dengan tekun dan telaten burung itu dilatihnya mengucapkan
kalimat La lailahailallah akhirnya dalam tempo beberapa bulan
burung beo milik Abu Nawas sangat fasih mengucapkan kalimat tersebut
hal ini membuat orang-orang mengagumi burung beo milik Abu Nawas bahkan sampai
ada saudagar kaya yang berminat untuk membelinya dengan harga tinggi namun Abu
Nawas menolaknya seperti biasa saat menjelang sore
Abunawas membuka Majelis Taklim dirumahnya ia mengajari anak-anak
mendalami ilmu agama disaat Abunawas Tengah mengajar
tiba-tiba burung beo miliknya diterkam seekor kucing burung beo tersebut sempat
berteriak kayak kayak dan iapun harus mati oleh gigitan kucing kemudian
dibawanya kabur Abu Nawas yang menyaksikan hal itu hanya
bisa terdiam karena peristiwa tersebut sangat cepat dan singkat sehingga ia
tidak sempat untuk menolongnya semenjak kejadian itu Abu Nawas sering
kelihatan murung dan sering mengunci dirinya di dalam kamar tentu saja hal
ini membuat murid-muridnya bersedih pula saat itu suasana majelis tempat biasa
Abunawas mengajar terlihat sunyi tanpa ada aktivitas
namun begitu murid-muridnya tetap rajin berangkat ke majelis mereka duduk setia
menunggu kehadiran gurunya lalu salah satu murid mempunyai inisiatif untuk
membelikan burung beo yang baru agar gurunya tidak Lagi bersedih hati
saya setuju Ayo kita patungan sahut murid yang lain
Hai setelah uang terkumpul tiba-tiba Abunawas menghampiri murid-muridnya
kalian patungan uang untuk apa tanya Abu Nawas
Kami ingin membelikan burung beo yang baru untuk guru kami tak ingin guru
terus-terusan bersedih jawab Salah satu muridnya mendengar itu Abu Nawas hanya tersenyum
kemudian dengan lemah lembut Abu Nawas berkata
anak-anakku sekalian saya sangat berterima kasih karena kalian sangat
memperhatikan saya sangat peduli dengan keadaan saya Tapi satu hal yang perlu
kalian ketahui kesedihan saya selama ini bukan karena
kematian burung beo ketahuilah wahai anak-anakku beberapa hari ini aku mengurung diri
dikamar karena saya Dan satu hal yang aku sedihkan adalah isyarat yang
diberikan oleh Allah lewat kematian burung beo Coba kalian pikirkan
berbulan-bulan aku melatih burung beo untuk mengucapkan kalimat La Ilaha
Illallah sampai ia fasih bahkan setiap jam selama hidupnya ia selalu
mengucapkan kalimat tersebut tetapi menjelang kematiannya saat
diterkam kucing yang keluar dari mulutnya adalah bunyi Que akrab saya
takut Najib saya akan sama seperti burung beo itu selama hidup tak pernah
lepas dari kalimat Lailahaillallah bahkan saya sampai mendakwahkannya tapi
ketika meninggal dunia yang terucap dari mulut ini adalah kalimat Selain itu
mendengar penjelasan Abu Nawas murid-muridnya ia terdiam
ternyata mereka telah salah paham memaknai kesedihan gurunya gurunya
bukanlah orang yang cinta duniawi Justru duniawinya itu ia jadikan nasehat
bagi kehidupannya hari itu mereka mendapatkan pelajaran berharga dari
gurunya kisah selanjutnya Alkisah ada seorang pemuda yang gemar
mabuk-mabukan Dia juga sering membuat onar di kampungnya
prilakunya ini membuat orang-orang menaruh rasa benci namun mereka tak
berani menegurnya karena si Pemuda terkenal nekat dan tak segan-segan
menghajar Siapa saja yang berani menegurnya yang lebih menjengkelkan si
pemuda tidak menaruh rasa hormat kepada siapapun entah itu orang yang lebih tua
mau semoga agama suatu ketika Si Pemuda sengaja membuat
ulah kali ini yang dikerjai bukanlah orang sembarangan melainkan tokoh pemuka
dari berbagai agama pertama ia mendatangi seorang rahib
tuhan izinkan saya berzina kata si Pemuda
mendengar itu sang rahib kaget Bukan main kalo kamu mau berzina itu urusanmu
jangan meminta izin dariku jawab sang rahib tapi aku menginginkan izin darimu Tuan
mau mengizinkan tidak tanya si Pemuda kembali tidak mungkin aku mengizinkanmu itu
perbuatan yang melanggar agama kalau aku mengizinkanmu sama saja aku
memperbolehkan orang untuk berbuat dosa balas sang rahib dengan Hai
tanpa diduga si Pemuda tiba-tiba melayangkan pukulan tepat mengarah di
kepala sang rahib sang rahib langsung jatuh tersungkur dan merintih kesakitan
si Pemuda lalu pergi meninggalkannya Aku akan mencoba mendatangi Tuan pendeta
Aku ingin tahu apa jawabannya kata si pemuda dalam hati Ia pun lalu pergi ke
rumah sang pendeta Setibanya disana si Pemuda lalu berkata
Tuan pendeta Izinkan saya berzina pintas si Pemuda
sang pendeta tak kalah kaget dari sang rahib saat mendengar permintaan si
Pemuda sejenak sang pendeta terdiam kalau ia
melarangnya tentu si Pemuda akan marah bisa-bisa ia dihajar habis-habisan
sebab tabiat ia tersebut terkenal kasar dan jahat pikir sang pendeta
wahai anakku kenapa engkau tidak menikah saja tentu itu akan lebih baik bagimu
kata Sang pendeta menyarankan Aku tidak mau aku masih ingin menikmati
masa mudaku ujar si Pemuda sang pendeta terlihat kebingungan
mendengar alasan si Pemuda namun ia juga harus berhati-hati dalam ucapan jangan
sampai membuat si Pemuda menjadi marah Bagaimana Tuhan pendeta apakah Tuan mau
mengizinkan saya berzina tanya si Pemuda hati Sang pendeta menjadi berkecamuk
kalau ia mengizinkan sama saja ia memperbolehkan orang untuk berbuat dosa
Tapi kalau ia melarang si Pemuda akan menjadi
dan tentu saja si Pemuda akan menghajarnya wahai anakku saya sangat sayang kepadamu
Tidakkah engkau tahu bahwa siksa api neraka itu sangat pedih Aku tidak ingin
kamu masuk kedalamnya hanya karena perbuatanmu kata Sang pendeta menasehati
maksud Tuan pendeta apa mati saja belum sudah bicara tentang neraka Tuan mau
mengizinkan saya berzina atau tidak tanya si Pemuda mulai emosi
Maafkan saya nah dengan berat hati saya tidak berani mengizinkan itu semata-mata
karena saya sangat sayang sama kamu Saya tidak ingin kamu dimurkai oleh Tuhan
jawab sang pendeta tiba-tiba pukulan melayang kearah kepala
sang pendeta sang pendeta pun jatuh terus Nur ketanah bilang saja kalau kamu
tidak mengizinkan tidak usah berbelit-belit kata si pemuda dengan
geram Ia pun lalu pergi meninggalkan sang pendeta kedua peristiwa tersebut membuat gempar
warga banyak orang-orang yang mengutuk perbuatan si Pemuda akan tetapi Si
Pemuda malah menjadi beringas sehingga ia semakin ditakuti warga
suatu kali salah satu teman si Pemuda berkata kepadanya Hai kawan Kenapa tidak
kau tanyakan keinginanmu itu kepada Abu Nawas kalau jawabannya membuatmu jengkel
kamu Hajar saja dia dan kamu pasti akan lebih ditakuti
mendengar usulan temannya itu si Pemuda menjadi tertarik benar juga katamu Besok aku akan menemui
abu Awas Timpal si Pemuda pada esok harinya si Pemuda segera
berangkat menuju rumah Abu Nawas sesampainya disana si Pemuda mendapati
Abu Nawas sedang duduk santai di depan rumahnya Tuan Abu Bolehkah saya masuk ada yang
ingin saya tanyakan kata si Pemuda Oh Silahkan masuk kemarilah balas
Abunawas si Pemuda lalu masuk dan duduk disamping Abunawas
Apa yang ingin kau tanyakan wahai anak muda tanya Abu Nawas
tuhan habu izinkan saya berbuat zina pintas si Pemuda
mendengar itu Abu Nawas hanya tersenyum sebelum Aku menjawab permintaan mu Saya
ingin mengajukan tiga pertanyaan Apakah kau sih jawabnya tanya Abu Nawas
silahkan Tuan bertanya jawab si Pemuda Kalau dia sampai bertanya tentang siksa
neraka saya akan langsung menghajarnya pikir Si Pemuda
wahai anak muda apakah Kau rela bila ibumu berbuat zina dengan seorang
pemabuk dan pembuat onar tanya Abu Nawas Saya tidak akan rela dan saya akan
melakukan apa saja asalkan ibuku tidak berbuat zina jawab si Pemuda
demikianlah perasaan orang lain Ia juga tidak akan suka bila hal itu terjadi
pada diri ibunya wahai anak muda kelak nanti bila engkau mempunyai
seorang putri Apakah engkau rela bila putrimu berzina dengan seorang pemabuk
dan pembuat onar tanya Abun kembali tentu saja saya tidak terima saya tidak
rela bila putriku berzina dengan orang seperti itu jawab si pemuda dengan tegas
nah orang lain pun demikian ia tentu tidak rela bila hal itu terjadi pada
diri putrinya Timpal Abunawas si Pemuda tampak merenungi kata-kata Abu Nawas ia
tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu sekarang pertanyaan terakhir saya
apa yang akan kamu lakukan bila kamu menitipkan suatu barang kepada orang
lain dan barang itu sangat berharga Bagimu akan tetapi orang yang kamu
titipin tidak amanah Bahkan ia malah merusak barangmu yang sangat berharga
tanya Abu Nawas Tentu saja aku akan ah Bahkan aku akan
membunuhnya dengan cara yang paling sadis jawab si Pemuda
Abunawas kembali tersenyum mendengar jawaban si Pemuda kemudian Abu Nawas
kembali berkata jasad kamu nyawa kamu sejatinya adalah
titipan Allah yang berharga yang Allah percayakan kepadamu tapi bila engkau
mengotori dan merusaknya dengan perbuatan bejat mu lalu kamu menghadap
ke haribaan Allah kira-kira apa yang akan Allah berbuat kepadamu
tiba-tiba suasana mendadak jadi Hening tanpa diduga si Pemuda Langsung menangis
dan duduk bersimpuh dihadapan Abunawas Tuan Abu Saya tidak sanggup membayangkan
siksaan yang akan Allah berikan kepada saya Saya ingin bertaubat enggak Bu
bimbinglah saya agar Allah berkenan memaafkan dosa-dosa saya kata si Pemuda
sambil menangis sesenggukan berkat bimbingan dan nasehat Abunawas si
Pemuda kini kembali ke jalan yang benar sifatnya yang jahat dan kejam kini
berubah menjadi pribadi yang santun si Pemuda tak lagi dibenci oleh orang-orang
namun sebaliknya ia kini dicintai Dan disambut hangat oleh masyarakat
kisah selanjutnya nu'aiman adalah sahabat nabi yang
terkenal dengan ulah iseng nya hampir semua orang yang ia kenal pasti pernah
di terjadinya bahkan Rasulullah sendiri tak luput dari perbuatan usilnya Iman
para sahabat menyebutkan tidaklah rasulullah dalam keadaan sedih kecuali
nuraiman datang Rosulullah akan tersenyum sebab hanya nuraiman yang bisa membuat
sedihnya Rasulullah berubah menjadi tawa namun dibalik kelucuannya yang sering
membuat Rasulullah tertawa nu'aiman ternyata seorang pemabuk setiap kali ia kedapatan mabuk mabukan
Rosulullah menghukum cambuk bukannya kapok tapi justru ia sering mengulangi
perbuatannya yang membuat para sahabatnya jadi geram mereka menganggap nu'aiman mempermainkan
hukum Allah dan rasul-nya suatu hari saat nu'aiman kedapatan mabuk
lagi para sahabat langsung menangkap dan menghukumnya mereka mencambuk nu'aiman
dan mencelanya semoga Allah melaknat Mun Iman Rosulullah yang mendengar itu langsung
menegur sahabatnya yang berkata demikian jangan kalian Laknatullah iman Hai
karena dia cinta Allah dan rasulnya Bahkan dalam salah satu riwayat
Rasulullah menceritakan nu'aiman akan memasuki syurga dengan tertawa
itulah sekelumit mengenai sahabat Aiman Berikut ini akan kami ceritakan Beberapa
kisah lucu sahabat haiman suatu kali sahabat Abu Bakar menemui Rasulullah
wahai Rasulullah saya minta izin Saya ingin mengajak sahabat anda untuk ikut
berdagang ke negeri Syam cinta sahabat Abu Bakar Siapa tanya Rasulullah nu'aiman Ya Rasul
jawab sahabat Abu Bakar Rosulullah mengizinkannya dengan
perasaan agak sedikit terkejut sebab sifat dan Perangai Man itu aneh dan
tidak bisa diprediksi dalam perjalanan dagang tersebut Abubakar juga ngajak serta satu orang
lagi yaitu sungai Pipin harmalah dua orang ini merupakan sahabat rasulullah
yang memiliki sifat bertolak belakang nu'aiman sebagai sosok yang apa adanya
serta mengesalkan sedangkan sesuai bit adalah sosok yang sangat jujur dan amanah
cubit dipercaya oleh Abu Bakar untuk menjaga perbekalan makanan
setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh sampailah mereka bertiga di kota
sang Setibanya disana Abubakar langsung mulai sibuk pergi
mengantarkan dagangannya sementara nu'aiman dan shuaib duduk setiap menjaga
perbekalan dan dagangannya Abu Bakar Hai haripun menjelang siang perutmu
Aiman mulai terasa keroncongan karena lapar nu'aiman meminta bekal
makanan kepada suami Fit berikan aku roti perutku sangat lapar Intan Aiman
tapi permintaan Aiman ditolak mentah-mentah oleh sungai Beat saya juga
lapar tapi tunggulah sampai Abubakar datang ujar sesuai Beat kepadamu Hai Man
berikan aku sepotong saja kata nu'aiman memaksa shuaiby tetap tidak mengizinkan nu'aiman
memakan bekal makanan yang dibawanya sikap sesuai Beat ini membuat nu'aiman
jengkel Ia pun berniat membalas Apa yang dilakukan swiping ia kemudian menemui
sejumlah orang di pasar dan menawarkan bahwa ia menjual seorang budak dengan
harga yang cukup murah lho ingin menyebut Hai bahwa budak yang ia miliki
sering mengaku kalau dirinya adalah orang yang merdeka setelah ada orang yang berniat membeli
budak nu'aiman pun membawa calon pembeli ke hadapan suami Fit temannya sendiri
nu'aiman Langsung menunjuk Sweep yang sedang duduk itu dia budak yang akan
saya jual kata nu'aiman sontak saja sesuai Beat merasa terkejut
dan mengaku bahwa dirinya adalah orang Merdeka berkali-kali sesuai Beat menjelaskan
bahwa ia adalah orang yang merdeka kepada calon pembeli Namun karena sudah
dijelaskan maiman calon pembeli itu berkata kepada shuaib tidak usah
mengelak kami sudah paham sifatmu shuaiby pun lalu dibawa oleh orang
tersebut setelah slipit di bawah sebagai budak tidak lama kemudian datanglah Abu
Bakar menghampiri nu'aiman sesuai Beat tanya Abubakar
sudah saya jual jawab nuraiman Mendengar hal itu Abubakar kaget Bukan
main nu'aiman pun menceritakan dengan jujur kejadiannya kepada Abu Bakar
kemudian sesuai Beat ditebus kembali oleh Abu Bakar dari orang yang
membelinya ketika cerita ini sampai ke telinga Rasulullah Rasulullah pun tertawa hingga
menunjukkan gigi gerahamnya dimasa kepemimpinan khalifah Utsman bin
Affan nu'aiman pernah juga mengerjai kakek tua kalah itu nu'aiman yang sedang
duduk santai melihat seorang kakek buta tanpa kebingungan ia berjalan
mondar-mandir dengan tongkatnya rasa penasaran pun hinggap pada diri nu'aiman
apa sih sebenarnya yang kaget Wah itu cari tanya nu'aiman dalam hati
kakek Budha tersebut adalah makromah bin Naufal usianya sudah
115 tahun Hai kakek tua mendekatlah kemari kesini
seru Nuha Iman kemudian kakek buta itu mendekati suara
yang memanggilnya Kau ini kenapa kenapa dari tadi mondar-mandir terus tanya
nu'aiman aku kebelet kencing tapi aku belum menemukan tempatnya jawab kakek buta itu
Oh ngomong dong dari tadi sahut muhiman
kemudian nu'aiman memegang tangan kakek buta dan menuntunnya di saat itulah
muncul ide Ussy nu'aiman ia mengantarkan kakek buta itu masuk ke dalam masjid
kala itu para sahabat sedang khusyuk melakukan salat nu'aiman menuntunnya ke
tempat pengimaman kita sudah sampai kek I bahkan kakek mau
ngapain aja terserah katamu Aiman kakek Budal lalu bertanya apakah disini
benar-benar aman Apakah tidak ada orang nu'aiman menjawab jangan khawatir aman
lakukanlah keperluanmu seketika itu nu'aiman langsung pergi meninggalkan
kakek buta dan menghilang entah kemana sedangkan kakek buta mulai membuang
hajat yang sudah lama di empatnya ia kemudian membuka celana dan kencing di
tempat penginapan sontak situasi menjadi gempar dan memanas para sahabat langsung
mempercepat shalatnya setelah selesai shalat mereka mendekati kakek Putar dan hendak memukulnya Tetapi
setelah diintrogasi ternyata kakek tua itu matanya buta
betapa malunya kakek buta itu ternyata ia telah dijebak dan dipermainkan
setelah mengetahui bahwa yang membuat dia malu dan sial adalah nu'aiman maka
kakek buta itu berjanji akan mencarimu Aiman Saya tidak akan keluar dari kota
Madinah Sebelum saya berhasil menemukan waiman dan memukulinya dengan tongkat
saya aksi nu'aiman ini sangat membuatnya jengkel
Sebab Dia dipermalukan dan menjadi tontonan Para jamaah yang sedang shalat
di masjid Sejak saat itu kakek buta terus mencari
keberadaan nu'aiman ia bertanya kesana-kemari kepada setiap orang yang
ia jumpai namun tidak ada satu pun yang mengetahuinya
tidak lama kemudian nu'aiman datang kembali dan menghampiri kakek buta
Hei kakek buta kamu kenapa tanya nu'aiman
Hai saya sedang mencari nu'aiman dia telah mempermainkan dan mempermalukan saya jawab kakek buta
padahal yang berada dihadapannya adalah nuraiman sendiri tapi karena tidak bisa
melihat kakek buta itu tidak mengetahuinya lalu apa yang akan kakek lakukan bila
bertemu dengannya tanya nu'aiman kembali Saya akan memukulnya dengan tongkat
Kuini balas kakek buta mendengar itu muncul kembali sifat
usilnya nu'aiman jangan khawatir kek saya akan antarkan kakek kepadanya
ucapno Aiman nu'aiman lalu memegang tangan kakek buta
dan menuntunnya kembali ke masjid begitu memasuki masjid ada beberapa sahabat
yang sedang shalat termasuk sang khalifah Utsman bin Affan Nah itu dia orangnya Hei kamu jangan
ngapura salat seru Nuha Iman mana-mana orangnya teriak kakek buta Tak
sabar kemudian naiman menyodorkan tongkat yang dipegang kakek tua ke tubuh khalifah
Utsman bin Affan yang sedang shalat dengan penuh dendam si Kakek buta
memukulkan tongkatnya ke tubuh khalifah Utsman bin Affan ia memukul dengan
sangat keras dan bertubi-tubi kurang ajar berani-beraninya kamu
mempermainkan saya teriak kakek buta sambil terus memukul khalifah Utsman bin
Affan sementara khalifah Utsman bin Affan hanya diam saja karena ia sedang dalam
keadaan salat sontak hal ini membuat gempar seisi masjid hei Ada musuh yang
mau membunuh Amirul Mukminin teriak salah satu jamaah mendengar itu si Kakek
buta kaget Bukan main Ia pun langsung ditangkap nanti introgasi
ternyata laki-laki ini adalah ulah nu'aiman si Kakek menyesal malu dan
merasa bersalah berkali-kali ia meminta maaf kepada khalifah Utsman bin Affan sang khalifah
hanya tersenyum beliau sama sekali tidak mempermasalahkannya
bahkan ketika para sahabat hendak menghukum nu'aiman atas perbuatan usilnya sang Holifah mencegahnya jangan
ganggu dia Dia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai oleh Rasulullah kata
sang khalifah mewanti-wanti kisah selanjutnya di pertemuan kali ini kita akan
melanjutkan Beberapa kisah lucu sahabat Aiman suatu hari nu'aiman melihat wanita
penjual madu yang tengah kepanasan menjajakan dagangannya raut wajah letih
dan keringat bercucuran tampak jelas pada diri wanita itu Sedangkan madu dagangan yang ia jajakan
belum ada satupun yang membelinya hati nuraiman merasa iba menyaksikan hal itu
ingin sekali ia membantu wanita tersebut dengan membeli dagangannya namun apa
daya ia tidak punya uang sepeserpun di saat itu ia mendapatkan ide yang
cemerlang maka dipanggillah wanita penjual madu Ibu mari itu ikut saya ajak
nu'aiman kemudian wanita penjual madu itu diantar nu'aiman ke rumah Rasulullah setelah
sampai didepan rumah Rasulullah nuraiman berkata Hai Ibu aku akan pergi karena masih ada
urusan sebentar lagi penghuni rumah itu akan keluar dan membayar kepadamu harga
madu itu nuraiman pun lalu pergi meninggalkan wanita penjual tersebut
lantas wanita penjual madu mengetuk pintu rumah Rasulullah dan memberikan
madu tersebut kepadanya tentunya Rasulullah merasa tersentuh dengan madu yang dianggapnya adalah
hadiah untuknya Rasulullah lalu membagikan madu-madu itu
kepada para sahabatnya yang lain ketika Rasulullah sedang membagikan madu
wanita penjual madu itu berkata Wahai Rasulullah bayarlah mati itu
Rosulullah yang mendengar itu sedikit terkejut Tapi beliau langsung memahami
situasi ini pasti perbuatan waiman kata beliau sembari menggeleng-gelengkan
kepalanya tidak lama setelah kejadian itu rasulullah memanggilnya Iman untuk
menemuinya beliau meminta penjelasan maksud dibalik perilaku dari Nuh Iman
tersebut Aku ingin berbuat baik padamu ya rasul tapi aku tidak punya apa-apa ucap
nu'aiman jawaban yang diberikan dari nu'aiman lagi-lagi membuat Rasulullah tersenyum
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seakan memaklumi sifat maiman yang suka
mengujinya namun sesungguhnya memiliki hati yang baik hal serupa juga pernah terjadi saat itu
rasulullah sedang duduk bersama para sahabatnya tidak Berapa lama datanglah
Rayman dengan membawa makanan-makanan tersebut Lalu dibagi-bagikan kepada semua orang yang
ada disitu setelah makanan yang dibawa nu'aiman habis disantap oleh Rasulullah dan para
sahabatnya NU mendatang lagi bersama orang yang menjual makanan
wahai Rosululloh ini penjual makanan yang tadi saya bagikan Tolong engkau
yang bayar mendengar itu rasulullah menjadi bingung dan terkejut hingga pada
akhirnya Rasulullah pun memakluminya beliau selalu mengajak para sahabat yang
lain untuk ikut menebus bersama makanan yang telah mereka santap tersebut
ada juga kisah lucu antara sahabat Ali bin Abi Tholib dengan Rasulullah kalah
itu Rasulullah dan para sahabat sedang duduk menikmati buah kurma
sahabat Ali yang duduk di samping Rasulullah berniat mengerjai Rasulullah
setiap kali sahabat Ali memakan buah kurma bijinya selalu diletakkan ditempat
biji kurmanya Rasulullah setelah bijinya sudah terkumpul banyak sahabat Ali
berkata Wahai Rasul Yo engko makan kurma banyak sekali mendengar itu rasulullah hanya
tersenyum namun beliau tak kalah cerdik Hai Ali Apakah engkau makan kurma
bersama biji-bijinya sampai Tak ada satupun biji kurma di tempatmu balas
Rasulullah spontan para sahabat yang berkumpul langsung tertawa mendengar perkataan
Rasulullah kisah selanjutnya di suatu pagi yang cerah
Abunawas Mengawali aktifitasnya dengan minum secangkir teh hangat buatan istri
tercinta setelah waktu beranjak siang Abunawas memutuskan pergi ke warung tempat biasa
ya nongkrong bersama teman-temannya sesampainya disana ternyata
teman-temannya sudah menunggu kedatangan dirinya Ia pun langsung duduk membaur
bersama mereka Hai Abu Nawas Hai sudah dengar kabar
terbaru belum kata salah satu temannya kabar Apa itu tanya Abu Nawas penasaran
katanya Hakim di kota kita sekarang sudah diganti yang baru jawabnya
Memangnya Hakim yang lama kenapa tanya Abu Nawas kembali
Hakim yang lama dipecat Katanya sih karena ketahuan korupsi balasnya
Oh Hakim yang baru juga nanti sama seperti itu Timpal Abunawas
Maksudmu gimana Abunawas Hakim yang baru juga suka korupsi tanya mereka
begini Bukankah hobi pejabat menumpuk harta kekayaan
bisa jadi Hakim yang baru juga gemar mengoleksi emas dan berlian hujan Abu
Nawas [Musik] Hai Beberapa hari kemudian ucapan Abu
Nawas kini beredar di masyarakat hingga sampailah ke telinga Hakim yang baru
mendengar itu sang Hakim menjadi geram ia ingin memberi pelajaran kepada Abu
Nawas sang Hakim lalu memerintahkan beberapa prajurit untuk menangkap
Abunawas mengetahui bahwa dirinya akan ditangkap Abu Nawas segera kabur bersembunyi di
hutan disana ia terus memikirkan Bagaimana caranya supaya bisa lepas dari
hukuman setelah merenung agak lama muncullah ide cemerlang aku sudah tahu caranya Lebih
baik aku ke rumah tuan Hakim sekarang juga pikir Abu Nawas dengan wajah ceria
Abu Nawas berangkat menuju rumah tuan Hakim Setibanya disana sang Hakim kg di
kedatangan Abu Nawas seolah ia menunjukkan sikap kesetiaan dan
kepatuhan beberapa hari ini prajurit ku mencarimu Abunawas tapi tidak pernah ketemu dan
tiba-tiba sekarang kamu datang kerumahku kata Sang Hakim terlihat emosi
Ampun Tuan Hakim Sebenarnya saya juga ingin menghadap
Tuan lebih awal supaya saya secepatnya dapat hukuman balas Abunawas
bagus berarti kamu taat kepada hukum Terus apa yang membuatmu menunda
kedatangan mu tanya sang Hakim saya sangat sibuk dan hakim jawab Abu Nawas
sibuk-sibuk apa kamu kemarin secara tidak Kebetulan saya
menemukan Uang 10000 dinner balas Abu Nawas sang Kim terperanjat dengan
perkataan Abu Nawas Uang 10000 Dinar itu
bukan uang yang sedikit Abunawas tapi Darimana Kau mendapatkannya tanya sang
Hakim penasaran dari bawah tanah rumahku Tuhan ketika
itu saya sedang mencangkul tanah secara tidak sengaja saya menemukan emas
setelah saya coba tawarkan ternyata emas tersebut harganya senilai 10.000 Dinar
jawab Abu Nawas kamu sungguh beruntung Abunawas Lantas
apa yang akan kau lakukan dengan uang mu tanya sang Hakim
rencananya 200 Dinar akan saya belanjakan memberi tanah lalu dana
tersebut akan saya bangun menjadi istana yang megah mungkin biayanya sekitar
300gr kemudian ini saya akan membeli perlengkapan untuk istana saya seperti kursi mewah karpet
yang mahal dan jubah kebesaran mungkin sekitar 100 Dinar saya juga akan
memberikan istri saya perhiasan emas yang paling bagus dan mewah kira-kira sekitar 100 Dinar kata Abu
Nawas menjelaskan sang Hakim berdecak kagum mendengarnya
sisanya kan masih banyak Abunawas akan kau apakan sisa uangmu tanya sang Hakim
mulai penasaran saya akan membagikan 100 Dinar buat
orang-orang miskin di kota kini jawab Abu Nawas lalu sisanya buat apalagi kan masih
banyak Abu Nawas tanya sang Hakim semakin penasaran saya akan memberikan Tuan Hakim seribu
dinar sebagai hadiah kebaikan Tuan menata kota ini ucap
Abunawas mendengar itu mata sang Hakim langsung berbinar-binar raut wajah bahagia
terlihat jelas pada diri sang Hakim Oh iya Tuhan Lalu bagaimana dengan hukuman
saya saya datang kesini untuk siap dihukum Tuan Tanya Abu Nawas memancing
sudahlah lupakan saja Abu Nawas Lagian saya juga sudah tidak marah sama
kamu sahut Tuan Hakim Benarkah Tuhan apakah saya tidak salah
dengar tanya Abu Nawas memastikan benar Abunawas saya sudah memaafkanmu
kamu bebas dari hukuman ujar sang Hakim
selanjutnya sanghati mengajak Abu Nawas makan siang di rumahnya
hidangan lezat dan istimewa sengaja ya bukan kepada Abu Nawas
setelah selesai makan sang Hakim bertanya kepada Abu Nawas
ngomong-ngomong emasnya sudah kamu jual belum tanya sang Hakim belum Tuan Hakim
Oh ternyata belum Tapi kamu menyimpan emasnya ditempat yang aman bukan tanya
sang Hakim kembali nah itu yang jadi masalahnya Tuan
sewaktu saya kebingungan mencari tempat yang aman istri saya membangunkanku dari
tidur Saat aku terbangun aku tak menemukan apapun di tanganku ini semua
kesalahan istri saya tuan Coba kalau membangunkannya setelah saya menyimpan
emasnya pasti emas itu akan aman tutur Abunawas
jadi maksudmu emas yang kau bicarakan itu hanya sebuah mimpi tanya sang Hakim
kaget Hai benar sekali Tuan jawab Abu Nawas
sang Hakim menjadi kecewa berat Ia mau marah tapi tidak mungkin
sedangkan hukuman yang seharusnya Abunawas terima sudah ya Maafkan
sebelumnya belum lagi hidangan lezat makan siang yang telah Ia suguhkan
kepada Abu Nawas sang Hakim kali ini benar-benar rugi besar
di tengah-tengah rasa kecewanya yang begitu dalam sang Hakim melihat Abu
Nawas mengambil kaleng madu di meja makan kemudian Abu Nawas mencelupkan
jarinya dan menjilatinya tanpa henti tentu saja hal itu membuat sang Hakim
menjadi tambah jengkel Hei Abunawas makan madu tanpa roti bisa
membakar hatimu Berhentilah kata Sang Hakim kepada Abu Nawas
Hai namun dengan entengnya Abu Nawas menjawab hanya allah-lah yang tahu hati
siapa yang sedang terbakar kata Abu Nawas sambil terus menjilati madu Abu
Nawas pun lalu pulang dengan perut kenyang dan bebas dari hukuman
kisah selanjutnya hari itu Abu Nawas terlihat sangat ceria
pasalnya Ia baru saja mendapat hadiah uang dari Baginda Raja
Wahai istriku Hari ini kita makan enak aku akan membeli daging kata Abu Nawas
kepada istrinya maka Pergilah Abunawas ke pasar ia
mendatangi tukang jagal untuk membeli sepotong daging Setibanya dirumah ia meminta kepada
istrinya Agar memasak daging yang baru saja dibelinya
sembari aku menunggu daging matang Lebih baik aku nongkrong di warung dulu
akhir-akhir Nawas selepas Abunawas pergi tidak lama kemudian datanglah saudara
istrinya saudara istrinya ini sangat suka sekali makan daging diapun terus
memperhatikan daging yang sedang dimasak begitu Istri Abu Nawas selesai
memasaknya mereka berdua lalu duduk dan menyantap daging itu sampai habis
setelah saudaranya pergi Istri Abu Nawas bingung memikirkan cara supaya Abu Nawas
tidak marah dia pun segera menaruh sepotong timun sebagai pengganti daging
ketika Abu Nawas datang dan meminta makanan sang istri lalu menghidangkan
kuah berisi potongan timun Abu Nawas pun mulai menyantapnya
ini timun bukan daging seru Abunawas ini daging wahai suamiku jawab istrinya
berpura-pura ajaib daging menjadi timun tapi kuahnya
code AG gumam Abunawas bisa jadi dagingnya palsu Makanya kalau beli
daging harus hati-hati ujar sang istri benar juga katamu timbal Abunawas dihari
berikutnya Abunawas kembali membeli daging kali ini ia membeli ditempat
berbeda Setibanya di rumah Abu Nawas berkata pada istrinya
kurasa daging ini tidak akan berubah menjadi timun sebab ini daging terbaik
dan aku belinya di tempat berbeda sang istri lalu segera memasaknya
seperti biasa sembari menunggu masakannya matang Abu Nawas pergi ke
warung nongkrong bersama kawan-kawannya disaat Abu Nawas pergi saudara istrinya
Kembali Datang Dan mereka berdua pun menyantap dagingnya sampai habis setelah
saudaranya nih istri aku Nawas kembali menaruh potongan timun sebagai pengganti
daging ketika Abu Nawas pulang sang istri menghidangkan makanannya dengan
marahnya Abu Nawas berkata ini timun bukan daging sang istri
membalas wahai suamiku Lebih baik kau jangan membeli daging lagi Sebab aku
mendengar dari para tetangga bahwa daging bisa menjelma jadi timun
peristiwa tersebut Abunawas kemudian ceritakan kepada orang-orang
sungguh aneh istriku memasak daging tapi Setelah matang berubah jadi timun ucap
Abunawas tentu saja mereka tidak percaya dan menganggap Abu Nawas sudah gila Mana
ada daging berubah jadi timun kata mereka tertawa terbahak-bahak lalu Abu
Nawas pergi menemui pegang jagal Hai memastikannya atau benar daging bisa berubah jadi
timun tanya Abu Nawas itu hal yang mustahil daging tidak mungkin berubah jadi timun
jawab tukang jagal berarti selama ini aku telah dibohongi
istriku pikir Abunawas untuk mengetahui kebenarannya Abunawas lantas membeli
daging untuk ketiga kalinya seperti biasa daging tersebut Ia berikan pada
istrinya untuk dimasak kemudian Abu Nawas pura-pura pergi disaat itulah
saudara istrinya datang dan memakan daging yang sudah dimasak bersama sang istri Abu Nawas langsung memergoki
mereka berdua jadi ternyata kamu yang memakan dagingnya seru Abunawas penuh emosi
Abunawas kemudian menahan saudara istrinya dan memasukkannya ke dalam peti
selanjutnya itu Nawas pergi ke rumah mertuanya ia bermaksud melaporkan perbuatan istri dan
saudaranya setelah Abu Nawas pergi keluar dari rumah sang istri segera
membuka peti dan mengeluarkan saudaranya lalu sebagai gantinya dia menaruh seekor
keledai kecil milik tetangganya dan menutup kembali peti tersebut seperti
semula tidak lama kemudian Abu Nawas datang bersama mertua dan para tetangganya
Lihatlah perbuatan kedua anakmu ucap Abunawas kepada mertuanya
Abunawas lalu membuka peti untuk membuktikan ucapannya betapa kagetnya
Abunawas ketika peti dibuka Ternyata isinya seekor anak keledai
kamu memang sudah gila Abunawas kakak orang-orang yang hadir tentu saja hal
ini membuat Abu Nawas menjadi malu ia pun melirik kearah istrinya dan nah
orang yang berubah daging jadi timun ternyata bisa juga merubah anak manusia
menjadi keledai kisah selanjutnya situasi di kampung Abunawas belakangan
ini Sedang marak pencurian beberapa tetangga Abu Nawas sudah
menjadi korbannya telah punya terbilang nekat sebab Ia bereaksi hanya seorang
diri Namun apabila ada yang berani melawan atau menghalang-halangi si
pencuri tak segan-segan untuk membunuhnya tentu saja hal ini membuat
resah warga berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengungkap siapa pelakunya tapi si
pencuri sangatlah cerdik sehingga identitasnya sulit diketahui
akhirnya warga meminta bantuan istana supaya kampungnya dijaga maka Baginda
Raja mengirim Tuhan prajurit untuk menjaga keamanan beberapa prajurit disiagakan di
tempat-tempat yang rawan pencurian sementara beberapa prajurit lainnya
bertugas berkeliling Kampung namanya saja pencuri cerki ia bisa dengan mudah
menyelinap tanpa ketahuan dan kali ini rumah Abu Nawas yang akan menjadi
sasarannya Saat tengah malam tiba si pencuri memanjat atap rumah Abu Nawas
sang istri yang masih terjaga menyadari kehadiran Si Pencuri iapun segera
membangunkan Abu Nawas wahai suamiku di atap rumah kita ada seorang pencuri kata
sang istri kepanikan Hai Abu Nawas terkejut dan segera terbangun
aku takut suamiku Apa yang harus kita lakukan tanya sang istri
sejenak Abunawas terdiam kalau ia melawan itu tidak mungkin bisa-bisa ia
mati terbunuh pikir Abunawas disaat suasana sedang Genting tak
menyurutkan Abunawas untuk kehilangan akal cerdiknya aku punya ide kau turuti saja perintahku
tutur Abunawas setelah Abu Nawas memberitahu rencananya
sang istri langsung mengiyakan kemudian dengan suara lantang sang istri
berkata wahai suamiku Apakah dikarungin ini semuanya berisi uang Darimana Kau
dapatkan uang sebanyak ini Abu Nawas pura-pura emosi dan menjawab
tengah malam begini kamu membangunkan aku hanya untuk menanyakan asal uang tersebut sang istri
kembali berkata benar wahai suamiku Sebab aku penasaran uang sebanyak ini
kau dapatkan dari mana Abu Nawas membalas dulu semasa muda Aku adalah perampok dan
uang tersebut adalah hasil rampokan ku Aku tidak percaya kamu pasti bohong ujar
sang istri Wahai istriku jika kau tahu apa Rahasianya pasti kau akan percaya tutur
Abunawas Ceritakanlah padaku aku sungguh ingin mengetahuinya timbal istrinya
aku akan memberi tahu tapi kamu jangan bilang siapa-siapa
sebab bila rahasia ini sampai didengar oleh si pencuri dia bisa menggasak semua
uang kita Hai ujar Abu Nawas Saya janji saya tidak akan mengatakan
kepada siapapun balas istrinya begini Wahai istriku waktu itu aku
memanjat atap rumah yang akan aku satroni aku melihat keatas langit
apabila bulan belum muncul aku menunggunya kata Abu Nawas
untuk apa menunggu bulan muncul tanya istrinya pura-pura penasaran
justru di sini rahasiannya apabila bulan sudah muncul aku akan terjun dari atap
rumah tapi dengan mengucapkan mantra tiga kali Abracadabra kata Abu Nawas memberitahu
apakah tidak berbahaya tanya sang istri Tentu saja tidak
dengan mantra tersebut cahaya bulan akan zat Ku melayang dan jatuh perlahan
Itulah kenapa aku menunggu bulan muncul dan dengan mantra tersebut aku bisa
masuk ke dalam rumah orang tanpa bisa dilihat oleh siapapun aku bisa mencuri
semua harta di rumah orang tanpa ketahuan kata Abu Nawas menjelaskan
sementara sebetulnya yang berada diatap rumah Abu Nawas menguping pembicaraan
mereka berdua ilmu yang luar biasa kau sungguh bodoh
Abunawas malam ini hartamu akan saya kuras tanpa kamu sadari kata si perampok
dalam hati Ia pun segera mempraktekkan ilmu yang ia dengar dari Abu Nawas Malam
ini aku sangat beruntung Cahaya Bulan sangat mendukung untuk aksiku ia
bersinar sangat terang kata si pencuri abracadabra
ucap Si Pencuri kemudian ia membiarkan dirinya jatuh dari atap rumah
aksinya ini membuat Si Pencuri jatuh ke tanah dengan kondisi terluka parah
tulang rusuknya patah tulang kakinya juga patah Si Pencuri menggeliat dan
berteriak kesakitan mendengar ada kegaduhan di depan rumah
Abu Nawas para tetangga beramai-ramai mendatanginya Ada apa ini Abu Nawas dan siapa orang
yang terluka ini tanya salah satu warga dia adalah si pencuri yang selama ini
meresahkan jawab Abu Nawas tidak lama kemudian para prajurit istana
yang menjaga keamanan datang dan meringkus pencuri suasana kampung Abu Nawas pun kini
menjadi aman kembali kisah selanjutnya digital [Musik]
dan Abu Nawas mempunyai tetangga yang kaya raya Tapi tetangganya ini terkenal
sangat pelit beda dengan Abu Nawas meskipun hidupnya pas-pasan tapi
Dermawan suatu ketika saat Abu Nawas sedang duduk
santai di depan rumah tetangganya yang kayak itu menghampirinya ia menghasut
Abunawas untuk tidak menafkahi keluarganya agar menjadi kaya raya
seperti dia Aku memang ingin kaya tapi tidak dengan
cara sepertimu ucap Abunawas Tapi kan yang penting kaya Abunawas
timbal tetangganya apakah kau ingin aku jadi sepertimu
meminjam segala keperluan dari tetangga sedangkan hartamu sendiri tidak kau
manfaatkan balas Abunawas Lihatlah aku hartaku banyak pengawas
tidak seperti kamu miskin dan tak punya apa-apa kata tetangganya
Apa pentingnya punya harta tapi tidak kau manfaatkan tutur Abunawas
bagiku melihat kilauannya saja sudah cukup Abunawas jawab tetangganya
Beberapa hari kemudian tetangganya ini kembali mendatangi rumah Abu Nawas
ada apalagi datang kemari mau menghasutku lagi tanya Abu Nawas dengan
Ketus jangan suka berprasangka buruk begitu Abunawas saya datang kemari ingin
pinjam keledai mu jawab tetangganya hartamu kan banyak kenapa tidak beli
keledai ujar Abu Nawas Selama aku masih bisa pinjam sama
tetangga Kenapa harus membeli keledai yang ada nanti hartaku berkurang Hai
balas tetangganya memang benar-benar kamu bukan saja pelit
tapi bahil tutur Abunawas namun walau bagaimanapun Abu Nawas tidak
tega melarang Ia pun meminjamkan keledai kepadaNya setelah waktu menjelang sore tetangganya
datang untuk mengembalikan geledeg Abunawas ini saya kembalikan keledai mu tapi saya
minta bayaran satu Dinar Abunawas kata tetangganya kepada Abu Nawas
mendengar itu Abu Nawas menjadi heran kamu yang meminjam keledai tapi kamu
yang meminta bayaran apa aku tidak salah dengar tanya Abu Nawas mulai emosi
jangan marah dulu Abunawas dengarkan penjelasanku tadi sewaktu di jalan
keledai merasakan la terlalu aku membelikan dia rumput jawab ke tandanya
apa kau Tidak Malu kamu sering pinjam keledai ku dan aku tidak pernah meminta
bayaran kata Abu Nawas semakin emosi sudahlah aku tak ingin bertengkar
denganmu nih uang satu Dinar untukmu tapi ingat Jangan harap aku akan
meminjamkan lagi gede kepadamu ucap Abunawas melanjutkan dengan senang hati
tetangganya mengambil uang satu Dinar dan pulang ke rumahnya sementara itu Abu
Nawas memikirkan sebuah rencana untuk memberi pelajaran kepada tetangganya
siasat pun disusun Abu Nawas berangkat ke pasar membeli baju baru lalu ia pergi
menemui Penjual Keledai dan membayarnya terlebih dahulu untuk seekor keledai
yang akan diambil di lain waktu Hai kemudian dia pergi menemui penjual
buah-buahan dan membayar harganya terlebih dahulu dia juga menemui penjual
burung dan membayarnya Setelah semuanya selesai Abunawas memulai jebakannya ia
sengaja duduk di depan rumah dengan menggunakan biji barunya melihat hal itu
tetangganya yang kaya tapi bahil tertarik dan ingin meminjamnya Ia pun
segera menghampiri Abunawas baginya indah sekali Abunawas berapa
harganya tanya si tetangga ini peci Kramat warisan dari leluhur go
tidak bisa dinilai dengan harga jawab Abu Nawas Kramat apanya kamu suka mengada-ada
Abunawas balas the tandanya kamu ingin bukti Ayo ikut aku sekarang
Timpal Hai mereka berdua lalu pergi ke tempat
supenjol keledai Mau ngapain Kita kesini tanya
tetangganya terlihat bingung selama ini kan kamu selalu pinjam
keledai sekarang saya akan belikan untukmu balas Abunawas
kemudian si penjual memberikan keledainya kepada Abu Nawas lalu Abu
Nawas berkata kepada tetangganya ini keledai untukmu silahkan dibawa
tetangganya senang Bukan main tapi rasa senangnya langsung berganti jadi tajuk
pasalnya ia melihat ketika Si penjual minta bayaran Abunawas malah melepas
peci dan menggosoknya baik sudah lunas kata si Penjual Keledai
Abunawas lalu mengajak tetangganya ke tempat pasar buah setelah Abu Nawas
mengambil buah dan agaknya kedalam keranjang Iya cukup menggosokkan bajunya
dan si penjual buah langsung mengatakan baik sudah lunas
begitu juga saat membeli burung cukup dengan menggosok peci si penjual burung
langsung berkata baik sudah lunas rentetan peristiwa tersebut membuat
tetangganya heran dan terpana sungguh ajaib benar-benar ajaib gumam tetangganya
Hei Abunawas jualah feat jimmo padaku pindah tetangganya
tidak mungkin ini baju warisan Saya tidak berani menjualnya sahut Abunawas
saya beli dengan harga 2000 Dinar Abunawas kata tetangganya Abu Nawas
terperanjat mendengarnya 2003.rar bisa buat beli rumah baru nih
pikir hai aduh gimana ya Sebenarnya saya
keberatan tapi saya juga tidak tega menolak permintaanmu
mengingat kamu adalah tetangga dan juga sahabat saya kata Abu Nawas berpura-pura
Sudahlah Abunawas jual saja padaku desak tetangganya
baiklah kalau kau memaksa jawab Abu Nawas setelah transaksi selesai Abu Nawas
pulang dengan membawa uang 2000 Dinar esok harinya si tetangga mendatangi
rumah Abu Nawas dengan penuh emosi kamu telah menipuku Abu Nawas menipu
Bagaimana tanya Abu Nawas saat aku praktekkan ketika beli baju si
penjual tetap minta bayaran padahal aku sudah menggosok peci tersebut berkali-kali
mana uang 2000 Dinar ayo kembalikan dan ini bagimu peci ini tidak bisa bikin
gratis saat belanja ucap tetangganya yang bilang bisa bikin gratis siapa Aku
kan hanya mengatakan ini peci warisan leluhur ujar Abu Nawas dan saya tidak
menyuruhmu untuk meniru apa yang saya perbuat kata Abu Nawas melanjutkan kini
si tetangga telah mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya kepada
Abu Nawas kisah selanjutnya Pada suatu hari Abu Nawas bertamu ke
rumah sahabatnya yang bernama Hamid melihat kehadiran Abunawas Hamid
langsung menyambutnya dengan sukacita wahai sahabatku Sudah lama kita tidak
bertemu kata Hamid sambil memeluk Abunawas mereka berdua lalu duduk dan
ngobrol panjang lebar di sela-sela obrolannya Abunawas melihat burung milik
Hamid yang berada didalam sangkar sekarang kamu suka pelihara burung it
burungnya bagus sekali tanya Abu Nawas ia Abu sekedar untuk mengusir kejenuhan
sudah banyak yang menawar dengan harga tinggi tapi tidak aku berikan jawab
Hamid Kenapa Kan kamu dapat untung besar tanya Abu Nawas Heran
saya sendiri suka dengan burung tersebut Abunawas Sayang kalau sampai dijual
balas Hamid setelah waktu menjelang sore Abu Nawas pun pamit pulang kepada
sahabatnya jangan sungkan-sungkan seringlah main kesini Abunawas ucap Hamid
Insyaallah sahabatku balas aku Nawas Beberapa hari kemudian burung milik HAM
hilang dicuri Hal itu membuat Hamid sedih ia bertanya kepada orang-orang
tapi tidak ada satu pun yang mengetahuinya kemudian Hamid membuat sayembara Barang
siapa yang bisa menunjukkan pencuri burungnya akan diberi imbalan Hadiah uang banyak lagi-lagi usahanya ini
menemui jalan buntu sebab tidak ada satu orangpun yang membantunya
solusi terakhir yang ia tempuh adalah dengan meminta bantuan sahabatnya siapa
lagi kalau bukan Abunawas maka Pergilah Hamid ke rumah Abu Nawas
sesampainya disana Hamid menceritakan masalah yang menimpa dirinya
Apakah kamu punya dugaan Siapa kira-kira yang mencuri burungmu tanya Abu Nawas
Yang jelas orang dekat Abunawas bisa jadi tetangga saya mungkin juga kawan
saya tapi tidak berani sembarangan menuduh jawab hamil
sejenak Abunawas terdiam Ia terus memikirkan cara untuk menemukan
pelakunya tidak lama kemudian muncullah ide cemerlang Abunawas aku punya ide undang
semua orang-orang terdekatmu ajak mereka makan siang di rumahmu perintah Abunawas
mendengar itu Hamid pun kaget untuk apa Abunawas bisa jadi diantara mereka
adalah pencurinya tanya hamil jika kau ingin tahu pelakunya turuti saja
perkataanku Jangan banyak bertanya biarkan aku yang bekerja ucap Abunawas
menegaskan Baiklah Abunawas saya serahkan urusan
ini sepenuhnya kepadamu balas Hamid mengingatkan esok harinya Hamid
melaksanakan rencana Abu Nawas ia mengundang orang-orang dekatnya mereka
adalah tetangga Hamid dan kawan-kawan Hamid Setelah semuanya berkumpul mereka
disuguhi hidangan makan siang tiba-tiba Abunawas berdiri dan berkata
Apakah kalian tahu kenapa Kita diundang mereka menjawab untuk makan-makan
Abunawas kembali Bertanya Dalam rangka apa Kita diundang
salah satu dari mereka berteduh dalam rangka pencurian burungnya Abunawas
spontan para hadirin tertawa mendengar perkataan tersebut tepat sekali sebenarnya Hamid sudah tahu
pelakunya Apakah kalian siap untuk bersumpah bahwa kalian tidak mengambil
burungnya Hamid tantang Abunawas suasana yang tadinya penuh gelak tawa
mendadak berubah menjadi tegang Hai jangan tegang begitu saya hanya
bercanda ucap Abunawas meredakan suasana begini kawan-kawan untuk apa pakai
sumpah-sumpah and Karena sebenarnya saya dan Hamid melihat pelakunya dia ada di
sini bersama kalian Mendengar hal itu orang-orang yang berkumpul di rumah Hamid menjadi
penasaran Siapa orangnya Kami ingin tahu tanya mereka
tidak perlu aku Sebutkan nanti biar aku yang akan bicara
kepadanya dilain waktu tutur Abunawas jawaban Abu Nawas membuat mereka tidak
terima mereka protes dan berkata tidak bisa Abunawas kami harus mengetahuinya
sekarang juga kami akan menghukum dan mengusirnya situasi pun semakin memanas dan ini
sesuai dengan rencana Abu Nawas tidak perlu kalian lakukan itu cukup Dia
merasakan kepanikan dan rasa takut balas Abunawas berpura-pura meredakan suasana
mereka tetap saja tidak puas dengan jawaban Abu Nawas
akhirnya mereka memilih bertanya kepada hamil wahai Hamid beritahu Kami siapa
pelakunya desak mereka Hamid pun menjawab sesuai dengan arahan Abunawas
Iya memang saya dan Abu Nawas sudah mengetahui pelakunya namun aku Vira
Abunawas bertindak dengan bijak biarkan dia yang atur Hai jawaban Hamid malah membuat mereka
semakin emosi Kami tidak akan meninggalkan rumah ini
sebelum kami mengetahui siapa pelakunya kata mereka serempak
baiklah jika kalian masih bersikeras ingin mengetahuinya Saya akan
menyebutkan ciri-cirinya pencuri itu ialah lelaki yang dikepalanya terdapat
sehelai bulu burung ucap Abunawas menjelaskan para hadirin akhirnya senang
mereka saling melirik satu sama lain namun ada satu orang yang nampak tegang
dia menaruh Tangannya di atas kepala dan mulai meraba-raba rambutnya untuk
mencari sehelai bulu burung disaat itulah Abu Nawas langsung berteriak dan
menunjuk orang tersebut dia pelakunya dia yang telah mencuri gurunya Hamid
orang itu bisa mengelak terpaksa ia mengaku perbuatannya
singkat cerita burung Hamid Akhirnya bisa ditemukan sebagai rasa terima
kasihnya Hamid memberikan sejumlah uang kepada Abu Nawas kisah selanjutnya
dikisahkan Baginda Raja menunjukkannya untuk menjabat sebagai gubernur di kota
Abunawas Tapi sayangnya orang yang ditunjuk ini menyalahgunakan jabatannya
dengan sewenang-wenang dia memerintahkan para prajurit untuk menangkap para
sastrawan yang dianggap pintar setelah beberapa sastrawan berhasil
ditangkap mereka dihadapkan kepada Gubernur yang baru satu per satu
diantara mereka ditanya oleh sang Gubernur menurutmu saya gubernur yang adil atau
Celine sastrawan pertama menjawab Anda adalah
gubernur yang zalim sang Gubernur terperanjat dengan jawaban tersebut
Apa alasanmu tanya sang Gubernur karena anda telah menangkap kami tanpa
sebab jawab sastrawan pertama prajurit masukkan dia ke dalam penjara
besok dia harus dihukum mati titah sang Gubernur sastrawan berikutnya dipanggil dan
diberi pertanyaan menurutmu saya gubernur yang adil atau
zalim tanya sang Gubernur tuanku adalah gubernur yang adil jawab
sastrawan kedua Apa alasanmu tanya sang Gubernur kembali
karena tuanku sangat memperhatikan rakyatnya jawab sastrawan tersebut
kamu pembohong prajurit masukkan dia ke dalam penjara
besok dia harus dihukum mati kita Gubernur begitulah seterusnya
apabila dijawab adil ataupun zalim sang Gubernur tetap memberikan hukuman mati
Kemudian beberapa sastrawan yang belum tertangkap mendatangi rumah Abu Nawas
tolonglah kami Abu Nawas beberapa kawan kita dijatuhi hukuman mati kata mereka
penuh khawatir Abunawas terkejut mendengarnya Kenapa Gubernur melakukan hal itu
bagaimana ceritanya tanya Abu Nawas heran kami sendiri tidak tahu Abunawas
tanpa sebab gubernur yang baru menangkapi para sastrawan di kota kita
lalu mereka ditanya satu persatu Apakah dia gubernur yang adil atau zalim bila
jawabannya zalim akan dihukum mati bila jawabannya adil juga tetap akan dihukum
mati kata mereka menjelaskan pasti Gubernur sak ini dia sudah tidak
waras ucap Abunawas Itulah kenapa kita kesini Abunawas kita
mendatangimu agar kau menyelamatkan kawan-kawan kita sebab rencananya besok
kawan-kawan kita akan dihukum mati tutur mereka Baiklah aku akan ke istana gubernur
sekarang juga kalian Pulanglah ucap Abunawas
maka berangkatlah Abunawas ke istana sesampainya disana Abu Nawas langsung
menghadap sang Gubernur melihat kehadiran Abu Nawas sang
Gubernur langsung emosi ngapain kau datang ke istana ku tanya
sang Gubernur saya mendengar kabar Anda menyuruh beberapa prajurit untuk menangkapi para
sastrawan pintar di kota ini tapi kenapa aku tidak ditangkap saya sangat
tersinggung jawab Abu Nawas Oh jadi kamu menganggap dirimu bagian
dari mereka tanya sang Gubernur tentu saja masyarakat di kota ini tahu
siapa aku Aku adalah sastrawan terpandai di kota ini Balas Abunawas
Baiklah algojo tangkap Abu Nawas dan penggal lehernya perintah sang Gubernur
Tunggu dulu sebelum Leherku dipenggal perintahkan algojo Mu agar jangan sampai
merusak Rambutku Sebab aku baru saja keluar dari tukang cukur timbal Abunawas
mendengar itu sang Gubernur langsung tertawa itulah jiwa ksatria yang aku kagumi
darimu aku mengampunimu Abunawas kata Sang Gubernur
Bolehkah aku meminta satu permintaan tanya Abu Nawas
Hai apa permintaanmu katakan saja Jawab sang Gubernur saya juga minta pengampunan untuk
kawan-kawanku pintar Abunawas sejenak sang Gubernur terdiam lalu ia
berkata kepada Abu Nawas aku akan mengabulkan permintaanmu Tapi ada
syaratnya kamu harus bisa menjawab tiga pertanyaan ku ujar sang Gubernur
baik Tuan Saya siap menjawabnya sahut Abunawas
Menurutmu aku gubernur yang adil atau zalim tanya sang gubernur
Hai tuan Bukan gubernur yang adil bukan pula gubernur yang zalim orang-orang
yang zalim itu adalah kita sedangkan Tuan adalah pedang keadilan yang
membalas gejala Iman jawab Abu Nawas luar biasa jawabanmu sungguh menakjubkan
Abunawas sekarang pertanyaan kedua mana
yang lebih bermanfaat matahari atau Bulan tanya sang Gubernur
matahari terbit di siang hari bersamaan dengan terangnya dunia maka menurutku
matahari kurang bermanfaat sementara bulan terbit di waktu malam
yang menerangi dunia dan menjadikannya seperti siang maka menurutku manfaat
bulan lebih besar sang Gubernur pun tertawa dengan jawaban Abu Nawas
meskipun nyeleneh tapi masuk akal baiklah
saran pertanyaan yang terakhir menurutmu warna angin itu apa tanya sang
Gubernur warna angin itu merah Tuan jawab Abu Nawas enteng Apa alasanmu tanya sang
Gubernur kembali kalau kita masuk angin lalu badan kita
dikerok pasti akan muncul warna merah pada tubuh kita itu menunjukkan kalo
anginnya sedang keluar berarti warna angin adalah merah jawab Abu Nawas
untuk kedua kalinya sang Gubernur di buatnya tertawa terpingkal-pingkal
kamu memang cerdik Abunawas kamu mendapatkan apa yang kau inginkan
Ternyata apa yang dikatakan Baginda Raja tentangmu memang benar Abunawas tutur
sang Gubernur Abunawas spontan kaget mendengar nama Baginda Raja disebut
kejatuhan Bagaimana tanya Abu Nawas penasaran sebelum aku ditugaskan kemari
Baginda Raja memberitahu saya kalau di kota ini banyak sastrawan pintar dan di
antara sastrawan yang paling cerdik adalah kamu saya berniat memanggil
mereka untuk saya kasih hadiah tapi sebelumnya saya ingin mengerjai mereka
dulu ternyata kamu malah datang untuk membantu mereka dan ini adalah suatu
kesempatan bagi saya untuk menguji kecerdasan mu kata Sang Gubernur menjelaskan
Jadi hukuman mati yang Tuhan berikan hanya pura-pura tanya Abu Nawas kaget
benar Abunawas Saya hanya ingin mengerjai mereka sebelum aku memberikan
hadiah kepada mereka jawab sang gubernur Hai Abu Nawas pun terdiam sejenak kurang
ajar ternyata aku masuk kedalam perangkapnya Tunggu saja pembalasanku
nanti ucap Abunawas dalam hati kisah selanjutnya
suatu hari ketika Abu Nawas pulang ke rumah ia mendapati istrinya sedang
mengenakan baju dan perhiasan terbaiknya melihat hal itu timbul perasaan curiga
pada diri Abu Nawas Mau kemana kamu tanya Abu Nawas
Apakah engkau lupa hari ini ada pesta pernikahan kawanku Bukankah tempo hari
aku sudah memberitahumu balas istrinya Oh iya aku ingat Sekarang pergilah Tapi
ingat jangan pulang larut malam kata Abu Nawas berpesan
sang istri pun lalu pergi Jupe staf pernikahan kawannya
saking asyiknya di suasana pesta tidak terasa waktu sudah larut malam sehingga
Istri Abu Nawas pulang terlambat benar saja ketika dia pulang ke rumah
dia pun mendapati pintu rumahnya tertutup lalu dia memanggil Abu Nawas
beberapa kali agar membukakan pintunya sementara Abu Nawas tidak menjawab dan
tidak pula bersuara Istri Abu Nawas berkata dalam hatinya
Apakah begini cara kau menghukumku Abu Nawas ia kemudian memikirkan suatu
rencana dan di budaya agar Abu Nawas membukakan pintunya sambil mengetuk sang istri berkata
suamiku buka pintunya atau aku akan berbuat nekat
namun Abu Nawas tidak menghiraukan ucapannya Hai kalau kau masih tidak membukakan
pintu aku akan menjatuhkan diri dari atas tangga dan aku akan mengaku jika
Engkaulah yang mendorongku ancam istrinya berteriak Abunawas tetap saja tidak menghiraukan
ucapannya selang beberapa saat Abunawas mendengar suara terjatuh gubrak
Dia mengira istrinya benar-benar menjatuhkan diri dari atas lantai Abu
Nawas pun segera membuka pintu dan berjalan menuruni tangga dan ketika sampai di bawah Ia hanya
menjumpai sebuah batu besar dia mencoba mengelabui ku pikir Abu Nawas Ia pun
segera naik kembali tapi ketika akan memasuki rumah pintunya sudah dalam
keadaan tertutup ternyata saat Abunawas turun istrinya dengan sikap masuk ke
dalam Wah dan mengunci pintunya Hai buka pintunya aku tahu kau di dalam
teriak Abunawas namun tak ada jawaban dari dalam rumah
Abu Nawas pun terus mengetuk pintu beberapa kali dan kembali berteriak
istriku jika kau tidak membukakan pintu aku akan bunuh diri kata Abu Nawas
mengancam tiba-tiba dari dalam rumah sang istri berteriak Hai orang-orang Lihatlah
suamiku selalu pulang larut malam tiap malam kerjaannya cuman begadang
mendengar teriakan tersebut Abu Nawas menjadi panik istriku Apa yang kau
lakukan dasar kau gila kamu membangunkan orang-orang dari tidur hanya untuk
membalas dendam Allah mengetahui bahwa aku tidak bersalah
buka pintunya sekarang kata Abu Nawas kesal sang
trimalah berteriak semakin keras tolong-tolong
suamiku akan merobohkan pintu dia juga akan memukulku Tolong selamatkan aku
mendengar ada kegaduhan para tetangga langsung keluar mendatangi rumah Abu
Nawas Mereka melihat Abu Nawas sedang berdiri didepan pintu rumahnya yang tertutup
melihat kehadiran mereka tentu saja membuat Abu Nawas menjadi malu
Kamu ini kenapa sih Abu Nawas sudah pulang larut malam malah mau memukul
istrimu kamu sekarang sudah berubah Abunawas kata para tetangganya
ia Saya minta maaf telah mengganggu waktu istirahat kalian Balas Abu Nawas
Abu Nawas pun terpaksa tidur di luar rumah niatnya mau memberi hukuman kepada sang
istri karena pulang larut malam hai Malah dia yang kena kisah selanjutnya
dikisahkan seorang Hakim untuk wilayah pusat kota telah wafat setelah mengidap
penyakit kritis lalu betina Raja mengutus seorang Hakim baru yang terkenal dengan sosok kejam
dan bengis ketika Hakim baru telah sampai di pusat kota para saudagar pemuka agama dan para
tokoh setempat mulai berdatangan ke istana mereka membawa hadiah yang akan
dipersembahkan kepada Tuhan Hakim sebagai bentuk loyalitas dan ucapan selamat
Tuan Hakim menanyakan sosok Abu Nawas yang sering Ya Dengar
mana Abunawas Kenapa dia belum menghadap tanya Tuhan Hatim
kami tidak tahu yang mulia nanti sepulang dari sini kami akan menemui Abu
Nawas jawab mereka the pamitan pulang mereka lalu
mendatangi rumah Abu Nawas wahai Abunawas Kamu dicari Tuan Hakim
yang baru kamu disuruh ke istana secepatnya kata mereka melaporkan
Abu Nawas pun bermaksud pergi menemui Tuan Hakim dengan membawa sebuah hadiah
sederhana namun sial ketika di tengah perjalanan buah-buahan yang dia bawa berkeliling di
atas nampan Abunawas berusaha menatanya kembali akan
tetapi buah-buahan itu terus menggelinding di atas nampan karena
kesal Abunawas akhirnya memakan buah yang ia bawah sehingga hanya tersisa
satu butir Sesampainya di istana Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat lalu Abu
Nawas mempersembahkan hadiah buah yang hanya tersisa satu butir melihat itu Tuan Hakim pun tersenyum ia
dan berkata Meskipun hadiahmu sederhana namun kau berhak mendapatkan hadiah
besar Tuan Hakim kemudian menyuruh salah satu pengawalnya untuk memberikan hadiah satu
kantong uang kepada Abu Nawas betapa senangnya hati Abu Nawas ia tak menduga
akan mendapatkan hadiah begitu banyak kemudian Abu Nawas pulang dan
memberitahukan kepada istrinya saya pikir Hakim yang baru galak dan
pelit ternyata ia sangat baik dan Dermawan Puji Abunawas
Mengapa engkau bisa seyakin itu tanya istrinya tadi aku barusan pulang dari istananya
Tuan Hakim memberikan aku satu kantong uang Padahal aku mempersembahkan hadiah
untuknya cuman satu butir buah balas Abunawas menjelaskan
sang istri itu paket dan bahagia mendengarnya Kenapa tidak kau ulangi saja besok
Pergilah ke istananya dan bawakan buah yang banyak tentu hadiah yang akan Kau
Dapatkan pasti akan lebih banyak lagi tutur istrinya tentu saja istriku
apabila urusan bersama Tuan Hakim lancar seperti ini maka dalam waktu dekat kita
akan menjadi tokoh masyarakat yang paling kaya timbal Abunawas
sesuai dengan rencana esok harinya Abu Nawas membawa keranjang yang penuh
berisi buah nanas ketika di tengah perjalanan menuju istana dia bertemu seorang temannya mau
kemana Abu Nawas tanya mau ke Istana Tuan Hakim jawab Abu Nawas
singkat terus buah nanas yang kau bawa akan kau hadiahkan untuknya tanya
temannya kembali ia Hai jawab Abu Nawas
menurutku lebih baik diganti dengan buah yang lebih pantas Abunawas seperti buah
anggur kata temannya menyarankan Abu Nawas pun setuju dengan usulan
tersebut lantas dia pergi ke pasar membeli buah anggur terbaik untuk dibawanya ke
hadapan Tuhan Hakim setelah Abu Nawas tiba di istana Tuan
Hakim menyambutnya dengan hangat Kemudian Abu Nawas mempersembahkan buah
anggur yang baru saja dibelinya namun hadiah tersebut tidak berhasil
memikat Tuan Hakim Tuan Hakim Justru malah beranggapan bahwa Abu Nawas
menghinanya tentu saja Tuhan hati menjadi marah kamu tahu kan kalau saya
paling benci dengan buah anggur kata tuan Hakim penuh emosi Ia pun menyuruh
para pengawal untuk melempari kepala muka Abu Nawas dengan buah anggur
setiap kali buah anggur mengenai dirinya Abunawas selalu berkata Alhamdulillah
melihat hal itu Tuan Hakim merasa heran Lalu ia bertanya kepada Abu Nawas
Kenapa kau mengucapkan Alhamdulillah Padahal aku sedang menghukum kamu dengan
polosnya Abu Nawas menjawab sebab pada awalnya aku akan membawa satu keranjang
buah nanas Untungnya ada temanku yang menyarankan supaya membawa buah anggur saja Coba
kalau yang dilempar adalah buah nanas tentu akan membuat kepalaku memar dan hidungku patah
Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah atas keselamatanku
Hai spontan ton Hakim tertawa terpingkal-pingkal mendengar alasan Abunawas iapun lalu mempersilahkan
Abunawas untuk pulang Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu
lagi di kisah selanjutnya Terima kasihWassalamualaikum
warahmatullah wabarakatuh
Demikianlah Artikel: Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2022/09/kisah-hikayat-abu-nawas-jenaka-dan_2.html
Posting Komentar