Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur

Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Abu Nawas, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
link : Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur

Baca juga


Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur



Assalamualaikum semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal alamin di suatu malam sehabis menunaikan salat Isya Abunawas duduk santai di depan rumahnya Subhanallah sungguh indah sekali ciptaanmu gumam Abu Nawas sambil terus menatap langit yang bertabur Kemilau bintang sedang asyik-asyiknya duduk merenung datanglah beberapa prajurit kerajaan Hai Tuhan Abu Anda diperintahkan menghadap Baginda sekarang juga kata salah satu prajurit malam-malam begini Baginda Raja memanggil saya memangnya tidak bisa diundur besok pagi tanya Abu Nawas dengan nada kesal maaf tuan Abu kami hanya diperintahkan dan Tuhan abu harus ikut dengan kami jawab si prajurit karena ini adalah tidak Baginda Raja mau tak mau Abunawas terpaksa menurutinya maka Pergilah Abunawas bersama beberapa prajurit kerajaan di sepanjang perjalanan Abunawas terus menerka-nerka jebakan apalagi yang akan Baginda Raja berikan sungguh sangat keterlaluan sampai malam-malam begini masih saja terpikir untuk mengerjai saya pikir Abu Nawas mulai Dongko Hai singkat cerita sampailah Abunawas di istana ia melihat Baginda Raja sudah duduk menunggunya wahai Abunawas kemarilah ucap Baginda Raja menyambut Abunawas setelah berdiri di hadapan Baginda Raja Abu Nawas bertanya ampun Paduka apa ada sesuatu yang sangat penting sehingga malam-malam begini Paduka memanggil saya dengan wajah tersenyum Baginda Raja menjawab begini Abunawas kemarin kan saya habis lawatan ke negeri seberang saya punya oleh-oleh buat kamu lalu sang raja memberikan bingkisannya kepada Abu Nawas dan ketika bingkisan tersebut dibuka Ternyata isinya cincin berlian yang sangat indah betapa senangnya hati abu Oh ya pun merasa bersalah karena sempat berprasangka buruk kepada rajanya Apakah ada tugas baru yang perlu hamba laksanakan tanya Abu Nawas dengan wajah sumringah tidak ada Abunawas Saya mengundangmu kemari hanya untuk memberi hadiah silahkan kamu bawa pulang Balas Baginda Raja Dengan Hati penuh riang gembira Abu Nawas pun pamit pulang kerumah esok harinya Abu Nawas pergi ke warung tempat ia Biasa nongkrong ya pun memamerkan cincin berlian kepada kawan-kawannya bahkan kemanapun ia pergi cincin tersebut selalu dipakainya Hai dari jauh cincin berlian yang dipakai Abunawas tampak gemerlapan sehingga menarik perhatian dan rasa kagum orang yang melihatnya suatu ketika Abu Nawas melintas di depan rumah seorang saudagar Permata sang saudagar begitu Terkesima dengan cincin yang dipakai Abu Nawas belum pernah kulihat cincin seindah itu harganya pasti mahal sekali Mungkin sekitar 5000 Dinar pikir saudagar tersebut dalam hati Karena penasaran saudagar itu memanggilnya wahai Abunawas mampirlah ke mari Abunawas lalu diajaknya masuk kerumahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu Ada perlu apa nih Tumben sekali menyuruhku mampir ucap Abunawas Saya ingin tahu Abu Nawas Hai cincin yang kamu pakai bagus sekali dimana membelinya tanya saudagar sambil terus mengamati cincin yang melekat di jari Abunawas Oh ini Ini hadiah dari Baginda Raja jawab Abu Nawas merasa bangga jawaban tersebut semakin menguatkan dugaan saudagar bahwa cincin berlian yang dipakai Abu Nawas memang amat berharga dan sudah pasti bukan barang palsu jual saja cincinnya padaku aku bersedia membayar dengan harga mahal Bagaimana kalau 2000 Dinar kata saudagar membujuk namun Abu Nawas menolak dengan menggelengkan kepalanya si saudagar terus saja merayu Abu Nawas agar mau menjual cincinnya Bahkan ia sampai menakut-nakuti Abunawas demi mendapatkan cincin sebut sekarang lagi rawan kejahatan Abunawas cincin yang kamu pakai bisa saja dirampas Penjahat di jalan Lebih baik kau jual saja padaku dan uangmu dapat kau belikan apa saja Abu Nawas orang yang cerdik tak mudah dikelabui apalagi sampai tertipu ia tahu betul bahwa cincin yang dipakai harganya sekitar 5000 Dinar Abu Nawas hanya mendiamkan saja tawaran saudagar tersebut dari saku bajunya Abunawas mengeluarkan sapu tangan lalu digosok nya cincin itu dengan saputangan makin bergembiralah cincin berliannya melihat itu si saudagar semakin berhasrat untuk memilikinya Baiklah Abunawas aku bayar dengan harga 4000 Dinar Kakashi saudara bacuk mana boleh cincin berlian yang indah begini dihargai 4000 Dinar hujan Abu Nawas yang akan Beranjak Pergi tunggu Abunawas tunggu sebentar Baiklah aku tawar dengan harga 5000 Dinar Tapi saat ini aku hanya punya 4000 Dinar Beri aku waktu tiga hari kata saudagar mencegahnya Abu Nawas hanya tersenyum lalu pergi meninggalkannya ketika malam tiba saatnya bagi Abu Nawas untuk memejamkan mata cincin berlian masih terpasang di jarinya dan saat ia tertidur ia bermimpi saudagar Permata datang dengan membawa uang 5000 Dinar melihat uang sebanyak itu Abu Nawas pun tergiur tanpa pikir panjang diterimanya uang sebanyak itu lalu Abu Nawas memberikan cincinnya kepada saudagar Permata begitu girang hatinya memiliki uang 5000 Dinar saking senangnya sampai Abunawas berjingkrak-jingkrak sehingga keseimbangan badannya menjadi goyah Abu Nawas pun terjatuh sambil menahan rasa sakit Abunawas segera terbangun ternyata ia terjungkal dari tempat tidurnya yang pertama-tama ia amati adalah cincin di jarinya Mengapa cincin ini masih ada di jariku padahal uang pembayaran dari saudagar Permata sudah saya terima pikir Abu Nawas merasa heran esok harinya Ia menceritakan mimpinya itu bukan saja kepada istrinya tetapi juga kepada tetangga-tetangganya bahkan kepada semua orang yang berjumpa dengannya diceritakan lah perihal mimpinya itu aku sudah menerima uang Heart sebanyak lima ribu Dinar tapi cincinku belum diambil oleh saudagar yang membelinya ucap Abu Nawas dengan terheran-heran mimpi Abu Nawas yang aneh itu segera beredar dari mulut ke mulut akhirnya saudagar Permata itu pun mendengarnya Padahal aku belum merasa memberikannya kalau begitu aku berhak mengambil cincin itu pikir saudagar Permata Bukankah Abu Nawas pun mengaku kalau dia telah menerima uang pembayaran dariku lanjutnya dalam hati saat itu juga ia berangkat menuju rumah Abu Nawas Setibanya disana ia langsung berkata Hai Abu Nawas mana cincin berlian yang sudah kubeli mendengar itu Abu Nawas menjadi kaget eh tapi sahut Abunawas tersendat-sendat jangan pura-pura lupa Abunawas Semalam aku sudah membayarmu 5000 Dinar bukan kata saudagar itu Iya betul tapi ada dua hal yang masih harus kita sepakati pertama harga 5000 Dinner itu masih terlalu murah genap ilah jadi 6000 Dinar kedua karena cincin permata itu pemberian Baginda Raja serah-terima cincin itu harus disaksikan pula oleh Baginda dengan kesaksian Baginda engkau pun pasti akan yakin bahwa cincin itu memang benar-benar pemberian Baginda Raja ujar Abu Nawas Baiklah Abunawas nanti di hadapan Baginda Raja aku tambah 1000 dinar Timpal saudagar itu setelah Abu Nawas bersiap-siap mereka berdua lalu berangkat menuju istana menghadap Baginda Raja dan Di tengah perjalanan saudagar merasa heran dengan penampilan Abunawas Mengapa jari mu kau balut dengan saputangan tanya saudagar tempo hari kan kamu memperingatkan aku kalau sekarang lagi rawan kejahatan Aku khawatir ada penjahat yang akan merampas cincinku makanya aku tutupi cincinku dengan saputangan balas Abunawas betul itu Abu Nawas saya sangat setuju kata saudagar tersebut membenarkan Sesampainya di istana Abu Nawas dan saudagar Permata segera menghadap Baginda Raja Paduka yang mulia saya ingin menjual cincin yang Paduka berikan kata Abu Nawas membuka percakapan Kenapa novel jual dan kepada siapa kau menjualnya tanya ia Raja itu hak saya Paduka Bukankah Paduka sudah memberikannya padaku Saya mau menjualnya kepada saudagar permata di samping saya Ia terserah kamu itu memang sudah hak kamu ujar Baginda Raja Abu Nawas lalu membuka balutan saputangan di jarinya kemudian ia menunjukkan cincinnya kepada Baginda Raja Bukankah cincin ini pemberian Paduka tanya Abu Nawas Baginda Raja terkejut melihat cincin yang terpasang di jemari Abunawas terlebih lagi si saudagar Permata sebab cincin yang dipakainya kali ini terbuat dari tembaga dan agak sedikit berkarat bukan itu cincin yang mau saya beli tapi cincin berlian pemberian Baginda Raja protes isodagar inilah cincin pemberian Raja kalau tidak percaya Silahkan tanya sendiri timbal Abunawas dalam hati Baginda Raja hanya tersenyum macam-macam saja akal Abunawas pikir Baginda Raja cincin tembaga itu juga Memang pemberian dari Baginda Raja Tapi sebelum ia memberikan hadiah cincin berlian betulkah ini cincin pemberian Paduka tanya saudagar Permata ia benar itu cincin pemberian ku jawab Baginda Raja mendengar gitu saudagar Permata menjadi gemetaran sesuai perjanjian kau akan membayar seribu dinar di hadapan Baginda Raja Mana uangnya berikan padaku pinta Abunawas Tapi kata si saudagar Permata tak percaya tepati janjimu kamu harus membayar seribu dinar ada Abunawas perintah Baginda Raja saudagar itu terpaksa mengeluarkan uang seribu dinar tanpa berkata sepatah katapun diberikan-nya uang itu kepada Abu Nawas lalu ia pun melangkah pergi Hei Tunggu dulu seru Abunawas Kenapa cincinya tidak kau bawa teriaknya saudagar Permata itu tak mau menoleh ia merasa sangat kesal telah dikerjai Abu Nawas kisah selanjutnya Abu Nawas memang seringkali memberikan pelajaran yang berharga hanya melalui cara yang sederhana seperti di kisah-kisah sebelumnya dimana Abunawas berhasil mengungkap menteri yang berkhianat hanya bermodalkan sorbannya yang usang dan berbau busuk begitu pula saat Abunawas mengungkap misteri dibalik pencurian yang marak terjadi ia berhasil menemukan pelakunya hanya bermodalkan kayu dan pada episode kali ini Abu Nawas memberikan pelajaran berharga untuk Baginda Raja hanya dengan media segentong air kisah ini bermula ketika Baginda Raja akan berburu di hutan kalah itu Baginda Raja memerintahkan para pembantunya untuk menyiapkan semua peralatan dan perbekalan selama berburu berbeda dengan acara berburu sebelumnya kali ini Baginda Raja mengajak serta Abunawas kemudian Baginda Raja meminta Abu Nawas untuk membantunya membawakan perbekalan disitu Abunawas dipersilahkan memilih sendiri barang yang akan dibawa tanpa pikir panjang Abunawas justru memilih ke tempat air minum yang cukup besar Baginda Raja dan para prajurit heran dengan pilihan Abunawas bahkan ada beberapa orang yang menertawakan mereka menganggap Abu Nawas bodoh karena Abunawas lebih memilih gentong air yang besar dan berat padahal masih banyak barang lain yang lebih kecil dan ringan rasa penasaran pun hinggap di benak Baginda Raja Baginda Tahu betul bahwa Abu Nawas bukanlah orang bodoh tapi kenapa Abunawas justru memilih barang yang berat pasti ada maksud dibalik pilihannya Baginda Raja lalu bertanya kepada Abu Nawas Hai Abu Nawas Kenapa kamu pilih barang bawaan yang paling berat mendengar pertanyaan itu Abu Nawas hanya tersenyum dan membalas nanti educa juga akan tahu sendiri karena tidak mau berlama-lama Baginda Raja pun memerintahkan pasukannya untuk berjalan Selama perjalanan tentu saja Abu Nawas menjadi orang yang terakhir ia berjalan paling belakang karena beratnya membawa gentong air tetapi perjalanan yang lumayan jauh mengharuskan rombongan berhenti untuk istirahat sejenak disaat itulah mereka membutuhkan air untuk menghilangkan rasa dahaganya tentu saja Abu Nawas menjadi orang yang paling dicari karena Abu Nawas yang membawa perbekalan air minum setelah perjalanan dilanjutkan gentong air yang dibawa Abu Nawas mulai berkurang isinya dan menjadi lebih ringan Abu Nawas pun tidak lagi berjalan di belakang ini ia berjalan di tengah-tengah para Lembongan setelah istirahat yang kedua ketiga dan seterusnya gentong air yang dibawa Abu Nawas pun semakin berkurang sampai kemudian gentong nya kosong sama sekali karena gedungnya yang berisi air sudah kosong tentu saja Abu Nawas meninggalkannya sehingga Abu Nawas pun bisa berjalan di samping Baginda Raja di barisan terdepan melihat hal itu Baginda tersenyum kini Baginda telah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sebelum berangkat kamu memang cerdik Abunawas ujar Baginda Raja dalam hati kisah selanjutnya dikisahkan Abunawas mempunyai burung beo yang sangat pintar setiap hari dengan tekun dan telaten burung itu dilatihnya mengucapkan kalimat La lailahailallah akhirnya dalam tempo beberapa bulan burung beo milik Abu Nawas sangat fasih mengucapkan kalimat tersebut hal ini membuat orang-orang mengagumi burung beo milik Abu Nawas bahkan sampai ada saudagar kaya yang berminat untuk membelinya dengan harga tinggi namun Abu Nawas menolaknya seperti biasa saat menjelang sore Abunawas membuka Majelis Taklim dirumahnya ia mengajari anak-anak mendalami ilmu agama disaat Abunawas Tengah mengajar tiba-tiba burung beo miliknya diterkam seekor kucing burung beo tersebut sempat berteriak kayak kayak dan iapun harus mati oleh gigitan kucing kemudian dibawanya kabur Abu Nawas yang menyaksikan hal itu hanya bisa terdiam karena peristiwa tersebut sangat cepat dan singkat sehingga ia tidak sempat untuk menolongnya semenjak kejadian itu Abu Nawas sering kelihatan murung dan sering mengunci dirinya di dalam kamar tentu saja hal ini membuat murid-muridnya bersedih pula saat itu suasana majelis tempat biasa Abunawas mengajar terlihat sunyi tanpa ada aktivitas namun begitu murid-muridnya tetap rajin berangkat ke majelis mereka duduk setia menunggu kehadiran gurunya lalu salah satu murid mempunyai inisiatif untuk membelikan burung beo yang baru agar gurunya tidak Lagi bersedih hati saya setuju Ayo kita patungan sahut murid yang lain Hai setelah uang terkumpul tiba-tiba Abunawas menghampiri murid-muridnya kalian patungan uang untuk apa tanya Abu Nawas Kami ingin membelikan burung beo yang baru untuk guru kami tak ingin guru terus-terusan bersedih jawab Salah satu muridnya mendengar itu Abu Nawas hanya tersenyum kemudian dengan lemah lembut Abu Nawas berkata anak-anakku sekalian saya sangat berterima kasih karena kalian sangat memperhatikan saya sangat peduli dengan keadaan saya Tapi satu hal yang perlu kalian ketahui kesedihan saya selama ini bukan karena kematian burung beo ketahuilah wahai anak-anakku beberapa hari ini aku mengurung diri dikamar karena saya Dan satu hal yang aku sedihkan adalah isyarat yang diberikan oleh Allah lewat kematian burung beo Coba kalian pikirkan berbulan-bulan aku melatih burung beo untuk mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah sampai ia fasih bahkan setiap jam selama hidupnya ia selalu mengucapkan kalimat tersebut tetapi menjelang kematiannya saat diterkam kucing yang keluar dari mulutnya adalah bunyi Que akrab saya takut Najib saya akan sama seperti burung beo itu selama hidup tak pernah lepas dari kalimat Lailahaillallah bahkan saya sampai mendakwahkannya tapi ketika meninggal dunia yang terucap dari mulut ini adalah kalimat Selain itu mendengar penjelasan Abu Nawas murid-muridnya ia terdiam ternyata mereka telah salah paham memaknai kesedihan gurunya gurunya bukanlah orang yang cinta duniawi Justru duniawinya itu ia jadikan nasehat bagi kehidupannya hari itu mereka mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya kisah selanjutnya Alkisah ada seorang pemuda yang gemar mabuk-mabukan Dia juga sering membuat onar di kampungnya prilakunya ini membuat orang-orang menaruh rasa benci namun mereka tak berani menegurnya karena si Pemuda terkenal nekat dan tak segan-segan menghajar Siapa saja yang berani menegurnya yang lebih menjengkelkan si pemuda tidak menaruh rasa hormat kepada siapapun entah itu orang yang lebih tua mau semoga agama suatu ketika Si Pemuda sengaja membuat ulah kali ini yang dikerjai bukanlah orang sembarangan melainkan tokoh pemuka dari berbagai agama pertama ia mendatangi seorang rahib tuhan izinkan saya berzina kata si Pemuda mendengar itu sang rahib kaget Bukan main kalo kamu mau berzina itu urusanmu jangan meminta izin dariku jawab sang rahib tapi aku menginginkan izin darimu Tuan mau mengizinkan tidak tanya si Pemuda kembali tidak mungkin aku mengizinkanmu itu perbuatan yang melanggar agama kalau aku mengizinkanmu sama saja aku memperbolehkan orang untuk berbuat dosa balas sang rahib dengan Hai tanpa diduga si Pemuda tiba-tiba melayangkan pukulan tepat mengarah di kepala sang rahib sang rahib langsung jatuh tersungkur dan merintih kesakitan si Pemuda lalu pergi meninggalkannya Aku akan mencoba mendatangi Tuan pendeta Aku ingin tahu apa jawabannya kata si pemuda dalam hati Ia pun lalu pergi ke rumah sang pendeta Setibanya disana si Pemuda lalu berkata Tuan pendeta Izinkan saya berzina pintas si Pemuda sang pendeta tak kalah kaget dari sang rahib saat mendengar permintaan si Pemuda sejenak sang pendeta terdiam kalau ia melarangnya tentu si Pemuda akan marah bisa-bisa ia dihajar habis-habisan sebab tabiat ia tersebut terkenal kasar dan jahat pikir sang pendeta wahai anakku kenapa engkau tidak menikah saja tentu itu akan lebih baik bagimu kata Sang pendeta menyarankan Aku tidak mau aku masih ingin menikmati masa mudaku ujar si Pemuda sang pendeta terlihat kebingungan mendengar alasan si Pemuda namun ia juga harus berhati-hati dalam ucapan jangan sampai membuat si Pemuda menjadi marah Bagaimana Tuhan pendeta apakah Tuan mau mengizinkan saya berzina tanya si Pemuda hati Sang pendeta menjadi berkecamuk kalau ia mengizinkan sama saja ia memperbolehkan orang untuk berbuat dosa Tapi kalau ia melarang si Pemuda akan menjadi dan tentu saja si Pemuda akan menghajarnya wahai anakku saya sangat sayang kepadamu Tidakkah engkau tahu bahwa siksa api neraka itu sangat pedih Aku tidak ingin kamu masuk kedalamnya hanya karena perbuatanmu kata Sang pendeta menasehati maksud Tuan pendeta apa mati saja belum sudah bicara tentang neraka Tuan mau mengizinkan saya berzina atau tidak tanya si Pemuda mulai emosi Maafkan saya nah dengan berat hati saya tidak berani mengizinkan itu semata-mata karena saya sangat sayang sama kamu Saya tidak ingin kamu dimurkai oleh Tuhan jawab sang pendeta tiba-tiba pukulan melayang kearah kepala sang pendeta sang pendeta pun jatuh terus Nur ketanah bilang saja kalau kamu tidak mengizinkan tidak usah berbelit-belit kata si pemuda dengan geram Ia pun lalu pergi meninggalkan sang pendeta kedua peristiwa tersebut membuat gempar warga banyak orang-orang yang mengutuk perbuatan si Pemuda akan tetapi Si Pemuda malah menjadi beringas sehingga ia semakin ditakuti warga suatu kali salah satu teman si Pemuda berkata kepadanya Hai kawan Kenapa tidak kau tanyakan keinginanmu itu kepada Abu Nawas kalau jawabannya membuatmu jengkel kamu Hajar saja dia dan kamu pasti akan lebih ditakuti mendengar usulan temannya itu si Pemuda menjadi tertarik benar juga katamu Besok aku akan menemui abu Awas Timpal si Pemuda pada esok harinya si Pemuda segera berangkat menuju rumah Abu Nawas sesampainya disana si Pemuda mendapati Abu Nawas sedang duduk santai di depan rumahnya Tuan Abu Bolehkah saya masuk ada yang ingin saya tanyakan kata si Pemuda Oh Silahkan masuk kemarilah balas Abunawas si Pemuda lalu masuk dan duduk disamping Abunawas Apa yang ingin kau tanyakan wahai anak muda tanya Abu Nawas tuhan habu izinkan saya berbuat zina pintas si Pemuda mendengar itu Abu Nawas hanya tersenyum sebelum Aku menjawab permintaan mu Saya ingin mengajukan tiga pertanyaan Apakah kau sih jawabnya tanya Abu Nawas silahkan Tuan bertanya jawab si Pemuda Kalau dia sampai bertanya tentang siksa neraka saya akan langsung menghajarnya pikir Si Pemuda wahai anak muda apakah Kau rela bila ibumu berbuat zina dengan seorang pemabuk dan pembuat onar tanya Abu Nawas Saya tidak akan rela dan saya akan melakukan apa saja asalkan ibuku tidak berbuat zina jawab si Pemuda demikianlah perasaan orang lain Ia juga tidak akan suka bila hal itu terjadi pada diri ibunya wahai anak muda kelak nanti bila engkau mempunyai seorang putri Apakah engkau rela bila putrimu berzina dengan seorang pemabuk dan pembuat onar tanya Abun kembali tentu saja saya tidak terima saya tidak rela bila putriku berzina dengan orang seperti itu jawab si pemuda dengan tegas nah orang lain pun demikian ia tentu tidak rela bila hal itu terjadi pada diri putrinya Timpal Abunawas si Pemuda tampak merenungi kata-kata Abu Nawas ia tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu sekarang pertanyaan terakhir saya apa yang akan kamu lakukan bila kamu menitipkan suatu barang kepada orang lain dan barang itu sangat berharga Bagimu akan tetapi orang yang kamu titipin tidak amanah Bahkan ia malah merusak barangmu yang sangat berharga tanya Abu Nawas Tentu saja aku akan ah Bahkan aku akan membunuhnya dengan cara yang paling sadis jawab si Pemuda Abunawas kembali tersenyum mendengar jawaban si Pemuda kemudian Abu Nawas kembali berkata jasad kamu nyawa kamu sejatinya adalah titipan Allah yang berharga yang Allah percayakan kepadamu tapi bila engkau mengotori dan merusaknya dengan perbuatan bejat mu lalu kamu menghadap ke haribaan Allah kira-kira apa yang akan Allah berbuat kepadamu tiba-tiba suasana mendadak jadi Hening tanpa diduga si Pemuda Langsung menangis dan duduk bersimpuh dihadapan Abunawas Tuan Abu Saya tidak sanggup membayangkan siksaan yang akan Allah berikan kepada saya Saya ingin bertaubat enggak Bu bimbinglah saya agar Allah berkenan memaafkan dosa-dosa saya kata si Pemuda sambil menangis sesenggukan berkat bimbingan dan nasehat Abunawas si Pemuda kini kembali ke jalan yang benar sifatnya yang jahat dan kejam kini berubah menjadi pribadi yang santun si Pemuda tak lagi dibenci oleh orang-orang namun sebaliknya ia kini dicintai Dan disambut hangat oleh masyarakat kisah selanjutnya nu'aiman adalah sahabat nabi yang terkenal dengan ulah iseng nya hampir semua orang yang ia kenal pasti pernah di terjadinya bahkan Rasulullah sendiri tak luput dari perbuatan usilnya Iman para sahabat menyebutkan tidaklah rasulullah dalam keadaan sedih kecuali nuraiman datang Rosulullah akan tersenyum sebab hanya nuraiman yang bisa membuat sedihnya Rasulullah berubah menjadi tawa namun dibalik kelucuannya yang sering membuat Rasulullah tertawa nu'aiman ternyata seorang pemabuk setiap kali ia kedapatan mabuk mabukan Rosulullah menghukum cambuk bukannya kapok tapi justru ia sering mengulangi perbuatannya yang membuat para sahabatnya jadi geram mereka menganggap nu'aiman mempermainkan hukum Allah dan rasul-nya suatu hari saat nu'aiman kedapatan mabuk lagi para sahabat langsung menangkap dan menghukumnya mereka mencambuk nu'aiman dan mencelanya semoga Allah melaknat Mun Iman Rosulullah yang mendengar itu langsung menegur sahabatnya yang berkata demikian jangan kalian Laknatullah iman Hai karena dia cinta Allah dan rasulnya Bahkan dalam salah satu riwayat Rasulullah menceritakan nu'aiman akan memasuki syurga dengan tertawa itulah sekelumit mengenai sahabat Aiman Berikut ini akan kami ceritakan Beberapa kisah lucu sahabat haiman suatu kali sahabat Abu Bakar menemui Rasulullah wahai Rasulullah saya minta izin Saya ingin mengajak sahabat anda untuk ikut berdagang ke negeri Syam cinta sahabat Abu Bakar Siapa tanya Rasulullah nu'aiman Ya Rasul jawab sahabat Abu Bakar Rosulullah mengizinkannya dengan perasaan agak sedikit terkejut sebab sifat dan Perangai Man itu aneh dan tidak bisa diprediksi dalam perjalanan dagang tersebut Abubakar juga ngajak serta satu orang lagi yaitu sungai Pipin harmalah dua orang ini merupakan sahabat rasulullah yang memiliki sifat bertolak belakang nu'aiman sebagai sosok yang apa adanya serta mengesalkan sedangkan sesuai bit adalah sosok yang sangat jujur dan amanah cubit dipercaya oleh Abu Bakar untuk menjaga perbekalan makanan setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh sampailah mereka bertiga di kota sang Setibanya disana Abubakar langsung mulai sibuk pergi mengantarkan dagangannya sementara nu'aiman dan shuaib duduk setiap menjaga perbekalan dan dagangannya Abu Bakar Hai haripun menjelang siang perutmu Aiman mulai terasa keroncongan karena lapar nu'aiman meminta bekal makanan kepada suami Fit berikan aku roti perutku sangat lapar Intan Aiman tapi permintaan Aiman ditolak mentah-mentah oleh sungai Beat saya juga lapar tapi tunggulah sampai Abubakar datang ujar sesuai Beat kepadamu Hai Man berikan aku sepotong saja kata nu'aiman memaksa shuaiby tetap tidak mengizinkan nu'aiman memakan bekal makanan yang dibawanya sikap sesuai Beat ini membuat nu'aiman jengkel Ia pun berniat membalas Apa yang dilakukan swiping ia kemudian menemui sejumlah orang di pasar dan menawarkan bahwa ia menjual seorang budak dengan harga yang cukup murah lho ingin menyebut Hai bahwa budak yang ia miliki sering mengaku kalau dirinya adalah orang yang merdeka setelah ada orang yang berniat membeli budak nu'aiman pun membawa calon pembeli ke hadapan suami Fit temannya sendiri nu'aiman Langsung menunjuk Sweep yang sedang duduk itu dia budak yang akan saya jual kata nu'aiman sontak saja sesuai Beat merasa terkejut dan mengaku bahwa dirinya adalah orang Merdeka berkali-kali sesuai Beat menjelaskan bahwa ia adalah orang yang merdeka kepada calon pembeli Namun karena sudah dijelaskan maiman calon pembeli itu berkata kepada shuaib tidak usah mengelak kami sudah paham sifatmu shuaiby pun lalu dibawa oleh orang tersebut setelah slipit di bawah sebagai budak tidak lama kemudian datanglah Abu Bakar menghampiri nu'aiman sesuai Beat tanya Abubakar sudah saya jual jawab nuraiman Mendengar hal itu Abubakar kaget Bukan main nu'aiman pun menceritakan dengan jujur kejadiannya kepada Abu Bakar kemudian sesuai Beat ditebus kembali oleh Abu Bakar dari orang yang membelinya ketika cerita ini sampai ke telinga Rasulullah Rasulullah pun tertawa hingga menunjukkan gigi gerahamnya dimasa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan nu'aiman pernah juga mengerjai kakek tua kalah itu nu'aiman yang sedang duduk santai melihat seorang kakek buta tanpa kebingungan ia berjalan mondar-mandir dengan tongkatnya rasa penasaran pun hinggap pada diri nu'aiman apa sih sebenarnya yang kaget Wah itu cari tanya nu'aiman dalam hati kakek Budha tersebut adalah makromah bin Naufal usianya sudah 115 tahun Hai kakek tua mendekatlah kemari kesini seru Nuha Iman kemudian kakek buta itu mendekati suara yang memanggilnya Kau ini kenapa kenapa dari tadi mondar-mandir terus tanya nu'aiman aku kebelet kencing tapi aku belum menemukan tempatnya jawab kakek buta itu Oh ngomong dong dari tadi sahut muhiman kemudian nu'aiman memegang tangan kakek buta dan menuntunnya di saat itulah muncul ide Ussy nu'aiman ia mengantarkan kakek buta itu masuk ke dalam masjid kala itu para sahabat sedang khusyuk melakukan salat nu'aiman menuntunnya ke tempat pengimaman kita sudah sampai kek I bahkan kakek mau ngapain aja terserah katamu Aiman kakek Budal lalu bertanya apakah disini benar-benar aman Apakah tidak ada orang nu'aiman menjawab jangan khawatir aman lakukanlah keperluanmu seketika itu nu'aiman langsung pergi meninggalkan kakek buta dan menghilang entah kemana sedangkan kakek buta mulai membuang hajat yang sudah lama di empatnya ia kemudian membuka celana dan kencing di tempat penginapan sontak situasi menjadi gempar dan memanas para sahabat langsung mempercepat shalatnya setelah selesai shalat mereka mendekati kakek Putar dan hendak memukulnya Tetapi setelah diintrogasi ternyata kakek tua itu matanya buta betapa malunya kakek buta itu ternyata ia telah dijebak dan dipermainkan setelah mengetahui bahwa yang membuat dia malu dan sial adalah nu'aiman maka kakek buta itu berjanji akan mencarimu Aiman Saya tidak akan keluar dari kota Madinah Sebelum saya berhasil menemukan waiman dan memukulinya dengan tongkat saya aksi nu'aiman ini sangat membuatnya jengkel Sebab Dia dipermalukan dan menjadi tontonan Para jamaah yang sedang shalat di masjid Sejak saat itu kakek buta terus mencari keberadaan nu'aiman ia bertanya kesana-kemari kepada setiap orang yang ia jumpai namun tidak ada satu pun yang mengetahuinya tidak lama kemudian nu'aiman datang kembali dan menghampiri kakek buta Hei kakek buta kamu kenapa tanya nu'aiman Hai saya sedang mencari nu'aiman dia telah mempermainkan dan mempermalukan saya jawab kakek buta padahal yang berada dihadapannya adalah nuraiman sendiri tapi karena tidak bisa melihat kakek buta itu tidak mengetahuinya lalu apa yang akan kakek lakukan bila bertemu dengannya tanya nu'aiman kembali Saya akan memukulnya dengan tongkat Kuini balas kakek buta mendengar itu muncul kembali sifat usilnya nu'aiman jangan khawatir kek saya akan antarkan kakek kepadanya ucapno Aiman nu'aiman lalu memegang tangan kakek buta dan menuntunnya kembali ke masjid begitu memasuki masjid ada beberapa sahabat yang sedang shalat termasuk sang khalifah Utsman bin Affan Nah itu dia orangnya Hei kamu jangan ngapura salat seru Nuha Iman mana-mana orangnya teriak kakek buta Tak sabar kemudian naiman menyodorkan tongkat yang dipegang kakek tua ke tubuh khalifah Utsman bin Affan yang sedang shalat dengan penuh dendam si Kakek buta memukulkan tongkatnya ke tubuh khalifah Utsman bin Affan ia memukul dengan sangat keras dan bertubi-tubi kurang ajar berani-beraninya kamu mempermainkan saya teriak kakek buta sambil terus memukul khalifah Utsman bin Affan sementara khalifah Utsman bin Affan hanya diam saja karena ia sedang dalam keadaan salat sontak hal ini membuat gempar seisi masjid hei Ada musuh yang mau membunuh Amirul Mukminin teriak salah satu jamaah mendengar itu si Kakek buta kaget Bukan main Ia pun langsung ditangkap nanti introgasi ternyata laki-laki ini adalah ulah nu'aiman si Kakek menyesal malu dan merasa bersalah berkali-kali ia meminta maaf kepada khalifah Utsman bin Affan sang khalifah hanya tersenyum beliau sama sekali tidak mempermasalahkannya bahkan ketika para sahabat hendak menghukum nu'aiman atas perbuatan usilnya sang Holifah mencegahnya jangan ganggu dia Dia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai oleh Rasulullah kata sang khalifah mewanti-wanti kisah selanjutnya di pertemuan kali ini kita akan melanjutkan Beberapa kisah lucu sahabat Aiman suatu hari nu'aiman melihat wanita penjual madu yang tengah kepanasan menjajakan dagangannya raut wajah letih dan keringat bercucuran tampak jelas pada diri wanita itu Sedangkan madu dagangan yang ia jajakan belum ada satupun yang membelinya hati nuraiman merasa iba menyaksikan hal itu ingin sekali ia membantu wanita tersebut dengan membeli dagangannya namun apa daya ia tidak punya uang sepeserpun di saat itu ia mendapatkan ide yang cemerlang maka dipanggillah wanita penjual madu Ibu mari itu ikut saya ajak nu'aiman kemudian wanita penjual madu itu diantar nu'aiman ke rumah Rasulullah setelah sampai didepan rumah Rasulullah nuraiman berkata Hai Ibu aku akan pergi karena masih ada urusan sebentar lagi penghuni rumah itu akan keluar dan membayar kepadamu harga madu itu nuraiman pun lalu pergi meninggalkan wanita penjual tersebut lantas wanita penjual madu mengetuk pintu rumah Rasulullah dan memberikan madu tersebut kepadanya tentunya Rasulullah merasa tersentuh dengan madu yang dianggapnya adalah hadiah untuknya Rasulullah lalu membagikan madu-madu itu kepada para sahabatnya yang lain ketika Rasulullah sedang membagikan madu wanita penjual madu itu berkata Wahai Rasulullah bayarlah mati itu Rosulullah yang mendengar itu sedikit terkejut Tapi beliau langsung memahami situasi ini pasti perbuatan waiman kata beliau sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tidak lama setelah kejadian itu rasulullah memanggilnya Iman untuk menemuinya beliau meminta penjelasan maksud dibalik perilaku dari Nuh Iman tersebut Aku ingin berbuat baik padamu ya rasul tapi aku tidak punya apa-apa ucap nu'aiman jawaban yang diberikan dari nu'aiman lagi-lagi membuat Rasulullah tersenyum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seakan memaklumi sifat maiman yang suka mengujinya namun sesungguhnya memiliki hati yang baik hal serupa juga pernah terjadi saat itu rasulullah sedang duduk bersama para sahabatnya tidak Berapa lama datanglah Rayman dengan membawa makanan-makanan tersebut Lalu dibagi-bagikan kepada semua orang yang ada disitu setelah makanan yang dibawa nu'aiman habis disantap oleh Rasulullah dan para sahabatnya NU mendatang lagi bersama orang yang menjual makanan wahai Rosululloh ini penjual makanan yang tadi saya bagikan Tolong engkau yang bayar mendengar itu rasulullah menjadi bingung dan terkejut hingga pada akhirnya Rasulullah pun memakluminya beliau selalu mengajak para sahabat yang lain untuk ikut menebus bersama makanan yang telah mereka santap tersebut ada juga kisah lucu antara sahabat Ali bin Abi Tholib dengan Rasulullah kalah itu Rasulullah dan para sahabat sedang duduk menikmati buah kurma sahabat Ali yang duduk di samping Rasulullah berniat mengerjai Rasulullah setiap kali sahabat Ali memakan buah kurma bijinya selalu diletakkan ditempat biji kurmanya Rasulullah setelah bijinya sudah terkumpul banyak sahabat Ali berkata Wahai Rasul Yo engko makan kurma banyak sekali mendengar itu rasulullah hanya tersenyum namun beliau tak kalah cerdik Hai Ali Apakah engkau makan kurma bersama biji-bijinya sampai Tak ada satupun biji kurma di tempatmu balas Rasulullah spontan para sahabat yang berkumpul langsung tertawa mendengar perkataan Rasulullah kisah selanjutnya di suatu pagi yang cerah Abunawas Mengawali aktifitasnya dengan minum secangkir teh hangat buatan istri tercinta setelah waktu beranjak siang Abunawas memutuskan pergi ke warung tempat biasa ya nongkrong bersama teman-temannya sesampainya disana ternyata teman-temannya sudah menunggu kedatangan dirinya Ia pun langsung duduk membaur bersama mereka Hai Abu Nawas Hai sudah dengar kabar terbaru belum kata salah satu temannya kabar Apa itu tanya Abu Nawas penasaran katanya Hakim di kota kita sekarang sudah diganti yang baru jawabnya Memangnya Hakim yang lama kenapa tanya Abu Nawas kembali Hakim yang lama dipecat Katanya sih karena ketahuan korupsi balasnya Oh Hakim yang baru juga nanti sama seperti itu Timpal Abunawas Maksudmu gimana Abunawas Hakim yang baru juga suka korupsi tanya mereka begini Bukankah hobi pejabat menumpuk harta kekayaan bisa jadi Hakim yang baru juga gemar mengoleksi emas dan berlian hujan Abu Nawas [Musik] Hai Beberapa hari kemudian ucapan Abu Nawas kini beredar di masyarakat hingga sampailah ke telinga Hakim yang baru mendengar itu sang Hakim menjadi geram ia ingin memberi pelajaran kepada Abu Nawas sang Hakim lalu memerintahkan beberapa prajurit untuk menangkap Abunawas mengetahui bahwa dirinya akan ditangkap Abu Nawas segera kabur bersembunyi di hutan disana ia terus memikirkan Bagaimana caranya supaya bisa lepas dari hukuman setelah merenung agak lama muncullah ide cemerlang aku sudah tahu caranya Lebih baik aku ke rumah tuan Hakim sekarang juga pikir Abu Nawas dengan wajah ceria Abu Nawas berangkat menuju rumah tuan Hakim Setibanya disana sang Hakim kg di kedatangan Abu Nawas seolah ia menunjukkan sikap kesetiaan dan kepatuhan beberapa hari ini prajurit ku mencarimu Abunawas tapi tidak pernah ketemu dan tiba-tiba sekarang kamu datang kerumahku kata Sang Hakim terlihat emosi Ampun Tuan Hakim Sebenarnya saya juga ingin menghadap Tuan lebih awal supaya saya secepatnya dapat hukuman balas Abunawas bagus berarti kamu taat kepada hukum Terus apa yang membuatmu menunda kedatangan mu tanya sang Hakim saya sangat sibuk dan hakim jawab Abu Nawas sibuk-sibuk apa kamu kemarin secara tidak Kebetulan saya menemukan Uang 10000 dinner balas Abu Nawas sang Kim terperanjat dengan perkataan Abu Nawas Uang 10000 Dinar itu bukan uang yang sedikit Abunawas tapi Darimana Kau mendapatkannya tanya sang Hakim penasaran dari bawah tanah rumahku Tuhan ketika itu saya sedang mencangkul tanah secara tidak sengaja saya menemukan emas setelah saya coba tawarkan ternyata emas tersebut harganya senilai 10.000 Dinar jawab Abu Nawas kamu sungguh beruntung Abunawas Lantas apa yang akan kau lakukan dengan uang mu tanya sang Hakim rencananya 200 Dinar akan saya belanjakan memberi tanah lalu dana tersebut akan saya bangun menjadi istana yang megah mungkin biayanya sekitar 300gr kemudian ini saya akan membeli perlengkapan untuk istana saya seperti kursi mewah karpet yang mahal dan jubah kebesaran mungkin sekitar 100 Dinar saya juga akan memberikan istri saya perhiasan emas yang paling bagus dan mewah kira-kira sekitar 100 Dinar kata Abu Nawas menjelaskan sang Hakim berdecak kagum mendengarnya sisanya kan masih banyak Abunawas akan kau apakan sisa uangmu tanya sang Hakim mulai penasaran saya akan membagikan 100 Dinar buat orang-orang miskin di kota kini jawab Abu Nawas lalu sisanya buat apalagi kan masih banyak Abu Nawas tanya sang Hakim semakin penasaran saya akan memberikan Tuan Hakim seribu dinar sebagai hadiah kebaikan Tuan menata kota ini ucap Abunawas mendengar itu mata sang Hakim langsung berbinar-binar raut wajah bahagia terlihat jelas pada diri sang Hakim Oh iya Tuhan Lalu bagaimana dengan hukuman saya saya datang kesini untuk siap dihukum Tuan Tanya Abu Nawas memancing sudahlah lupakan saja Abu Nawas Lagian saya juga sudah tidak marah sama kamu sahut Tuan Hakim Benarkah Tuhan apakah saya tidak salah dengar tanya Abu Nawas memastikan benar Abunawas saya sudah memaafkanmu kamu bebas dari hukuman ujar sang Hakim selanjutnya sanghati mengajak Abu Nawas makan siang di rumahnya hidangan lezat dan istimewa sengaja ya bukan kepada Abu Nawas setelah selesai makan sang Hakim bertanya kepada Abu Nawas ngomong-ngomong emasnya sudah kamu jual belum tanya sang Hakim belum Tuan Hakim Oh ternyata belum Tapi kamu menyimpan emasnya ditempat yang aman bukan tanya sang Hakim kembali nah itu yang jadi masalahnya Tuan sewaktu saya kebingungan mencari tempat yang aman istri saya membangunkanku dari tidur Saat aku terbangun aku tak menemukan apapun di tanganku ini semua kesalahan istri saya tuan Coba kalau membangunkannya setelah saya menyimpan emasnya pasti emas itu akan aman tutur Abunawas jadi maksudmu emas yang kau bicarakan itu hanya sebuah mimpi tanya sang Hakim kaget Hai benar sekali Tuan jawab Abu Nawas sang Hakim menjadi kecewa berat Ia mau marah tapi tidak mungkin sedangkan hukuman yang seharusnya Abunawas terima sudah ya Maafkan sebelumnya belum lagi hidangan lezat makan siang yang telah Ia suguhkan kepada Abu Nawas sang Hakim kali ini benar-benar rugi besar di tengah-tengah rasa kecewanya yang begitu dalam sang Hakim melihat Abu Nawas mengambil kaleng madu di meja makan kemudian Abu Nawas mencelupkan jarinya dan menjilatinya tanpa henti tentu saja hal itu membuat sang Hakim menjadi tambah jengkel Hei Abunawas makan madu tanpa roti bisa membakar hatimu Berhentilah kata Sang Hakim kepada Abu Nawas Hai namun dengan entengnya Abu Nawas menjawab hanya allah-lah yang tahu hati siapa yang sedang terbakar kata Abu Nawas sambil terus menjilati madu Abu Nawas pun lalu pulang dengan perut kenyang dan bebas dari hukuman kisah selanjutnya hari itu Abu Nawas terlihat sangat ceria pasalnya Ia baru saja mendapat hadiah uang dari Baginda Raja Wahai istriku Hari ini kita makan enak aku akan membeli daging kata Abu Nawas kepada istrinya maka Pergilah Abunawas ke pasar ia mendatangi tukang jagal untuk membeli sepotong daging Setibanya dirumah ia meminta kepada istrinya Agar memasak daging yang baru saja dibelinya sembari aku menunggu daging matang Lebih baik aku nongkrong di warung dulu akhir-akhir Nawas selepas Abunawas pergi tidak lama kemudian datanglah saudara istrinya saudara istrinya ini sangat suka sekali makan daging diapun terus memperhatikan daging yang sedang dimasak begitu Istri Abu Nawas selesai memasaknya mereka berdua lalu duduk dan menyantap daging itu sampai habis setelah saudaranya pergi Istri Abu Nawas bingung memikirkan cara supaya Abu Nawas tidak marah dia pun segera menaruh sepotong timun sebagai pengganti daging ketika Abu Nawas datang dan meminta makanan sang istri lalu menghidangkan kuah berisi potongan timun Abu Nawas pun mulai menyantapnya ini timun bukan daging seru Abunawas ini daging wahai suamiku jawab istrinya berpura-pura ajaib daging menjadi timun tapi kuahnya code AG gumam Abunawas bisa jadi dagingnya palsu Makanya kalau beli daging harus hati-hati ujar sang istri benar juga katamu timbal Abunawas dihari berikutnya Abunawas kembali membeli daging kali ini ia membeli ditempat berbeda Setibanya di rumah Abu Nawas berkata pada istrinya kurasa daging ini tidak akan berubah menjadi timun sebab ini daging terbaik dan aku belinya di tempat berbeda sang istri lalu segera memasaknya seperti biasa sembari menunggu masakannya matang Abu Nawas pergi ke warung nongkrong bersama kawan-kawannya disaat Abu Nawas pergi saudara istrinya Kembali Datang Dan mereka berdua pun menyantap dagingnya sampai habis setelah saudaranya nih istri aku Nawas kembali menaruh potongan timun sebagai pengganti daging ketika Abu Nawas pulang sang istri menghidangkan makanannya dengan marahnya Abu Nawas berkata ini timun bukan daging sang istri membalas wahai suamiku Lebih baik kau jangan membeli daging lagi Sebab aku mendengar dari para tetangga bahwa daging bisa menjelma jadi timun peristiwa tersebut Abunawas kemudian ceritakan kepada orang-orang sungguh aneh istriku memasak daging tapi Setelah matang berubah jadi timun ucap Abunawas tentu saja mereka tidak percaya dan menganggap Abu Nawas sudah gila Mana ada daging berubah jadi timun kata mereka tertawa terbahak-bahak lalu Abu Nawas pergi menemui pegang jagal Hai memastikannya atau benar daging bisa berubah jadi timun tanya Abu Nawas itu hal yang mustahil daging tidak mungkin berubah jadi timun jawab tukang jagal berarti selama ini aku telah dibohongi istriku pikir Abunawas untuk mengetahui kebenarannya Abunawas lantas membeli daging untuk ketiga kalinya seperti biasa daging tersebut Ia berikan pada istrinya untuk dimasak kemudian Abu Nawas pura-pura pergi disaat itulah saudara istrinya datang dan memakan daging yang sudah dimasak bersama sang istri Abu Nawas langsung memergoki mereka berdua jadi ternyata kamu yang memakan dagingnya seru Abunawas penuh emosi Abunawas kemudian menahan saudara istrinya dan memasukkannya ke dalam peti selanjutnya itu Nawas pergi ke rumah mertuanya ia bermaksud melaporkan perbuatan istri dan saudaranya setelah Abu Nawas pergi keluar dari rumah sang istri segera membuka peti dan mengeluarkan saudaranya lalu sebagai gantinya dia menaruh seekor keledai kecil milik tetangganya dan menutup kembali peti tersebut seperti semula tidak lama kemudian Abu Nawas datang bersama mertua dan para tetangganya Lihatlah perbuatan kedua anakmu ucap Abunawas kepada mertuanya Abunawas lalu membuka peti untuk membuktikan ucapannya betapa kagetnya Abunawas ketika peti dibuka Ternyata isinya seekor anak keledai kamu memang sudah gila Abunawas kakak orang-orang yang hadir tentu saja hal ini membuat Abu Nawas menjadi malu ia pun melirik kearah istrinya dan nah orang yang berubah daging jadi timun ternyata bisa juga merubah anak manusia menjadi keledai kisah selanjutnya situasi di kampung Abunawas belakangan ini Sedang marak pencurian beberapa tetangga Abu Nawas sudah menjadi korbannya telah punya terbilang nekat sebab Ia bereaksi hanya seorang diri Namun apabila ada yang berani melawan atau menghalang-halangi si pencuri tak segan-segan untuk membunuhnya tentu saja hal ini membuat resah warga berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengungkap siapa pelakunya tapi si pencuri sangatlah cerdik sehingga identitasnya sulit diketahui akhirnya warga meminta bantuan istana supaya kampungnya dijaga maka Baginda Raja mengirim Tuhan prajurit untuk menjaga keamanan beberapa prajurit disiagakan di tempat-tempat yang rawan pencurian sementara beberapa prajurit lainnya bertugas berkeliling Kampung namanya saja pencuri cerki ia bisa dengan mudah menyelinap tanpa ketahuan dan kali ini rumah Abu Nawas yang akan menjadi sasarannya Saat tengah malam tiba si pencuri memanjat atap rumah Abu Nawas sang istri yang masih terjaga menyadari kehadiran Si Pencuri iapun segera membangunkan Abu Nawas wahai suamiku di atap rumah kita ada seorang pencuri kata sang istri kepanikan Hai Abu Nawas terkejut dan segera terbangun aku takut suamiku Apa yang harus kita lakukan tanya sang istri sejenak Abunawas terdiam kalau ia melawan itu tidak mungkin bisa-bisa ia mati terbunuh pikir Abunawas disaat suasana sedang Genting tak menyurutkan Abunawas untuk kehilangan akal cerdiknya aku punya ide kau turuti saja perintahku tutur Abunawas setelah Abu Nawas memberitahu rencananya sang istri langsung mengiyakan kemudian dengan suara lantang sang istri berkata wahai suamiku Apakah dikarungin ini semuanya berisi uang Darimana Kau dapatkan uang sebanyak ini Abu Nawas pura-pura emosi dan menjawab tengah malam begini kamu membangunkan aku hanya untuk menanyakan asal uang tersebut sang istri kembali berkata benar wahai suamiku Sebab aku penasaran uang sebanyak ini kau dapatkan dari mana Abu Nawas membalas dulu semasa muda Aku adalah perampok dan uang tersebut adalah hasil rampokan ku Aku tidak percaya kamu pasti bohong ujar sang istri Wahai istriku jika kau tahu apa Rahasianya pasti kau akan percaya tutur Abunawas Ceritakanlah padaku aku sungguh ingin mengetahuinya timbal istrinya aku akan memberi tahu tapi kamu jangan bilang siapa-siapa sebab bila rahasia ini sampai didengar oleh si pencuri dia bisa menggasak semua uang kita Hai ujar Abu Nawas Saya janji saya tidak akan mengatakan kepada siapapun balas istrinya begini Wahai istriku waktu itu aku memanjat atap rumah yang akan aku satroni aku melihat keatas langit apabila bulan belum muncul aku menunggunya kata Abu Nawas untuk apa menunggu bulan muncul tanya istrinya pura-pura penasaran justru di sini rahasiannya apabila bulan sudah muncul aku akan terjun dari atap rumah tapi dengan mengucapkan mantra tiga kali Abracadabra kata Abu Nawas memberitahu apakah tidak berbahaya tanya sang istri Tentu saja tidak dengan mantra tersebut cahaya bulan akan zat Ku melayang dan jatuh perlahan Itulah kenapa aku menunggu bulan muncul dan dengan mantra tersebut aku bisa masuk ke dalam rumah orang tanpa bisa dilihat oleh siapapun aku bisa mencuri semua harta di rumah orang tanpa ketahuan kata Abu Nawas menjelaskan sementara sebetulnya yang berada diatap rumah Abu Nawas menguping pembicaraan mereka berdua ilmu yang luar biasa kau sungguh bodoh Abunawas malam ini hartamu akan saya kuras tanpa kamu sadari kata si perampok dalam hati Ia pun segera mempraktekkan ilmu yang ia dengar dari Abu Nawas Malam ini aku sangat beruntung Cahaya Bulan sangat mendukung untuk aksiku ia bersinar sangat terang kata si pencuri abracadabra ucap Si Pencuri kemudian ia membiarkan dirinya jatuh dari atap rumah aksinya ini membuat Si Pencuri jatuh ke tanah dengan kondisi terluka parah tulang rusuknya patah tulang kakinya juga patah Si Pencuri menggeliat dan berteriak kesakitan mendengar ada kegaduhan di depan rumah Abu Nawas para tetangga beramai-ramai mendatanginya Ada apa ini Abu Nawas dan siapa orang yang terluka ini tanya salah satu warga dia adalah si pencuri yang selama ini meresahkan jawab Abu Nawas tidak lama kemudian para prajurit istana yang menjaga keamanan datang dan meringkus pencuri suasana kampung Abu Nawas pun kini menjadi aman kembali kisah selanjutnya digital [Musik] dan Abu Nawas mempunyai tetangga yang kaya raya Tapi tetangganya ini terkenal sangat pelit beda dengan Abu Nawas meskipun hidupnya pas-pasan tapi Dermawan suatu ketika saat Abu Nawas sedang duduk santai di depan rumah tetangganya yang kayak itu menghampirinya ia menghasut Abunawas untuk tidak menafkahi keluarganya agar menjadi kaya raya seperti dia Aku memang ingin kaya tapi tidak dengan cara sepertimu ucap Abunawas Tapi kan yang penting kaya Abunawas timbal tetangganya apakah kau ingin aku jadi sepertimu meminjam segala keperluan dari tetangga sedangkan hartamu sendiri tidak kau manfaatkan balas Abunawas Lihatlah aku hartaku banyak pengawas tidak seperti kamu miskin dan tak punya apa-apa kata tetangganya Apa pentingnya punya harta tapi tidak kau manfaatkan tutur Abunawas bagiku melihat kilauannya saja sudah cukup Abunawas jawab tetangganya Beberapa hari kemudian tetangganya ini kembali mendatangi rumah Abu Nawas ada apalagi datang kemari mau menghasutku lagi tanya Abu Nawas dengan Ketus jangan suka berprasangka buruk begitu Abunawas saya datang kemari ingin pinjam keledai mu jawab tetangganya hartamu kan banyak kenapa tidak beli keledai ujar Abu Nawas Selama aku masih bisa pinjam sama tetangga Kenapa harus membeli keledai yang ada nanti hartaku berkurang Hai balas tetangganya memang benar-benar kamu bukan saja pelit tapi bahil tutur Abunawas namun walau bagaimanapun Abu Nawas tidak tega melarang Ia pun meminjamkan keledai kepadaNya setelah waktu menjelang sore tetangganya datang untuk mengembalikan geledeg Abunawas ini saya kembalikan keledai mu tapi saya minta bayaran satu Dinar Abunawas kata tetangganya kepada Abu Nawas mendengar itu Abu Nawas menjadi heran kamu yang meminjam keledai tapi kamu yang meminta bayaran apa aku tidak salah dengar tanya Abu Nawas mulai emosi jangan marah dulu Abunawas dengarkan penjelasanku tadi sewaktu di jalan keledai merasakan la terlalu aku membelikan dia rumput jawab ke tandanya apa kau Tidak Malu kamu sering pinjam keledai ku dan aku tidak pernah meminta bayaran kata Abu Nawas semakin emosi sudahlah aku tak ingin bertengkar denganmu nih uang satu Dinar untukmu tapi ingat Jangan harap aku akan meminjamkan lagi gede kepadamu ucap Abunawas melanjutkan dengan senang hati tetangganya mengambil uang satu Dinar dan pulang ke rumahnya sementara itu Abu Nawas memikirkan sebuah rencana untuk memberi pelajaran kepada tetangganya siasat pun disusun Abu Nawas berangkat ke pasar membeli baju baru lalu ia pergi menemui Penjual Keledai dan membayarnya terlebih dahulu untuk seekor keledai yang akan diambil di lain waktu Hai kemudian dia pergi menemui penjual buah-buahan dan membayar harganya terlebih dahulu dia juga menemui penjual burung dan membayarnya Setelah semuanya selesai Abunawas memulai jebakannya ia sengaja duduk di depan rumah dengan menggunakan biji barunya melihat hal itu tetangganya yang kaya tapi bahil tertarik dan ingin meminjamnya Ia pun segera menghampiri Abunawas baginya indah sekali Abunawas berapa harganya tanya si tetangga ini peci Kramat warisan dari leluhur go tidak bisa dinilai dengan harga jawab Abu Nawas Kramat apanya kamu suka mengada-ada Abunawas balas the tandanya kamu ingin bukti Ayo ikut aku sekarang Timpal Hai mereka berdua lalu pergi ke tempat supenjol keledai Mau ngapain Kita kesini tanya tetangganya terlihat bingung selama ini kan kamu selalu pinjam keledai sekarang saya akan belikan untukmu balas Abunawas kemudian si penjual memberikan keledainya kepada Abu Nawas lalu Abu Nawas berkata kepada tetangganya ini keledai untukmu silahkan dibawa tetangganya senang Bukan main tapi rasa senangnya langsung berganti jadi tajuk pasalnya ia melihat ketika Si penjual minta bayaran Abunawas malah melepas peci dan menggosoknya baik sudah lunas kata si Penjual Keledai Abunawas lalu mengajak tetangganya ke tempat pasar buah setelah Abu Nawas mengambil buah dan agaknya kedalam keranjang Iya cukup menggosokkan bajunya dan si penjual buah langsung mengatakan baik sudah lunas begitu juga saat membeli burung cukup dengan menggosok peci si penjual burung langsung berkata baik sudah lunas rentetan peristiwa tersebut membuat tetangganya heran dan terpana sungguh ajaib benar-benar ajaib gumam tetangganya Hei Abunawas jualah feat jimmo padaku pindah tetangganya tidak mungkin ini baju warisan Saya tidak berani menjualnya sahut Abunawas saya beli dengan harga 2000 Dinar Abunawas kata tetangganya Abu Nawas terperanjat mendengarnya 2003.rar bisa buat beli rumah baru nih pikir hai aduh gimana ya Sebenarnya saya keberatan tapi saya juga tidak tega menolak permintaanmu mengingat kamu adalah tetangga dan juga sahabat saya kata Abu Nawas berpura-pura Sudahlah Abunawas jual saja padaku desak tetangganya baiklah kalau kau memaksa jawab Abu Nawas setelah transaksi selesai Abu Nawas pulang dengan membawa uang 2000 Dinar esok harinya si tetangga mendatangi rumah Abu Nawas dengan penuh emosi kamu telah menipuku Abu Nawas menipu Bagaimana tanya Abu Nawas saat aku praktekkan ketika beli baju si penjual tetap minta bayaran padahal aku sudah menggosok peci tersebut berkali-kali mana uang 2000 Dinar ayo kembalikan dan ini bagimu peci ini tidak bisa bikin gratis saat belanja ucap tetangganya yang bilang bisa bikin gratis siapa Aku kan hanya mengatakan ini peci warisan leluhur ujar Abu Nawas dan saya tidak menyuruhmu untuk meniru apa yang saya perbuat kata Abu Nawas melanjutkan kini si tetangga telah mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya kepada Abu Nawas kisah selanjutnya Pada suatu hari Abu Nawas bertamu ke rumah sahabatnya yang bernama Hamid melihat kehadiran Abunawas Hamid langsung menyambutnya dengan sukacita wahai sahabatku Sudah lama kita tidak bertemu kata Hamid sambil memeluk Abunawas mereka berdua lalu duduk dan ngobrol panjang lebar di sela-sela obrolannya Abunawas melihat burung milik Hamid yang berada didalam sangkar sekarang kamu suka pelihara burung it burungnya bagus sekali tanya Abu Nawas ia Abu sekedar untuk mengusir kejenuhan sudah banyak yang menawar dengan harga tinggi tapi tidak aku berikan jawab Hamid Kenapa Kan kamu dapat untung besar tanya Abu Nawas Heran saya sendiri suka dengan burung tersebut Abunawas Sayang kalau sampai dijual balas Hamid setelah waktu menjelang sore Abu Nawas pun pamit pulang kepada sahabatnya jangan sungkan-sungkan seringlah main kesini Abunawas ucap Hamid Insyaallah sahabatku balas aku Nawas Beberapa hari kemudian burung milik HAM hilang dicuri Hal itu membuat Hamid sedih ia bertanya kepada orang-orang tapi tidak ada satu pun yang mengetahuinya kemudian Hamid membuat sayembara Barang siapa yang bisa menunjukkan pencuri burungnya akan diberi imbalan Hadiah uang banyak lagi-lagi usahanya ini menemui jalan buntu sebab tidak ada satu orangpun yang membantunya solusi terakhir yang ia tempuh adalah dengan meminta bantuan sahabatnya siapa lagi kalau bukan Abunawas maka Pergilah Hamid ke rumah Abu Nawas sesampainya disana Hamid menceritakan masalah yang menimpa dirinya Apakah kamu punya dugaan Siapa kira-kira yang mencuri burungmu tanya Abu Nawas Yang jelas orang dekat Abunawas bisa jadi tetangga saya mungkin juga kawan saya tapi tidak berani sembarangan menuduh jawab hamil sejenak Abunawas terdiam Ia terus memikirkan cara untuk menemukan pelakunya tidak lama kemudian muncullah ide cemerlang Abunawas aku punya ide undang semua orang-orang terdekatmu ajak mereka makan siang di rumahmu perintah Abunawas mendengar itu Hamid pun kaget untuk apa Abunawas bisa jadi diantara mereka adalah pencurinya tanya hamil jika kau ingin tahu pelakunya turuti saja perkataanku Jangan banyak bertanya biarkan aku yang bekerja ucap Abunawas menegaskan Baiklah Abunawas saya serahkan urusan ini sepenuhnya kepadamu balas Hamid mengingatkan esok harinya Hamid melaksanakan rencana Abu Nawas ia mengundang orang-orang dekatnya mereka adalah tetangga Hamid dan kawan-kawan Hamid Setelah semuanya berkumpul mereka disuguhi hidangan makan siang tiba-tiba Abunawas berdiri dan berkata Apakah kalian tahu kenapa Kita diundang mereka menjawab untuk makan-makan Abunawas kembali Bertanya Dalam rangka apa Kita diundang salah satu dari mereka berteduh dalam rangka pencurian burungnya Abunawas spontan para hadirin tertawa mendengar perkataan tersebut tepat sekali sebenarnya Hamid sudah tahu pelakunya Apakah kalian siap untuk bersumpah bahwa kalian tidak mengambil burungnya Hamid tantang Abunawas suasana yang tadinya penuh gelak tawa mendadak berubah menjadi tegang Hai jangan tegang begitu saya hanya bercanda ucap Abunawas meredakan suasana begini kawan-kawan untuk apa pakai sumpah-sumpah and Karena sebenarnya saya dan Hamid melihat pelakunya dia ada di sini bersama kalian Mendengar hal itu orang-orang yang berkumpul di rumah Hamid menjadi penasaran Siapa orangnya Kami ingin tahu tanya mereka tidak perlu aku Sebutkan nanti biar aku yang akan bicara kepadanya dilain waktu tutur Abunawas jawaban Abu Nawas membuat mereka tidak terima mereka protes dan berkata tidak bisa Abunawas kami harus mengetahuinya sekarang juga kami akan menghukum dan mengusirnya situasi pun semakin memanas dan ini sesuai dengan rencana Abu Nawas tidak perlu kalian lakukan itu cukup Dia merasakan kepanikan dan rasa takut balas Abunawas berpura-pura meredakan suasana mereka tetap saja tidak puas dengan jawaban Abu Nawas akhirnya mereka memilih bertanya kepada hamil wahai Hamid beritahu Kami siapa pelakunya desak mereka Hamid pun menjawab sesuai dengan arahan Abunawas Iya memang saya dan Abu Nawas sudah mengetahui pelakunya namun aku Vira Abunawas bertindak dengan bijak biarkan dia yang atur Hai jawaban Hamid malah membuat mereka semakin emosi Kami tidak akan meninggalkan rumah ini sebelum kami mengetahui siapa pelakunya kata mereka serempak baiklah jika kalian masih bersikeras ingin mengetahuinya Saya akan menyebutkan ciri-cirinya pencuri itu ialah lelaki yang dikepalanya terdapat sehelai bulu burung ucap Abunawas menjelaskan para hadirin akhirnya senang mereka saling melirik satu sama lain namun ada satu orang yang nampak tegang dia menaruh Tangannya di atas kepala dan mulai meraba-raba rambutnya untuk mencari sehelai bulu burung disaat itulah Abu Nawas langsung berteriak dan menunjuk orang tersebut dia pelakunya dia yang telah mencuri gurunya Hamid orang itu bisa mengelak terpaksa ia mengaku perbuatannya singkat cerita burung Hamid Akhirnya bisa ditemukan sebagai rasa terima kasihnya Hamid memberikan sejumlah uang kepada Abu Nawas kisah selanjutnya dikisahkan Baginda Raja menunjukkannya untuk menjabat sebagai gubernur di kota Abunawas Tapi sayangnya orang yang ditunjuk ini menyalahgunakan jabatannya dengan sewenang-wenang dia memerintahkan para prajurit untuk menangkap para sastrawan yang dianggap pintar setelah beberapa sastrawan berhasil ditangkap mereka dihadapkan kepada Gubernur yang baru satu per satu diantara mereka ditanya oleh sang Gubernur menurutmu saya gubernur yang adil atau Celine sastrawan pertama menjawab Anda adalah gubernur yang zalim sang Gubernur terperanjat dengan jawaban tersebut Apa alasanmu tanya sang Gubernur karena anda telah menangkap kami tanpa sebab jawab sastrawan pertama prajurit masukkan dia ke dalam penjara besok dia harus dihukum mati titah sang Gubernur sastrawan berikutnya dipanggil dan diberi pertanyaan menurutmu saya gubernur yang adil atau zalim tanya sang Gubernur tuanku adalah gubernur yang adil jawab sastrawan kedua Apa alasanmu tanya sang Gubernur kembali karena tuanku sangat memperhatikan rakyatnya jawab sastrawan tersebut kamu pembohong prajurit masukkan dia ke dalam penjara besok dia harus dihukum mati kita Gubernur begitulah seterusnya apabila dijawab adil ataupun zalim sang Gubernur tetap memberikan hukuman mati Kemudian beberapa sastrawan yang belum tertangkap mendatangi rumah Abu Nawas tolonglah kami Abu Nawas beberapa kawan kita dijatuhi hukuman mati kata mereka penuh khawatir Abunawas terkejut mendengarnya Kenapa Gubernur melakukan hal itu bagaimana ceritanya tanya Abu Nawas heran kami sendiri tidak tahu Abunawas tanpa sebab gubernur yang baru menangkapi para sastrawan di kota kita lalu mereka ditanya satu persatu Apakah dia gubernur yang adil atau zalim bila jawabannya zalim akan dihukum mati bila jawabannya adil juga tetap akan dihukum mati kata mereka menjelaskan pasti Gubernur sak ini dia sudah tidak waras ucap Abunawas Itulah kenapa kita kesini Abunawas kita mendatangimu agar kau menyelamatkan kawan-kawan kita sebab rencananya besok kawan-kawan kita akan dihukum mati tutur mereka Baiklah aku akan ke istana gubernur sekarang juga kalian Pulanglah ucap Abunawas maka berangkatlah Abunawas ke istana sesampainya disana Abu Nawas langsung menghadap sang Gubernur melihat kehadiran Abu Nawas sang Gubernur langsung emosi ngapain kau datang ke istana ku tanya sang Gubernur saya mendengar kabar Anda menyuruh beberapa prajurit untuk menangkapi para sastrawan pintar di kota ini tapi kenapa aku tidak ditangkap saya sangat tersinggung jawab Abu Nawas Oh jadi kamu menganggap dirimu bagian dari mereka tanya sang Gubernur tentu saja masyarakat di kota ini tahu siapa aku Aku adalah sastrawan terpandai di kota ini Balas Abunawas Baiklah algojo tangkap Abu Nawas dan penggal lehernya perintah sang Gubernur Tunggu dulu sebelum Leherku dipenggal perintahkan algojo Mu agar jangan sampai merusak Rambutku Sebab aku baru saja keluar dari tukang cukur timbal Abunawas mendengar itu sang Gubernur langsung tertawa itulah jiwa ksatria yang aku kagumi darimu aku mengampunimu Abunawas kata Sang Gubernur Bolehkah aku meminta satu permintaan tanya Abu Nawas Hai apa permintaanmu katakan saja Jawab sang Gubernur saya juga minta pengampunan untuk kawan-kawanku pintar Abunawas sejenak sang Gubernur terdiam lalu ia berkata kepada Abu Nawas aku akan mengabulkan permintaanmu Tapi ada syaratnya kamu harus bisa menjawab tiga pertanyaan ku ujar sang Gubernur baik Tuan Saya siap menjawabnya sahut Abunawas Menurutmu aku gubernur yang adil atau zalim tanya sang gubernur Hai tuan Bukan gubernur yang adil bukan pula gubernur yang zalim orang-orang yang zalim itu adalah kita sedangkan Tuan adalah pedang keadilan yang membalas gejala Iman jawab Abu Nawas luar biasa jawabanmu sungguh menakjubkan Abunawas sekarang pertanyaan kedua mana yang lebih bermanfaat matahari atau Bulan tanya sang Gubernur matahari terbit di siang hari bersamaan dengan terangnya dunia maka menurutku matahari kurang bermanfaat sementara bulan terbit di waktu malam yang menerangi dunia dan menjadikannya seperti siang maka menurutku manfaat bulan lebih besar sang Gubernur pun tertawa dengan jawaban Abu Nawas meskipun nyeleneh tapi masuk akal baiklah saran pertanyaan yang terakhir menurutmu warna angin itu apa tanya sang Gubernur warna angin itu merah Tuan jawab Abu Nawas enteng Apa alasanmu tanya sang Gubernur kembali kalau kita masuk angin lalu badan kita dikerok pasti akan muncul warna merah pada tubuh kita itu menunjukkan kalo anginnya sedang keluar berarti warna angin adalah merah jawab Abu Nawas untuk kedua kalinya sang Gubernur di buatnya tertawa terpingkal-pingkal kamu memang cerdik Abunawas kamu mendapatkan apa yang kau inginkan Ternyata apa yang dikatakan Baginda Raja tentangmu memang benar Abunawas tutur sang Gubernur Abunawas spontan kaget mendengar nama Baginda Raja disebut kejatuhan Bagaimana tanya Abu Nawas penasaran sebelum aku ditugaskan kemari Baginda Raja memberitahu saya kalau di kota ini banyak sastrawan pintar dan di antara sastrawan yang paling cerdik adalah kamu saya berniat memanggil mereka untuk saya kasih hadiah tapi sebelumnya saya ingin mengerjai mereka dulu ternyata kamu malah datang untuk membantu mereka dan ini adalah suatu kesempatan bagi saya untuk menguji kecerdasan mu kata Sang Gubernur menjelaskan Jadi hukuman mati yang Tuhan berikan hanya pura-pura tanya Abu Nawas kaget benar Abunawas Saya hanya ingin mengerjai mereka sebelum aku memberikan hadiah kepada mereka jawab sang gubernur Hai Abu Nawas pun terdiam sejenak kurang ajar ternyata aku masuk kedalam perangkapnya Tunggu saja pembalasanku nanti ucap Abunawas dalam hati kisah selanjutnya suatu hari ketika Abu Nawas pulang ke rumah ia mendapati istrinya sedang mengenakan baju dan perhiasan terbaiknya melihat hal itu timbul perasaan curiga pada diri Abu Nawas Mau kemana kamu tanya Abu Nawas Apakah engkau lupa hari ini ada pesta pernikahan kawanku Bukankah tempo hari aku sudah memberitahumu balas istrinya Oh iya aku ingat Sekarang pergilah Tapi ingat jangan pulang larut malam kata Abu Nawas berpesan sang istri pun lalu pergi Jupe staf pernikahan kawannya saking asyiknya di suasana pesta tidak terasa waktu sudah larut malam sehingga Istri Abu Nawas pulang terlambat benar saja ketika dia pulang ke rumah dia pun mendapati pintu rumahnya tertutup lalu dia memanggil Abu Nawas beberapa kali agar membukakan pintunya sementara Abu Nawas tidak menjawab dan tidak pula bersuara Istri Abu Nawas berkata dalam hatinya Apakah begini cara kau menghukumku Abu Nawas ia kemudian memikirkan suatu rencana dan di budaya agar Abu Nawas membukakan pintunya sambil mengetuk sang istri berkata suamiku buka pintunya atau aku akan berbuat nekat namun Abu Nawas tidak menghiraukan ucapannya Hai kalau kau masih tidak membukakan pintu aku akan menjatuhkan diri dari atas tangga dan aku akan mengaku jika Engkaulah yang mendorongku ancam istrinya berteriak Abunawas tetap saja tidak menghiraukan ucapannya selang beberapa saat Abunawas mendengar suara terjatuh gubrak Dia mengira istrinya benar-benar menjatuhkan diri dari atas lantai Abu Nawas pun segera membuka pintu dan berjalan menuruni tangga dan ketika sampai di bawah Ia hanya menjumpai sebuah batu besar dia mencoba mengelabui ku pikir Abu Nawas Ia pun segera naik kembali tapi ketika akan memasuki rumah pintunya sudah dalam keadaan tertutup ternyata saat Abunawas turun istrinya dengan sikap masuk ke dalam Wah dan mengunci pintunya Hai buka pintunya aku tahu kau di dalam teriak Abunawas namun tak ada jawaban dari dalam rumah Abu Nawas pun terus mengetuk pintu beberapa kali dan kembali berteriak istriku jika kau tidak membukakan pintu aku akan bunuh diri kata Abu Nawas mengancam tiba-tiba dari dalam rumah sang istri berteriak Hai orang-orang Lihatlah suamiku selalu pulang larut malam tiap malam kerjaannya cuman begadang mendengar teriakan tersebut Abu Nawas menjadi panik istriku Apa yang kau lakukan dasar kau gila kamu membangunkan orang-orang dari tidur hanya untuk membalas dendam Allah mengetahui bahwa aku tidak bersalah buka pintunya sekarang kata Abu Nawas kesal sang trimalah berteriak semakin keras tolong-tolong suamiku akan merobohkan pintu dia juga akan memukulku Tolong selamatkan aku mendengar ada kegaduhan para tetangga langsung keluar mendatangi rumah Abu Nawas Mereka melihat Abu Nawas sedang berdiri didepan pintu rumahnya yang tertutup melihat kehadiran mereka tentu saja membuat Abu Nawas menjadi malu Kamu ini kenapa sih Abu Nawas sudah pulang larut malam malah mau memukul istrimu kamu sekarang sudah berubah Abunawas kata para tetangganya ia Saya minta maaf telah mengganggu waktu istirahat kalian Balas Abu Nawas Abu Nawas pun terpaksa tidur di luar rumah niatnya mau memberi hukuman kepada sang istri karena pulang larut malam hai Malah dia yang kena kisah selanjutnya dikisahkan seorang Hakim untuk wilayah pusat kota telah wafat setelah mengidap penyakit kritis lalu betina Raja mengutus seorang Hakim baru yang terkenal dengan sosok kejam dan bengis ketika Hakim baru telah sampai di pusat kota para saudagar pemuka agama dan para tokoh setempat mulai berdatangan ke istana mereka membawa hadiah yang akan dipersembahkan kepada Tuhan Hakim sebagai bentuk loyalitas dan ucapan selamat Tuan Hakim menanyakan sosok Abu Nawas yang sering Ya Dengar mana Abunawas Kenapa dia belum menghadap tanya Tuhan Hatim kami tidak tahu yang mulia nanti sepulang dari sini kami akan menemui Abu Nawas jawab mereka the pamitan pulang mereka lalu mendatangi rumah Abu Nawas wahai Abunawas Kamu dicari Tuan Hakim yang baru kamu disuruh ke istana secepatnya kata mereka melaporkan Abu Nawas pun bermaksud pergi menemui Tuan Hakim dengan membawa sebuah hadiah sederhana namun sial ketika di tengah perjalanan buah-buahan yang dia bawa berkeliling di atas nampan Abunawas berusaha menatanya kembali akan tetapi buah-buahan itu terus menggelinding di atas nampan karena kesal Abunawas akhirnya memakan buah yang ia bawah sehingga hanya tersisa satu butir Sesampainya di istana Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat lalu Abu Nawas mempersembahkan hadiah buah yang hanya tersisa satu butir melihat itu Tuan Hakim pun tersenyum ia dan berkata Meskipun hadiahmu sederhana namun kau berhak mendapatkan hadiah besar Tuan Hakim kemudian menyuruh salah satu pengawalnya untuk memberikan hadiah satu kantong uang kepada Abu Nawas betapa senangnya hati Abu Nawas ia tak menduga akan mendapatkan hadiah begitu banyak kemudian Abu Nawas pulang dan memberitahukan kepada istrinya saya pikir Hakim yang baru galak dan pelit ternyata ia sangat baik dan Dermawan Puji Abunawas Mengapa engkau bisa seyakin itu tanya istrinya tadi aku barusan pulang dari istananya Tuan Hakim memberikan aku satu kantong uang Padahal aku mempersembahkan hadiah untuknya cuman satu butir buah balas Abunawas menjelaskan sang istri itu paket dan bahagia mendengarnya Kenapa tidak kau ulangi saja besok Pergilah ke istananya dan bawakan buah yang banyak tentu hadiah yang akan Kau Dapatkan pasti akan lebih banyak lagi tutur istrinya tentu saja istriku apabila urusan bersama Tuan Hakim lancar seperti ini maka dalam waktu dekat kita akan menjadi tokoh masyarakat yang paling kaya timbal Abunawas sesuai dengan rencana esok harinya Abu Nawas membawa keranjang yang penuh berisi buah nanas ketika di tengah perjalanan menuju istana dia bertemu seorang temannya mau kemana Abu Nawas tanya mau ke Istana Tuan Hakim jawab Abu Nawas singkat terus buah nanas yang kau bawa akan kau hadiahkan untuknya tanya temannya kembali ia Hai jawab Abu Nawas menurutku lebih baik diganti dengan buah yang lebih pantas Abunawas seperti buah anggur kata temannya menyarankan Abu Nawas pun setuju dengan usulan tersebut lantas dia pergi ke pasar membeli buah anggur terbaik untuk dibawanya ke hadapan Tuhan Hakim setelah Abu Nawas tiba di istana Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat Kemudian Abu Nawas mempersembahkan buah anggur yang baru saja dibelinya namun hadiah tersebut tidak berhasil memikat Tuan Hakim Tuan Hakim Justru malah beranggapan bahwa Abu Nawas menghinanya tentu saja Tuhan hati menjadi marah kamu tahu kan kalau saya paling benci dengan buah anggur kata tuan Hakim penuh emosi Ia pun menyuruh para pengawal untuk melempari kepala muka Abu Nawas dengan buah anggur setiap kali buah anggur mengenai dirinya Abunawas selalu berkata Alhamdulillah melihat hal itu Tuan Hakim merasa heran Lalu ia bertanya kepada Abu Nawas Kenapa kau mengucapkan Alhamdulillah Padahal aku sedang menghukum kamu dengan polosnya Abu Nawas menjawab sebab pada awalnya aku akan membawa satu keranjang buah nanas Untungnya ada temanku yang menyarankan supaya membawa buah anggur saja Coba kalau yang dilempar adalah buah nanas tentu akan membuat kepalaku memar dan hidungku patah Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah atas keselamatanku Hai spontan ton Hakim tertawa terpingkal-pingkal mendengar alasan Abunawas iapun lalu mempersilahkan Abunawas untuk pulang Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya Terima kasihWassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh


Demikianlah Artikel: Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Kisah Hikayat Abu Nawas Jenaka Dan Menghibur dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2022/09/kisah-hikayat-abu-nawas-jenaka-dan_2.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama