Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Abu Nawas,
Cerita DONGENG ANAK MUSLIM, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
link : Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
Demikianlah Artikel: Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
Anda sekarang membaca cerita Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/04/cerita-abu-nawas-debat-abu-nawas-dan.html
Judul : Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
link : Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
Assalamualaikum semuanya semoga kalian
semua dalam keadaan sehat dan
dilancarkan rezekinya Amin ya robbal
alamin
dikisahkan ada seorang tokoh sufi yang
terkenal dengan kealimannya Ia juga
disegani oleh penduduk setempat sebagai
sosok ulama yang harus mati pada suatu
ketika dia mendengar nama seorang tokoh
sufi dari Baghdad yang sering bersikap
nyeleneh dan terkadang dianggapnya
menyalahi syariat tokoh sufi tersebut
bernama Abu Nawas
Meskipun demikian Abu Nawas dianggap
masyarakat sebagai tokoh sufi yang
tinggi akan ilmu agamanya
Bagaimana mungkin seorang sufi yang
tinggi ilmunya sering bersikap nyeleneh
dan melanggar sariat pikir sang Sufi
merasa heran
Karena penasaran Ia pun berencana untuk
pergi ke Baghdad menemui Abu Nawas maka
Pergilah ia ke kota Baghdad dan mencari
alamat rumahnya
setelah bertanya kepada beberapa warga
akhirnya sampailah Ia di kediaman Abu
Nawas kebetulan saat itu Abu Nawas
Tengah duduk santai di depan rumahnya
Assalamualaikum Apakah anda yang bernama
Abu Nawas tanya sang Sufi
benar saya Abu Nawas Lalu Anda siapa dan
dari mana anda karena sepertinya Anda
bukan orang sini ujar Abu Nawas Saya
memang bukan orang sini saya musafir
dari negeri seberang balasnya
Abu Nawas
pun segera mempersilahkan
masuk dan mengajaknya duduk di ruang
tamu
Kalau boleh tahu ada keperluan apa Tuan
mencariku tanya Abu Nawas saya akan
tanya beberapa hal kepada Anda Apakah
Anda keberatan kata Sang Sufi balik
bertanya Tentu saja tidak apa yang ingin
anda tanyakan ucap Abu Nawas
mempersilahkan
awalnya sang Sufi ini mengajaknya
berdiskusi tentang ilmu agama mulai dari
hukum fiqih sampai ilmu ketauhidan
mendengar cara bicara dan pengetahuannya
barulah Abu Nawas menyadari bahwa tamu
yang dihadapannya adalah seorang ulama
berilmu tinggi
wahai Abu Nawas Saya dengar anda adalah
seorang tokoh sufi yang katanya
berwawasan luas tentang agama tapi saya
juga dengar anda sering bersikap
nyeleneh dan terkadang menyalahi syariat
kata Sang Sufi Abu Nawas hanya tersenyum
mendengar perkataan tamunya tersebut
Lalu apa yang membuat Anda risau
Bukankah Tiap orang berhak dengan
pendapatnya balas Abu Nawas Tentu saja
boleh tapi ada batas-batasnya Abu Nawas
kalau anda tidak menguasai suatu perkara
akan lebih bijak bila memilih diam tutur
sang Sufi jadi tujuan Anda datang kemari
hanya untuk menceramahi dan menegur saya
tanya Abu Nawas
Tujuan saya ke sini untuk menyambung
silaturahmi sesama muslim dan saling
mengingatkan manakala saudara muslimnya
bersikap salah jawab sang Sufi
lalu apa yang akan kau dapatkan dari
perbuatanmu itu tanya Abu Nawas kembali
tentunya ini bernilai ibadah Abu Nawas
Insya Allah dengan banyak ibadah kita
akan masuk surga jawab sang Sufi Kamu
tidak akan masuk surga balas Abu Nawas
Kenapa kau katakan itu Bukankah manusia
yang rajin beribadah seperti salat puasa
dan dzikir akan masuk surga tanya sang
Sufi tetapi tidak akan masuk surga jawab
Abu Nawas Enteng kenapa kau berkata
demikian Oh iya saya tahu pasti kamu
akan berkata bahwa manusia akan masuk
surga bukan karena ibadahnya melainkan
karena Rahmat dari Allah betulkan tapi
kan untuk mendapatkan rahmat dari Allah
kita harus menjalankan perintahnya dan
menjauhi larangannya seperti menjalankan
salat puasa dan dzikir tutur sang Sufi
tidak juga itu juga belum membuatnya
masuk surga jawab Abu Nawas
Mendengar hal itu sang Sufi mulai emosi
kamu memang benar-benar sesat Abu Nawas
kamu berani mengingkari hadits Nabi
bentak sang Sufi
Kenapa Anda buru-buru emosi sedangkan
Anda belum mendengar penjelasan saya
balas Abu Nawas
baik Kalau memang dengan rajin beribadah
dan mendapatkan rahmat Allah kau Anggap
tidak bisa masuk surga lalu perbuatan
apa yang bisa membuat seseorang masuk
surga tanya sang Sufi menahan emosi
Anda harus mati
terlebih dahulu tanpa
kematian mana mungkin manusia bisa masuk
surga kata Abu Nawas menjelaskan
mendengar penjelasan tersebut sang Sufi
pun langsung menjadi malu hal itu sama
sekali tak terpikirkan olehnya tak ingin
menahan rasa malu berkepanjangan sang
Sufi lalu mohon diri untuk pamit pulang
kisah selanjutnya
musim kemarau yang berkepanjangan
membuat Abu Nawas bingung untuk bercocok
tanam sebelumnya ia sudah berusaha
menanam kentang tapi karena tidak adanya
hujan panen kentang yang diperoleh
sangat mengecewakan Ia pun tak ingin
mengalami kerugian untuk kedua kalinya
akhirnya ia Mencoba berusaha menjual
garam
keinginannya itu ia sampaikan kepada
istrinya
Wahai istriku aku ingin jualan garam
Bagaimana pendapatmu kata Abu Nawas
berdagang garam itu itu yang bagus tapi
apa kamu sudah tahu dimana belanja garam
yang murah tanya istrinya
ngapain harus beli saya akan mencarinya
di laut tuhan sudah memberikan secara
cuma-cuma dan tugas kita adalah berusaha
ujar Abu Nawas
esok paginya Abu Nawas bersiap-siap
untuk pergi ke laut setelah menempuh
perjalanan agak lama sampailah Ia di
tepian pantai kemudian Abu Nawas
berhasil membuat garam selama seminggu
lamanya air laut dikumpulkan olehnya
menjadi beberapa tempat
sesudah hari ketujuh Abu Nawas
membawa
pulang garam-garam tersebut namun saat
perjalanan pulang ia melewati sungai dan
akhirnya berhenti untuk beristirahat
Abu Nawas meletakkan sekarung garam pada
tumpukan kayu ia segera mandi lalu
memakan buah-buahan di hutan yang sudah
ia panen Abu Nawas pun merasa sangat
kenyang Dan akhirnya rasa kantuk mulai
menghampirinya
bila aku tertidur nanti garam ku bisa
dicuri orang lebih baik garam ini aku
sembunyikan saja dulu pikir Abu Nawas
seketika itu Abu Nawas langsung melihat
ke bagian bawah Sungai ia langsung
mengambil sekarung garam dan
meletakkannya di sungai sesudah selesai
ia berjalan ke sebuah pohon Teduh untuk
tidur beberapa saat kemudian Abu Nawas
pun terbangun lalu bergegas mengambil
sekarung garam miliknya aku harus cepat
pulang pasti istriku sudah lama
menungguku ucap Abu Nawas
Setibanya di rumah Abu Nawas terdengar
berteriak memanggil sang istri
istriku istriku ini aku sudah pulang
membawa garam teriak Abu Nawas lalu Abu
Nawas
meletakkan karung garamnya di
sebuah alas yang sudah dipersiapkan
mana garamnya tanya sang istri Eh di
mana ya tadi aku letakkan di dalam
karung Wah ternyata benar garamku dicuri
orang Sewaktu aku tidur tadi padahal aku
sudah sembunyikan di tempat yang aman
tutur Abu Nawas
Memangnya engkau sembunyikan di mana
karungnya tanya sang istri kembali
aku sembunyikan di dalam Sungai jawab
Abu Nawas sang istri hanya bisa
menggelengkan kepala mendengar perkataan
suaminya kisah selanjutnya
suatu ketika di majelis tempat Abu Nawas
mengajar murid-muridnya tampak serius
mendengarkan ilmu yang disampaikan Abu
Nawas
kala itu Abu Nawas sedang menerangkan
tentang surga dan neraka
Bila kalian ingin masuk surga maka
kalian harus berbuat baik kepada sesama
manusia dan juga harus bertakwa kepada
Allah
anak-anak Siapa yang ingin masuk surga
tanya Abu Nawas kepada murid-muridnya
saya Guru
saya guru teriak semua
muridnya dari semua murid yang
mengajukan diri ada satu murid yang
bernama Hamid yang terlihat diam dan
tidak berteriak hal ini membuat Abu
Nawas bertanya kembali
anak-anak Siapa yang mau masuk surga
Coba tunjukkan tangannya
saya Guru saya guru karya para murid
sambil mengangkat tangannya Hamid
lagi-lagi masih tampak diam saja lalu
Abu Nawas pun kembali bertanya
Siapa yang ingin masuk surga coba
berdiri perintah Abu Nawas semua
muridnya langsung berdiri kecuali Hamid
yang hanya diam saja
kemudian Abu Nawas menghampiri hamil
Hamid Apa kamu tidak mau masuk surga
tanya Abu Nawas
mau dong guru jawab Hamid Lalu kenapa
kamu tidak berdiri tanya Abu Nawas lah
memang mau berangkat ke surga Sekarang
guru kata Hamid balik bertanya
mendengar itu Abu Nawas hanya terdiam
seribu bahasa
kisah selanjutnya
Alkisah Panglima prajurit
kerajaan baru
saja mengangkat komandan baru untuk
ditugaskan di daerah Kota Baghdad dengan
Sombongnya komandan baru itu bersama
para prajurit berkeliling ke pasar dan
pemukiman penduduk untuk memastikan
keamanan di daerah yang jadi tanggung
jawabnya
merasa keadaan sekitar sudah aman
komandan itu timbul keinginan mencari
tempat untuk bersenang-senang Ia lalu
berjalan ke sana kemari tapi tak
menemukan tempat yang diinginkan hingga
akhirnya Di tengah perjalanan Ia pun
bertemu dengan Abu Nawas
komandan baru itu tak mengenal siapa Abu
Nawas Ia pun menghampiri dan bertanya
hai Pak Tua Apakah di sekitar sini ada
tempat untuk bersenang-senang tanya
komandan prajurit tersebut
Kalau tidak salah di sebelah sana Tuan
jawab Abu Nawas menunjuk ke arah depan
Eh Pak Tua Di manakah tempat itu tanya
prajurit lain dengan sifat aroganya
Pergilah ke arah sana Tuan lurus tanpa
belok-belok maka kalian akan menjumpai
tempat untuk bersenang-senang jawab Abu
Nawas
tanpa membuang-buang waktu komandan dan
para prajurit itu akhirnya Pergi menuju
tempat yang sudah ditunjukkan oleh Abu
Nawas akan tetapi sedihnya di tempat itu
mereka kaget karena tidak ada tempat
yang diinginkan melainkan tempat kuburan
yang sangat luas hal tersebut tentu saja
membuat komandan tanpa prajurit itu
kesal mereka menganggap jika Abu Nawas
telah menipu mereka
lantas mereka kembali lagi ke tempat Abu
Nawas
Hei Pak Tua berani sekali Kamu
membohongi kami bentak sang komandan
mereka tidak menyadari jika yang diajak
bicara adalah Abu Nawas yang merupakan
penasehat kerajaan
berani sekali Kamu membohongi kami
memangnya siapa kamu Pak Tua tanya salah
seorang prajurit yang sudah sangat geram
Aku adalah api Tuan jawab Abu Nawas yang
terkesan hanya asal bicara
komandan dan para prajurit itu semakin
dibuatnya geram dan marah
prajurit tangkap dia perintah komandan
kepada anak buahnya
atas perbuatanmu engkau akan aku bawa ke
Panglima kami hendak komandan kepada Abu
Nawas hingga kemudian Abu Nawas
pun
dihadapkan kepada Panglima kerajaan
wahai Panglima kami telah menangkap
seorang pembohong ia berani membohongi
pasukan kerajaan
lapor komandan itu kepada Panglima namun
sesuatu yang tidak diduga-duga terjadi
Panglima itu justru bersikap biasa saja
seperti tidak merasa kaget sama sekali
Panglima itu justru memerintahkan kepada
prajuritnya untuk melepaskan tali yang
mengikat tangan Abu Nawas dengan
perintah itu komandan dan anak buahnya
pun merasa heran
kemudian Panglima itu mendekati Abu
Nawas wahai tuhan Abu Nawas Maafkan
perbuatan anak buahku ini ya tutur
Panglima itu dengan sangat sopannya
ternyata Panglima dan Abu Nawas sudah
mengenal satu sama lain Mereka sudah
sering bertemu Ketika sang Baginda Raja
Harun Al Rasyid mengundangnya ke istana
kerajaan
melihat hal itu betapa terkejutnya sang
komandan dan para prajuritnya perasaan
sombong dan Congkak yang sejak awal
menyelimuti seakan berubah menjadi rasa
takut yang mereka rasakan
wahai Tuan Abu Nawas sebenarnya
kebohongan apa yang mereka Tunjukkan
kepadamu tanya Panglima dengan ada halus
Abu Nawas menjawab
begini Panglima mereka telah memintaku
untuk menunjukkan tempat
bersenang-senang Tentu saja aku
tunjukkan kuburan karena kuburan adalah
tempat yang lebih baik bagi orang-orang
yang taat kepada Allah
disitu dia akan mendapatkan hidangan
yang nikmat dari Allah subhanahu wa
ta'ala
terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan
manusia dan makhluk lainnya jawab Abu
Nawas serius Panglima hanya tersenyum
mendengar penjelasan Abu Nawas komandan
dan para prajuritnya lantas buru-buru
mendekati Abu Nawas
wahai tuanku Abu Nawas Maafkan hamba dan
para prajuritku ini jika saja hamba
mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuhan Abu
Nawas tentu saja Kami tidak akan berani
membawa Tuan kehadapan Panglima ujar
komandan itu
Hai komandan Apakah aku telah membohongi
kalian
Bukankah aku berkata benar aku adalah
Abdi dan setiap orang
adalah Abdi Allah
Subhanahu Wa Ta'ala termasuk kalian
semuanya
jelas Abu Nawas
Anda benar tuanku Abu Nawas jawab
komandan itu begitu malunya
kemudian Abu Nawas pun diantar pulang
oleh Komandan dan para prajuritnya
kisah selanjutnya
Pada suatu hari Abu Nawas terlihat
sedang memandikan keledainya
meskipun keledainya terkenal malas tapi
Abu Nawas sangat menyayanginya
setelah memandikan keledainya dan
terlihat bersih Ia pun berkemas
bersiap-siap untuk kepergian
dengan jubahnya yang indah Abu Nawas
kemudian pergi dengan menaiki keledainya
keledai tersebut berjalan sangat lamban
sekali namun Abu Nawas sama sekali tidak
mempermasalahkannya jarak yang hanya 1
km saja harus ditempuhnya sampai
berjam-jam lamanya
Di tengah perjalanan Abu Nawas
berpapasan dengan kawan lamanya
Hai Abu Nawas kamu mau kemana tanya
kawan lamanya itu
Aku mau salat Jumat di kampung tetangga
jawab Abu Nawas
mendengar jawaban Abu Nawas tawanya pun
menjadi heran loh tapi ini kan masih
hari Kamis Abu Nawas
Abu Nawas kembali
menjawab Iya aku tahu
tapi keledaiku ini amat istimewa dia
lamban sekali kalau berjalan
aku sudah bersyukur Kalau besok bisa
tiba di masjid tepat pada waktunya
tawanya itu hanya bisa melongok
mendengar jawaban Abu Nawas
kisah selanjutnya
[Musik]
suatu ketika Abu Nawas dan istrinya
pergi bersilaturahmi ke rumah orang
tuanya setelah hari menjelang sore
mereka berdua pun lalu pamit pulang
namun naas dialami Abu Nawas dan
istrinya
pasalnya ketika mereka berdua pulang
Mereka mendapati rumahnya telah
kemalingan barang-barang berharga yang
ada di rumah Abu Nawas berhasil dibawa
kabur oleh sang pencuri tak ajal
Kejadian ini pun memicu percekcokan
antara Abu Nawas dan istrinya ini semua
salahmu kamu selalu merasa yakin bahwa
pintu rumah sudah terkunci sebelum kita
pergi tapi ternyata pintu rumahnya belum
kamu kunci
mendengar ada kegaduhan di rumah Abu
Nawas para tetangga dekat segera
menghampirinya Ada apa ini kenapa kalian
ribut tanya salah satu tetangganya
Istri
Abu na was lalu menceritakan kejadian
yang baru saja dialaminya
rumah saya kemalingan ini gara-gara
suami saya lupa tidak Mengunci pintu
rumah Padahal sebelum kami pergi Saya
sudah berkali-kali memperingatkan untuk
mengunci pintu rumah tapi suamiku tak
menghiraukannya kata Istri Abu Nawas
menjelaskan
para tetangga Abu Nawas pun ikut
berkomentar atas peristiwa pencurian
yang ada di rumah Abu Nawas
wahai Abu Nawas ini memang salahmu
Kenapa kamu tidak Mengunci pintu ujar
seorang Tetangga
aku heran udah tahu mau pergi jauh tapi
sampai lupa Mengunci pintu ujar tetangga
yang lain
Oh pantesan pintu rumahnya tidak dikunci
ternyata kuncinya sudah rusak kenapa
kamu tidak mengganti kuncinya dengan
kunci yang baru Abu Nawas sahut yang
lainnya
merasa dirinya terus-terusan di pojokan
Abu Nawas selalu berkata sebentar tunggu
dulu kenapa kalian hanya menyalahkan aku
Aku bukan satu-satunya orang yang bisa
kalian salahkan protes Abu Nawas lalu
Siapa yang harus kami salahkan kalau
bukan kamu teriak para tetangga
dengan
kesal
Kenapa kalian tidak salahkan pencurinya
biarkan yang berbuat salah karena telah
mencuri sedangkan aku aku hanya lupa
tidak Mengunci pintu rumah Jadi
sebenarnya siapa yang salah Aku Atau si
pencuri ucap Abu Nawas kesal mendengar
perkataan Abu Nawas beberapa tetangganya
langsung terdiam ada juga yang berbisik
membenarkan perkataan Abu Nawas
perkataan itu pun tak Ayal membuyarkan
para tetangga yang sedari tadi
mengerumuni rumah Abu Nawas
kisah selanjutnya
kisah Abu Nawas kali ini akan
menceritakan tentang bagaimana Abu Nawas
memberi nasehat kepada tetangganya yang
merupakan seorang pemuda kaya namun
Jatuh Miskin akibat ulahnya sendiri
dikisahkan Abu Nawas mempunyai tetangga
seorang pemuda yang miskin ia hidup
Sebatang Kara dan makan seadanya bahkan
Terkadang ia terpaksa berpuasa karena
tak punya makanan untuk ia makan
namun keajaiban terjadi tiba-tiba saja
ada tamu dari kampung seberang
mendatangi rumah si Pemuda tamu
tersebut
mengabarkan bahwa orang tua si Pemuda
menitipkan banyak harta warisan
kepadanya dan tamu itu berniat untuk
mengembalikan titipan harta warisan
kepada si Pemuda miskin
si Pemuda kaget bukan kepalang ia tak
menyangka akan mendapatkan warisan
sebanyak itu karena yang ia tahu orang
tuanya adalah orang yang miskin
berita tentang kekayaan si Pemuda pun
tersebar sampai ke pelosok Desa para
penduduk pun kagum dengan rumah barunya
si pemuda yang terlihat megah bisa
dikatakan di lingkungannya hanya si
pemuda yang rumahnya paling megah dan
tereng
kehidupan si Pemuda pun langsung berubah
drastis tentu saja banyak orang-orang
yang mendadak ingin berkawan dengannya
Entahlah apa yang ada di hati si pemuda
ini
bukannya memanfaatkan hartanya untuk
sedekah dan usaha ia malah hampir setiap
hari mengadakan pesta di rumahnya
karena tak mampu mengelola harta ia
akhirnya menjadi Hartawan yang boros
kemudian Jatuh Miskin benar saja hanya
dalam waktu singkat harta yang dimiliki
Pemuda tersebut telah habis tak tersisa
bahkan dirinya tak mampu lagi memberi
gaji kepada pembantunya sendiri
jangankan menyimpan uang rumah yang ia
tempati pun sudah ia jual Pemuda
tersebut benar-benar menjadi miskin dan
hidup Sebatang Kara tanpa seorangpun
yang mendampinginya
kawan-kawannya dulu yang setia menemani
ini mereka satu persatu meninggalkannya
si Pemuda mendetak stress dengan keadaan
ini ia merasa tak mampu menghadapi
kehidupannya yang seperti dulu saat ia
miskin
Pemuda tersebut lantas berniat menemui
Abu Nawas untuk meminta nasehatnya
esok paginya Ia pun pergi ke rumah Abu
Nawas
Tuan Abu Nawas keadaan saya saat ini
sangat terpuruk kata si Pemuda membuka
percakapan
Apa yang membuatmu demikian tanya Abu
Nawas
dulu waktu saya kaya raya banyak
orang-orang ingin menjadi kawan saya
tapi setelah hartaku habis satu persatu
mereka meninggalkanku saya betul-betul
tertekan dengan keadaan ini berilah
nasehat untukku wahai tuhan Abu Nawas
pintar si Pemuda
dengan entengnya Abu Nawas berkata
jangan khawatir segalanya pasti akan
kembali normal Tunggu saja beberapa hari
ini kau akan kembali tenang dan bahagia
tutur Abu Nawas
jadi saya akan segera kembali kaya Tuhan
Abu Nawas tanya pemuda itu girang
bukan begitu maksudku kau salah tafsir
maksudku dalam waktu yang tidak terlalu
lama kau akan terbiasa menjadi orang
yang miskin dan tidak mempunyai teman
jelas Abu Nawas kepada pemuda tersebut
kemudian Abu Nawas menasehati bahwa apa
yang
diterima dan dialami oleh pemuda
tersebut adalah akibat dari apa yang
dilakukannya sendiri
pesan dari kisah ini ketika kita sedang
diberikan harta yang berlimpah akan
lebih baik bila kita manfaatkan untuk
bersedekah dan membangun usaha sudah
manusiawi jika kita banyak harta maka
banyak orang-orang yang mau berkawan
dengan kita tapi ketika kita Jatuh
Miskin jangankan jadi kawan kita
berpandang ke rumahnya pun mereka seolah
enggan jadi saat kita mempunyai banyak
harta bijak bijaklah dalam mengelola
harta jangan terbujuk rayuan untuk
selalu berbuat hura-hura
Sekian dulu perjumpaan kita kali ini
sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya
Terima kasih yang sudah subscribe dan
setia menonton channel ini
wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Demikianlah Artikel: Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Cerita Abu Nawas Debat Abu Nawas Dan Ulama Sufi Tentang Kematian dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/04/cerita-abu-nawas-debat-abu-nawas-dan.html
Posting Komentar